O2. perasaan asing

1.3K 238 7
                                    

second lead; ft. yoshiho

please kindly tap the '☆' button and leave your comments if you like this story, thank u <3

hari ini mashiho kembali berada di ruangan yoshi karena beberapa waktu lalu ia hampir membakar laboratoriun akibat menjahili junkyu saat praktikum.

"kenapa kau selalu berbuat onar saat pelajaranku? sebegitu inginnya dipanggil ke ruangan ini?"

pertanyaan sang guru barusan hampir membuat mashiho tersedak ludahnya sendiri. "haㅡ haha! apa saya tidak salah dengar? wahh, sepertinya tingkat kepercayaan diri bapak tinggi sekali, ya?"

"kalau begitu, berhentilah bersikap seperti anak kecil."

apa? seperti anak kecil katanya? mashiho rasanya ingin meninju wajah sang guru detik itu juga.

"kemarikan tanganmu."

"u-untuk apa?"

tanpa menunggu persetujuan mashiho, yoshi telah lebih dulu menarik tangan mungil muridnya itu. "lihat, kau terluka."

mashiho bungkam. ia saja tidak sadar kalau tangannya terluka karena kejadian tadi, bagaimana pemuda itu bisa menyadarinya?

yoshi mengambil kotak obat di laci mejanya lalu dengan telaten mengobati luka di tangan mashiho.

"akhㅡ!" rintih pemuda mungil itu tanpa sadar begitu yoshi mengoleskan salep pada luka bakarnya.

"sakit?" yoshi bertanya dengan lembut sembari menatap lurus ke dalam manik pemuda di hadapannya itu.

sementara itu, mashiho yang kikuk karena ditatap dalam jarak dekat seperti ini, memilih untuk membuang mukanya ke arah lain tanpa berniat menjawab pertanyaan dari sang guru.

keheningan sempat tercipta di antara keduanya selama beberapa saat hingga mashiho membuka suara terlebih dahulu.

"pak."

"hm?"

"apa yang bapak inginkan dari kakak saya?"

pergerakan tangan yoshi terhenti, kedua netranya beralih menatap mashiho lekat. "kenapa kau bertanya seperti itu? seakan-akan aku punya maksud tertentu pada kakakmu."

"memang benar, bukan?"

"atas dasar apa kau berpikir seperti itu? kau bahkan belum mengenalku secara dekat."

skakmat.























"aku akan mengantarmu."

"sudah saya bilang tidak usah, pak."

penahanan hari ini ternyata berlangsung lebih lama dari kemarin. bukan hanya menulis surat permintaan maaf seperti yang sudah-sudah, kali ini yoshi bahkan mencekoki berbagai materi biologi dan memaksanya untuk mengerjakan puluhan soal yang membuat kepala mashiho ingin pecah saja rasanya.

waktu sudah hampir menunjukkan pukul sembilan malam, karena itu yoshi mengambil inisiatif untuk mengantarkan mashiho, meskipun terus ditolak oleh muridnya itu.

"ini sudah malam, bahaya kalau berjalan sendirian."

mashiho memutar bola matanya. "please, deh, pak. saya laki-laki, bukan perempuan."

"aku ingin menemui kakakmu sebentar."

perkataan yoshi barusan membuat mashiho tidak bisa membantah lagi. akhirnya ia membiarkannya begitu saja, bahkan ketika yoshi menarik tangannya menuju parkiran.

sepanjang jalan, tak ada yang berniat membuka percakapan di antara keduanya sehingga suasana canggung cukup terasa di dalam mobil ini.

entahlah, mood mashiho tiba-tiba saja menurun drastis usai percakapan terakhir mereka tadi.

"kedinginan?"

setelah sekian lama saling membisu, akhirnya yoshi membuka suara lebih dahulu.

"tidak," jawab mashiho datar tanpa mengalihkan pandangannya yang terarah pada kaca jendela.

"benarkah? tapi kenapa sedari tadi kau terus menggosokkan tanganmu?"

ugh, tolong lah! tidak bisakah yoshi berhenti bersikap sok peduli padanya?

ciit

yoshi mendadak menepikan mobilnya, membuat mashiho mau tidak mau menatap pemuda di sampingnya itu dengan pandangan heran.

sesaat setelahnya, yang lebih tua mencondongkan tubuhnya ke arah jok belakang untuk mengambil jaketnya. hal ini menyebabkan darah mashiho berdesir lebih cepat karena jarak wajah yoshi yang begitu dekat dengannya sekarang.

"pakailah."

mashiho terdiam beberapa saat sambil memandangi jaket yang baru saja disodorkan oleh yoshi, sebelum kemudian memakainya dengan perasaan tidak karuan.

[]

maaf pendek ;_;

second lead; yoshiho [✓]Where stories live. Discover now