"Si jelek." Kekeh Gus Ilham.

flashback

"Kita di mana Kakek?" Ujar anak kecil yang memakai kepang dua

"Ini namanya pesantren" jawab Kakek Ismail.

"Mau ngapain ke sini?"

"Kamu kan mau belajar mengaji jadi kakek bawa ke sini"

"Mengaji itu apa Kakek?"

"Mengaji itu mempelajari Al Qur'an. Yang seperti Kakek baca di rumah."

"Oh, gitu ya kakek"

"Iya, yasudah ayo masuk" ajak Kakek Ismail memegang satu tangan cucunya.

Di perjalanan Aisyah terus mengedarkan matanya menatap seluruh pesantren yang nampak begitu luas. Hingga matanya menatap sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Jambu." gumam Aisyah kecil. Mungkin umurnya berkisar 5 tahun lah.

"Kakek Aisyah boleh ke sana kan?" Tanya  Aisyah.

"Kita ketemu teman kakek dulu yah?"

Aisyah kecil menggeleng. "Nanti aja"

"Jangan yah, sebentar lagi kita sampai kok"

Aisyah mendengus, terpaksa menurut saja. Sampai akhirnya mereka sampai di ndalem tempat tinggal Kyai Ibrahim sahabat dari Kakek Ismail.

"Assalamualaikum" salam kakek Ismail masuk ke dalam, menghampiri sahabatnya yang sudah menunggu di ruang tamu sampai- sampai melupakan Aisyah yang terlepas dari genggamannya.

Mendapat kebebasan, akhirnya gadis kecil itu berlari ke tempat yang membuat air liurnya ingin menetes-netes.

"Jambu!" Pekik Aisyah kecil dengan mata yang berbinar kegirangan, melihat banyak sekali buah dari pohon jambu biji di hadapannya.

Aisyah tersenyum licik, gadis itu menatap sekeliling melihat situasi sebelum memulai aksinya.

"Yes! Nggak ada orang" Dengan kaki kecil pendek nan lincah itu berhasil memanjat pohon jambu yang cukup tinggi dari postur tubuh nya yang kecil.

"Pencuri!" Teriak seorang anak laki-laki yang berada di bawah pohon.

"Turun!"

"Ngga mau! Aisyah bukan pencuri enak aja" sewot Aisyah, dengan santainya gadis itu masih sibuk memilih buah yang dia akan petik.

"Kalo bukan mencuri terus kamu sedang apa di pohonjambu milik saya?" Tanyanya penuh emosi.

"Buta yah matanya!? Yah ambil jambu lah!"

"Memangnya itu punya kamu?!"

Aisyah langsung diam tak bergeming, gadis kecil itu menunduk kebawa melihat siapa sih yang sedari tadi memarahinya.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now