O8. rasa yang tak seharusnya ada

1.1K 178 11
                                    

second lead; ft. yoshiho

"loh, pak kanemoto? bagaimana kau bisa ada di rumah mashiho?" jaehyuk terheran-heran begitu masuk ke dalam rumah mashiho untuk mengantarkan temannya yang sudah terlalu mabuk itu dan mendapati yoshi juga berada di sana.

"nanti kau minta mashiho saja yang jelaskan. sekarang katakan padaku, kenapa dia bisa mabuk begini?"

jaehyuk langsung gelagapan. "oh, itu, pak ... ehm, sebenarnya ...."

"kalian berdua habis pergi ke klub?"

tebakan yoshi yang tepat sasaran hanya bisa membuat jaehyuk tersenyum kikuk.

"kau tahu, 'kan, kalau kalian masih di bawah umur?"

tatapan yoshi yang tajam dan nada bicaranya yang terasa mengintimidasi, membuat jaehyuk serta-merta menundukkan kepala sambil mencicit pelan, "maaf, pak."

yoshi memilih untuk tidak mempermasalahkan lebih lanjutㅡsetidaknya untuk saat iniㅡdan menyuruh jaehyuk untuk pulang ke rumahnya karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul dua belas malam.

setelah itu, ia menggendong mashiho menuju kamarnya, diiringi oleh racauan tidak jelas yang sesekali tergumam dari mulut pemuda takata itu.

"ini semua gara-gara bapak."

pergerakan tangan yoshi yang sedang menarik selimut untuk menyelimuti tubuh mungil mashiho seketika terhenti. diliriknya pemuda yang kini tengah berbicara tidak jelas dengan kedua mata terpejam dan dahinya yang berkerut.

"kenapa kau membuatku seperti ini? memangnya kau siapa bisa membuatku merasa seperti orang bodoh?!"

"apa maksudmu?"

"kalau kau memang benar-benar menyayangi kakakku, kenapa kau bersikap seperti itu padaku ...," ucap mashiho lirih, sesekali terisak pelan karena menahan perasaan yang membuncah dalam dadanya.

yoshi tertegun. mendadak rasa penyesalan menghinggapi dirinya.

ia sangat ingin mengatakan hal yang sebenarnya pada mashiho, sesuatu yang belum diketahui oleh pemuda itu tentang karina, tetapi yoshi hanya takut.

takut bahwa akan ada orang yang tersakiti bila ia mengungkapkan hal tersebut.




























"hei! kenapa kau tidak bilang kalau pak kanemoto tinggal bersamamu?" tanya jaehyuk dengan nada menginterogasi, tepat setelah mashiho baru saja tiba di kelas.

"aPA?! kau tinggal dengan pak kanemoto?!" dengan mata yang membulat sempurna, junkyu berseru cukup nyaring, membuat mashiho ingin meninjunya sekarang juga. sebab, teriakannya barusan bisa saja mengundang perhatian orang lain dan mashiho sangat membenci hal itu.

ia tidak ingin menjadi objek bagi teman-teman sekelasnya yang suka memancing gosip aneh-aneh, apalagi setelah mereka mengetahui fakta bahwa ada seorang murid yang tinggal bersama gurunya.

"tidak terjadi apa-apa dengan kalian, 'kan, semalam?"

mashiho melirik tajam ke arah jaehyuk, tepat setelah pemuda yoon itu melayangkan pertanyaan yang menurutnya sedikit ambigu.

"apa maksudmu?!"

"tidak, aku takut pak kanemoto akan memarahimu. dia terlihat sedikit menyeramkan kemarin," cicit jaehyuk.

"dia tidak mengatakan apa-apa padaku," jawab mashiho seadanya.

"benar juga. dia pasti sudah kewalahan menghadapi dirimu yang terus saja meracau tidak jelas."

mashiho menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "sejujurnya, aku tidak ingat apa saja yang kukatakan semalam."

semoga bukan hal aneh, batinnya ragu.




























mashiho sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran hari ini. sedari tadi kepalanya terasa pening ditambah perutnya yang sedikit mualㅡmungkin efek kemarin malam.

karena sudah tidak tahan lagi, ia pun memutuskan untuk meminta izin pada guru yang sedang mengajar di depan untuk pergi ke ruang kesehatan.

namun, sepertinya itu adalah keputusan yang kurang tepat karena di dalam ruang kesehatan, ia malah mendapati yoshi yang sedang berbaring di salah satu ranjang, dengan tangan kanan yang ia gunakan sebagai bantalan kepala.

padahal mashiho ingin menghindari pemuda itu hari ini, setidaknya selama di sekolah.

ia berniat untuk kembali ke kelas, tetapi karena kondisi badannya yang terlalu lemas, akhirnya dengan berat hati ia membaringkan dirinya di ranjang sebelah yoshi.

"kau sakit?" tanya yoshi. kedua matanya yang tadi sempat terpejam, kini terbuka karena menyadari kehadiran seseorang di ranjang sebelahnya.

"hanya sedikit pusing," jawab mashiho seadanya.

"mau minum obat?"

"tidak perlu."

yoshi memilih untuk tidak berbicara lebih lanjut dan membiarkan mashiho beristirahat, tetapi di luar dugaan, pemuda mungil itu memanggilnya.

"pak."

"ya?"

"itu ... apakah kemarin aku mengatakan sesuatu hal yang aneh?"

yoshi terdiam sejenak sebelum kemudian memutuskan untuk menjawab, "tidak."

"ah, benarkah? syukurlah," sahut mashiho pelan.

"maaf."

mashiho menoleh dengan dahi berkerut. "untuk?"

yoshi membasahi bibirnya sendiri karena bingung bagaimana ia harus mengatakannya.

"untuk ... sikapku selama ini. maaf karena telah membuatmu bingung."

tidak bisa dipungkiri, perkataan yoshi barusan membuat hati mashiho berdenyut.

"haha ... apa-apaan itu? kata-katamu seakan menyiratkan kalau kau telah melakukan kesalahan selama ini."

yoshi mendudukkan dirinya kemudian menatap lekat ke arah pemuda mungil yang kini juga tengah menatapnya, tetapi masih dalam posisi berbaring.

"kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya mashiho karena mendapati yang lebih tua kini menatapnya dengan sorot mata bersalah. "kau sendiri yang berkata, bukan, kalau perasaanku ini tidak salah?"

"maaf, tapi ... aku tidak bisa menyakiti kakakmu," ucapnya, jauh lebih lirih dibandingkan sebelumnya.

"jadi kalau aku tidak apa-apa, begitu?" potong mashiho cepat. nada bicaranya sarat akan kekecewaan.

"bukan begiㅡ"

"sudahlah, aku mengerti." mashiho bangkit dari posisi tidurnya. "tenang saja, aku orang yang paling tidak ingin membuat kakakku sedih."

"mashiho, dengarkan dulu penjelaㅡ"

belum selesai yoshi mengucapkan kalimatnya, pemuda takata itu telah lebih dulu turun dari ranjangnya dan berjalan keluar dari ruang kesehatan. langkahnya terarah cepat menuju toilet sekolah dengan kedua mata yang mulai memanas.

mashiho tahu ia salah. sejak awal, yoshi memang berstatus sebagai kekasih sang kakak dan ia tidak punya hak untuk menyukai pemuda yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya itu.

namun, entahlah. ia hanya merasa tidak adil atas perlakuan yoshi yang berhasil membuat perasaannya terombang-ambing seperti ini.

[]


kenapa aku gregetan sendiri sama sikap yoshi di sini asdjsksjsj T_T

second lead; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang