🥬🥬BAB 11🥬🥬

30.6K 1.9K 3
                                    

Seperti yang dikatakan tadi, Zeta dan Rey sudah berada didalam supermarket. Mereka berada tempat daging dengan Rey yang mendorong troli. Zeta, perempuan itu tengah memilih-milih beberapa jenis daging.

"Rey, kamu ambil sayuran sama buah kesukaan tante Manda yah," ucap Zeta, Rey mengangguk dan pergi menuju rak sayuran dan buah.

Setelah melihat-lihat jenis daging, akhirnya Zeta menemukan daging yang pas untuk sotonya nanti. Perempuan itu segera menyusul Rey, trolinya lumayan penuh karena Rey sekalian belanja mingguan supaya mamanya tak perlu repot-repot untuk datang ke sini lagi.

"Udah semua kan?" tanya Rey, Zeta mengangguk mereka menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Zeta dan Rey keluar dari supermarket dengan masing-masing menenteng 2 kresek berukuran sedang. Mereka memasukan belanjaannya ke dalam mobil. Rey pamit untuk membuang sampah di tempat sampah yang letaknya tak jauh dari parkiran mobil.

Mata Zeta menyipit melihat Rey yang tengah berbicara dengan seorang wanita seumuran dengan Manda.

"Jangan tunjukkan muka busuk anda di hadapan saya."

Samar-samar Zeta dapat mendengar suara Rey, tangan lelaki itu juga terkepal kuat. Tak lama Rey kembali dengan wajah dinginnya, Zeta langsung masuk ke dalam mobil. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Zeta melihat jelas raut marah dari wajah Rey.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Zeta.

Rey mengangguk. "Apa yang ingin kau tanyakan?" Kata lelaki itu.

"Kamu tadi bertemu dengan siapa? dan kenapa kamu terlihat marah setelah bertemu dengan orang itu?" tanya Zeta beruntun.

Hening menyelimuti mereka selama beberapa saat, Zeta takut jika pertanyaanya menyinggung Rey. Sedangkan lelaki itu fokus menyetir, sampai akhirnya Rey memelankan laju mobilnya.

"Dia orang yang telah membuat mamah seperti ini. Kemarin dia datang mengacak-acak rumah dan juga dia mengancam mamah. Akibatnya depresi mama kambuh," terang Rey.

"Tante Manda dan dia bermusuhan?" tanya Zeta tak paham.

"Kejadian dulu yang membuat mereka seperti ini, aku sendiri kurang tau bagaimana kronologinya. Tau-tau mama depresi dan dia datang untuk menghancurkan mental mama," balas Rey.

"Apa ini yang mama bilang dan menyruh aku membantu tante Manda," batin Zeta.

"Selama ini aku mencari tau awal mereka bermusuhan, karena mama sama sekali tak mau menceritakan semua masalah hidupnya kepadaku." Ucap Rey.

"Aku akan bantu kamu." Ucap Zeta yakin, Rey tersenyum kepadanya. Bagi Zeta dengan mencari tau masalah Manda ia juga bisa mengorek lebih tentang kehidupan papa dan mamanya dulu.

***

Sementara di rumah, kini Manda dan twins tengah membaca buku cerita. Manda duduk di antara mereka, Manda sangat senang sekali atas kehadiran twins.

"Kalian sudah bisa membaca?" tanya Manda menatap Nathan dan Syika satu persatu.

"Ya, kita bisa membaca," jawab Syika.

"Di mana orang tua kalian?" tanya Manda pelan, perempuan paruh baya itu mendapati keanehan dari twins. Keadaan mereka sama sekali tak menujukkan kalau mereka berasal dari jalanan.

Syika menunduk dalam begitu juga dengan Natha Manda langsung merutuki dirinya karena telah menanyakan hal itu kepada mereka.

"Maafin nenek yah," ucap Manda dengan menggengam tangan mungil mereka.

Twins mendongak. "Tak apa-apa. Kita sayang nenek," ungkap twins dan langsung memeluk Manda dengan erat.

Manda membalas pelukan twins tak kalah erat, dirinya kesepian. Manda selalu merasa takut jika orang-orang di masa lalunya datang kembali. Sampai sekarang ia masih belum bercerita tentang apa yang dia alami kepada anak semata wayangnya itu. Tentu saja, Manda mempunyai alasan tersendiri untuk itu.

Mereka melepaskan pelukannya. "Kalian manggil Zeta dengan sebutan apa?" tanya Manda.

"Kakak," jawab mereka, tak mungkin mereka memanggil Zeta dengan sebutan mama. Zeta, masih terlalu muda untuk itu.

"Kakak Ze baik, dia mau lawat kita dan beliin baju kita. Kakak Ze kasih makan kita makanan yang enak," ucap Syika polos. Anak kecil itu juga sangat sayang dengan Zeta, apalagi wanita itu baik.

Hati Manda senang mendengarnya. "Lihatlah, anakmu baik sekali, Airin," batinnya.

Mereka melanjutkan bermainnya, sepertinya Rey dan Zeta sudah kembali dari supermarket. 1 jam kemudian bau soto mulai menyapu indra penciuman mereka. Langsung saja Manda menuntun twins untuk segera keluar dari dalam kamar.

"Wah baunya enak banget," ujar Manda mengejutkan 2 orang berbeda jenis kelamin yang masih berkutat dengan alat-alat dapur.

"Eh mama," ucap Rey lalu menghampiri Manda yang sudah duduk dimeja makan tak lupa ia melepaskan celemek yang semula melekat di tubuhnya.

Zeta datang dengan membawa mangkuk besar yang berisikan soto daging dan mmeletakkannya diatas meja. Zeta mencium Nathan dan Syika, entah mengapa bau wangi mereka membuat Zeta menjadi candu.

"Zeta, kamu ambilin twins piring kecil yah," titah Manda. Zeta mengangguk dan mengambil piring untuk twins.

Zeta menaruh nasi di piring mereka, Rey hanya diam sembari menunggu Zeta selesai. Manda tertegun melihat kebaikan Zeta, lihatlah perempuan itu belum duduk setelah memasak dan sekarang malah menyiapkan mereka nasi.

"Terima kasih, Zeta," ucap Manda. Dirinya sangat senang atas kehadiran Zeta.

Zeta tersenyum. "Sama-sama," balasnya tulus.

Mereka makan soto buatan Zeta, perempuan itu juga membuat es sirup. Tak henti-hentinya Manda memuji masakan Zeta yang sangat lezat. Twins dan Rey juga lahap makan, kalau seperti ini Zeta merasa senang karena masakannya disukai oleh mereka.

Melihat senyum Zeta membuat hati Rey menghangat. Siapa yang tak terpesona melihat wanita sebaik Zeta, heyy Rey juga lelaki normal.

Baby Twins From Billionaire [END]Where stories live. Discover now