Chapter 54 : Mess

Start from the beginning
                                    

Gabrielle palsu mengopang dahi dengan sebelah tangan, memijat pelipis, pusing. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan, dan kembali membuka ponselnya, di mana terdapat pesan dari Xuan yang ternyata diterimanya sejak satu jam yang lalu. Ia membaca setiap huruf dengan dahi mengernyit, Letizia hamil.

Gabrielle palsu mengacak-acak rambutnya frustrasi. Ia baru saja dibuat serangan jantung karena sepupu-sepupu Gabrielle, sekarang karena Xuan. Ia bahkan yakin sebentar lagi bosnya akan menelepon, karena pesan yang ia terima, diterima pula oleh Gabrielle. Dan benar saja, ponselnya langsung bergetar tidak lama kemudian. Sekali lagi, ia benar, Gabrielle-lah penelepon itu.

Pria tersebut menahan napas, lalu menjawab, "Ya, Tuan?"

"Change to plan B," desis Gabrielle dengan suara penuh amarah yang begitu mengerikan dari seberang sana.

***

La Villa de Fuoco | Guangzhou, China
02.27 AM.

"Lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan?" tanya Maria bingung setelah mendengar omelan Ace karena ia tidak mendapat informasi apa pun setelah memata-matai Letizia.

"Aku punya rencana—" ucapan Ace terpotong lantaran mendengar sedikit kegaduhan di luar. Ia dan Maria pun segera menghampiri, namun mengurungkan niat begitu melihat Gabrielle memasuki ruangan dengan langkah lebar nan kasar.

Ace dan seluruh mafioso langsung menunduk penuh hormat lantaran terkejut akan kedatangan sang bos, di mana seharusnya pria itu berada di Turin. Bahkan, mereka tidak mendapati informasi apa pun bahwa The Godfather of La Righello itu akan berkunjung.

"Tuan," panggil Ace agak bergetar masih menunduk karena Gabrielle belum juga mengodekan tangannya, memberi izin untuk bangkit. "Ada yang—"

"Jangan biarkan siapa pun tahu bahwa aku di sini!" bentak Gabrielle dengan suara keras yang membuat semua orang tersentak. Semua orang sedang ketakutan dan Gabrielle memperburuk dengan bentakannya. Ya, Gabrielle sangat jarang membentak, jadi tidak salah jika ketika pria tenang itu berkata dengan nada cukup tinggi, maka para Mafioso akan terlonjak dan bergetar.

Ace menelan saliva-nya susah payah. "Baik, Tuan," sahutnya. Ia merinding dan bertanya-tanya, kerasukan iblis apa lagi Gabrielle kali ini? Mengapa semarah itu? Ada apalagi sekarang? Apa yang bisa membuat Gabrielle semarah ini? Apa terjadi sesuatu terhadap Letizia? Jika ya, maka matilah Ace karena gadis itu adalah tanggung jawabnya.

Gabrielle mengerang, lalu membanting meja kaca di sana hingga pecah. Pikirannya hanya pada, Letizia hamil, hal ini di luar rencananya. Gabrielle sudah menahan diri mati-matian untuk tidak menyentuh Letizia, saat menyamar menjadi Jin, tapi ia lupa bahwa ia meniduri gadis itu sebelum mengusirnya. Gabrielle membanting vas bunga kaca di sana, apa pun yang ia lihat, ia banting. Berengsek, ia melupakan hal itu.

Ace merinding bukan main, ia masih setia membungkuk bersama orang-orangnya, meski bukan mustahil Gabrielle akan menjadikan mereka sebagai pelampiasan. "Apa terjadi sesuatu pada Nona—" ucapan Ace terputus karena Gabrielle langsung mencekiknya dan membanting tubuhnya ke dinding hingga terhimpit.

"Kau," desis Gabrielle mengeraskan rahang dengan napas memburu. "Bagaimana bisa kau tidak mengetahui kehamilannya?"

Ace seolah disambar petir tersentak dan merinding mendengar ucapan sang Bos. Ketakutannya semakin berlipat, siapa? Letizia hamil? Ah, benar, sebelum mengusirnya, gadis itu tidur di kamar Gabrielle dan tidak ada pengecekan kehamilan. Ace tersedak merasakan cekikan di lehernya kian menguat, hampir membuat paru-paru dan otaknya meledak.

Gabrielle tertawa layaknya iblis melihat Ace hampir mati dibuatnya. "Kau tidak pantas mati semudah ini," desisnya melepas kasar cekikan itu.

Gabrielle mengedarkan pandangan, menatap jijik bawahannya yang bergetar ketakutan menunduk padanya. "Keluar," usirnya. Ia menghembuskan napas berat, lalu menatap Ace yang dibantu bawahannya untuk berdiri. Ia bersumpah akan menghancurkan Xuan hingga ke setiap bagian kecil tubuhnya jika berani menyentuh Letizia dan anaknya.

***

Xuan Mingzhu's House | Guangzhou, China
09.00 AM.

Hanya dentingan alat makan terdengar, pikiran wanita cantik berwajah oriental kental itu hanya dipenuhi rencana untuk menghancurkan lawannya. Namun, aktivitas sederhananya itu diusik oleh salah seorang bawahannya.

"Nona Gabriels memanggil, Nona."

Xuan mengangkat sebelah alisnya. "Suruh dia menghadapku."

"Tapi Nona Gabriels tidak mau, Nona. Dia bilang—" ucapan pria itu tidak selesai karena Xuan langsung mendorongnya karena tidak berguna hanya untuk membujuk Letizia ke hadapannya.

Xuan pun melangkah ke arah lift, di mana ia harus pergi ke lantai dua untuk sampai di kamar Letizia. Hingga ia tiba, Letizia sedang duduk si atas kasurnya menatap datar Xuan. Ia mengangkat sebelah alis. "Apa yang kau inginkan?" tanya Xuan malas berlama-lama di sana.

Letizia hanya melirik bawahan Xuan, lalu menatap kembali wanita itu, sebagai tanda bahwa ini bersifat pribadi. Xuan pun mengodekan anak buahnya agar pergi dari sana, lalu mendekat pada Letizia.

Namun, Letizia langsung menamparnya tanpa ba-bi-bu, membuat Xuan refleks mengambil pistol di pinggangnya, tapi tidak ada. Ia menoleh pada Letizia yang mengangkat pistolnya ke atas sebagai tanda wanita itu tidak dapat melawan.

Letizia yang terbakar amarah langsung menarik blouse Xuan, lalu berbisik dengan nada berbahaya, "Kau bilang aku hamil, lalu mengapa aku datang bulan?"






#To be Continue


#190622 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now