O4. hujan di malam itu

1.3K 216 19
                                    

second lead; ft. yoshiho

makasih banyak buat kalian yang mau vote apalagi komen <3

"bolehkah aku tidur di sini?"

hening beberapa saat setelah kalimat itu keluar dari mulut mashiho.

jujur, yoshi cukup terkejut mendengar permintaan mashiho barusan. ia hanya tidak menyangka mashiho akan mengatakan hal itu, mengingat pemuda itu terlihat begitu membencinya.

di sisi lain, mashiho sudah ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa saja saking malunya. apalagi yoshi tak kunjung memberinya jawaban.

"ahaha ... sepertinya permintaanku terlalu aneh, ya? kalau begitu, abaikan saㅡ"

"kemarilah."

kepala mashiho yang semula tertunduk guna menyembunyikan rasa malunya, sontak terangkat dengan senyum tertahan, terlebih ketika melihat yoshi menggeser tubuhnya dan menyisakan ruang kosong untuk dirinya.

mashiho pun berjalan perlahan, masuk ke dalam kamar yang lebih tua kemudian merebahkan dirinya di ranjang dengan gugup.

ia tidak tahu mengapa dirinya merasa segugup ini dan rasa gerah sekonyong-konyong melingkupinya di tengah dinginnya hujan pada malam hari seperti sekarang.

"kau punya phobia?"

suara bariton milik yoshi yang menyapa telinga kanannya seketika membuyarkan lamunan mashiho.

"uhm, tidak separah itu, sepertinya." mashiho menjawab ragu, mengulum bibirnya sekilas.

"ada kejadian yang membuatmu trauma?" tanya yoshi lagi, seolah tidak membiarkan kecanggungan menyelimuti mereka.

mashiho terdiam. bayang-bayang peristiwa masa lalu yang menjadi mimpi buruk, kembali memenuhi memorinya.

kala itu hujan deras dan mashiho kecil sedang terlelap seorang diri di balik selimut karena kedua orangtuanya sedang pergi ke suatu tempat. semuanya begitu tenang hingga dering telepon rumah terdengar berulang kali dan mashiho tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya begitu mendengar berita tentang kematian dua orang yang sangat disayanginya itu.

semuanya bagaikan mimpi bagi mashiho. terlalu samar dan terasa tidak nyata, seolah dirinya tengah menyaksikan rentetan peristiwa yang terjadi dalam suatu pertunjukan.

namun sayang, ketika ia terbangun pun, skenario drama itu tak pernah berubah hingga sekarang.

"aku tidak begitu ingat," kilah mashiho, memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "sejak kecil, aku hanya takut kalau tidur sendiri jika sedang hujan deras."

yoshi mengangguk-angguk sekilas dengan pandangan yang masih terarah ke langit-langit kamar.

"kenapa? kau akan menertawakanku?" lanjut mashiho, melirik tajam ke arah yoshi. ia bahkan sudah tidak menggunakan embel-embel 'pak' pada ucapannya.

yoshi tertawa kecil. "tenang saja, aku bukan orang seperti itu."

mashiho mencebik. "oh, ya? aku tidak percaㅡ"

ctarrr!!

"aAAAㅡ!"

deg!

sepersekian detik, keduanya sama-sama mematung. yoshi jelas terkesiap mendapati pemuda mungil yang berada di sampingnya tiba-tiba mendekapnya erat seperti saat ini.

di sisi lain, mashiho juga tak kalah kaget. ketakutannya pada bunyi geledek barusan membuatnya reflek memeluk yoshi begitu saja.

anehnya, tak satu pun dari mereka yang mencoba bergerak atau melepaskan posisi ini. entah karena masih berusaha memproses kejadian tak terduga itu, atau ada hal lain yang menahan pergerakan keduanya.

second lead; yoshiho [✓]Where stories live. Discover now