DUA PULUH DELAPAN

Start from the beginning
                                    

"Kamu ada masalah? Mau cerita engga sama aku? Aku siap, kok, dengerin nya," tanya Alea.

"Gak ada, aku cuma lagi cape aja," ujar cowok itu  masih setia dipelukan Alea.

Alea semakin yakin jika cowok yang memeluknya ini sedang ada masalah. Nada bicaranya tidak bisa bohong. "Aku engga akan paksa kamu buat cerita, tapi asal kamu tau, aku akan selalu ada buat kamu. Aku siap dengerin semua keluh kesah kamu. Dan kamu harus sadar, kalau kamu punya rumah untuk singgah dan berbagi keluh kesah."

Ya Tuhan, lihat lah! Sebaik apa gadis yang bernama Alea Puteri ini. Bidadari berwujud manusia. Ah, salah. Sebab bidadari akan insecure pada kebaikan hati gadis kecil ini.

"Aku gak mau cerita apa-apa. Aku cuma mau kamu tetep disamping aku, jadi penenang buat aku," jawab Gabriel.

"Aku takut, Le. Takut suatu hari kamu tau tentang niat buruk dibalik pernikahan ini. Aku takut kamu pergi ninggalin aku, tapi aku juga takut Grey pergi. Aku harus apa, Le? Harus apa? Seandainya kamu tau yang sebenernya, aku yakin kamu pasti muak liat muka aku. Aku minta maaf, Le .... " Gabriel sangat sedih.

Gabriel dan Alea diam saja menikmati pelukan mereka. Angin rasanya iri melihat tingkah pasutri itu.

"Gak. Alea gya boleh pergi, gue harus nyari pendonor lain buat Grey. Alea yga pantes diperlakuin buruk. Dia istri gue. Gue harus bisa lindungin dia." Gabriel bertekad dalam hati.

"Takut tambah dewasa ~~~ "

Alea dan Gabriel langsung melepaskan pelukan mereka dan melihat ke arah asal suara itu. Disana, berdiri seorang perempuan dan laki-laki. Ya, si Caca dan Baska. Entah bagaimana mereka sampai ada didalam apartemen Gabriel tanpa sepengetahuan Gabriel.

"Gak liat, kok, gya liat, mata gue ditutupin Baska," ucap Caca yang jelas-jelas melihat adegan pelukan tadi.

Sedangkan Baska, cowok itu hanya diam melihat Alea yang sedang dipeluk oleh Gabriel tadi. "Emang asem sih Gabriel!" kesalnya dalam hati.

"Kalian mau ngapain?" tanya Gabriel pada ke dua manusia berbeda jenis itu.

"Mau minta diajarin Matematika sama Alea, eh malah ketemu dia sama temen-temen lo yang lainnya." Caca melirik Baska disampingnya.

"Kok, kalian tau pasword apartemen Gabriel?" tanya Alea pada Caca dan Baska.

"Temen aku udah tau pasword apartemen aku dari lama." bukannya Caca atau Baska yang menjawab, tapi Gabriel.

Alea hanya manggut-manggut mendengar nya.

"Cie aku kamu-an, makin rukun aja nih rumah tangga kalian," goda Caca ikut senang.

"Biasa aja kali," kata Baska agak jengah melihat tingkah Caca yang menurutnya kelewat lebay.

Plak!

"Anjir! Lo ngapa geplak tangan gue?!" Baska mengusap tangan sebelah kanannya yang terasa panas saat Caca mendaratkan geplakan khas seorang wanita. Bukan maen emang Caca.

"Lo yang kenapa?! Temen lo rumah tangga nya bahagia masa malah ngomong biasa aja. Harusnya lo --- Hmptt!"

"Bacot lo! Ayo ke depan." Baska menutup mulut Caca dan setelah itu ia membawa Caca pergi dari dapur.

DANGEROUS GABRIEL | Perjodohan (Complete) Where stories live. Discover now