17. rasa bersalah

977 161 13
                                    

second lead; ft. yoshiho

"kau benar tidak apa, 'kan? jihoon tidak berbuat macam-macam padamu, 'kan?"

mashiho tidak bisa menahan senyumnya melihat sikap yoshi yang begitu over-protektif saat ini. seperti seorang ibu yang tengah khawatir dan memastikan bahwa anak semata wayangnya tidak mengalami lecet sedikit pun.

setelah mashiho naik ke mobil yoshi tadi, terhitung sudah tiga kali pemuda kanemoto itu menanyakan hal yang sama.

"sudah kubilang aku baik-baik saja, pakㅡ eh, kak," ralat mashiho cepat, sedikit memelankan suaranya di akhir karena masih belum terbiasa dengan panggilan itu.

"syukurlah. tapi, bagaimana kau bisa bertemu dengannya?"

"entah."

mashiho juga tidak tahu, apakah pertemuannya dengan jihoon hanyalah suatu kebetulan atau memang pemuda itu sudah mengenalinya sejak awal.

"tapi, jujur saja dia tidak seburuk anggapanku selama ini," aku mashiho.

yoshi terdiam, kemudian menjawab datar, "ya, dia memang teman yang baik. kalau saja tidak melakukan kesalahan itu."

"apakah kau tidak ada keinginan untuk memperbaiki hubunganmu dengannya? kelihatannya dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya," ucap mashiho ragu-ragu, takut kalau perkataannya barusan menyinggung perasaan yoshi.

namun, pemuda kanemoto itu hanya melirik sekilas ke arah mashiho dengan senyum yang terlihat menyimpan banyak luka di baliknya.

"tidak semudah itu, mashi."

mashiho mengangguk-angguk mengerti. "tentu saja. itu adalah hal yang wajar. maafkan aku."

melihat mashiho yang sedikit murung karena menyesali perkataannya membuat tangan yoshi terulur untuk mengacak-acak surai hitamnya.

"kenapa kau yang meminta maaf, hm?"

"ih, berantakan, kak!"

yoshi terkekeh ketika sudut matanya menangkap sosok pemuda mungil yang kini tengah merengut sembari merapikan rambutnya.

"gemas sekali. kesayangannya siapa, sih?"

"sudah, lihat depan, kak! nanti tabrakan!" seru mashiho, berusaha menutupi fakta bahwa wajahnya tengah memanas akibat perkataan cheesy dari yoshi barusan.

yoshi tak bisa berhenti tersenyum. sejenak, ia berhasil melupakan apa yang telah mengganjal dalam pikirannya hari ini.

"kak."

yoshi berdehem panjang, masih dengan senyum cerah yang merekah di bibir tipisnya, sebelum kemudian luntur begitu saja sepersekian detik setelah mashiho melanjutkan kalimatnya.

"aku ingin tahu, apa yang terjadi dengan kak karina. tolong ceritakan padaku, semuanya."

























"kenapa kau membawaku ke tempat ini?" tanya mashiho ketika yoshi memberhentikan mobilnya di depan gedung yang merupakan klinik psikiatri dan membawanya ke salah satu ruangan tanpa berbicara lebih lanjut.

"yoshinori?"

seorang pemuda yang tak mashiho kenal tersenyum ramah ketika melihat kehadiran yoshi.

"sudah lama, ya, kak. bagaimana kabarmu?" tanya yoshi, tersenyum tipis pada pemuda yang dahulu pernah menjadi psikiaternya, kim seunghun.

second lead; yoshiho [✓]Where stories live. Discover now