bagian 55

221K 20.4K 11.6K
                                    

Tandai kalo masih ada typo

Komen di setiap partnya ✌️

Jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya

Selamat membaca.
🦩

Aisyah turun kebawah dengan berbalut pakaian syar'i di tambah cadar yang menutupi wajahnya.

"Gus Ilham" panggil Aisyah.

"Ini istrinya?" Tanya ustadz Abraham melihat Aisyah dari atas sampai bawah, terlihat sangat berbeda dengan yang tadi pagi.

Gus Ilham mengganguk, melempar kembali bantal sofa ke arah ustadz Abraham, karena berani sekali menatap istrinya seperti itu, tanpa berkedip sekali pun.

"Mau minum apa ustadz?" Tawar Aisyah berusaha tidak gugup.

"Buatkan dia kopi" ucap Gus Ilham yang membalas. Aisyah mengganguk dan beranjak dari sana.

Saat Aisyah telah enyah dari  balik tembok, Gus Ilham melirik menatap ustadz Abraham yang masih tercegang.

"Kenapa?" Sahut Gus Ilham.

"Perasaan ngga ada santri yang pakai cadar, tapi kok istri kamu"

"Biar kamu nggak liat wajahnya" sela Gus Ilham.

"Emang dia cantik?"

"Banget."

Ustadz Abraham mengenderkan matanya ke seluruh rumah Gus Ilham mencari sesuatu.

Hal itu membuat Gus Ilham mengerutkan keningnya "Ngapain?"

"Cari foto pernikahan kalian. Tapi kenapa tidak ada, apa memang sengaja tidak di pasang"

Gus Ilham mengenderkan matanya juga ke segala sudut rumah nya, memang sih tidak ada fotonya dan Aisyah yang terpajang.

Gus Ilham merogoh saku bajunya mengambil hp milik nya, dan mulai mengetik sesuatu di ponselnya.

"Baru di cetak" ucap Gus Ilham kembali menyimpan hpnya.

"Pesan apaan?"

"Foto pernikahan"

Ustadz Abraham membelalak "Lah! Baru mau pesan toh?"

"Hm"

Ustadz Abraham menghela nafas berat, entahlah Bagaimana jalan pikiran temannya ini.

Lima menit berlalu kedua pria itu mengobrol, datanglah Aisyah membawa dua cangkir gelas berisi satu kopi dan juga satu teh.

"Silahkan di minum" ucap Aisyah meletakkan nampan berisi minuman dan juga cemilan ringan.

"Gus Ilham, Aisyah izin ke ndalem"

Gus Ilham tersenyum simpul dan Mengangguk "Iya" ucapnya lembut, hal itu mampu membuat ustadz Abraham semakin tercegoh, fenomena langka sekali ini, Gus Ilham ini berbicara begitu lembut.

"Saya pamit ustadz, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab keduanya.

"Ngga usah liatin terus" ucap Gus Ilham menatap tajam ustadz Abraham.

"Btw, ustadz Fahri-"

"Ngga usah sebut nama dia!" Sentak Gus Ilham.

"Lah kenapa lagi?"

"Habiskan kopi anda, lalu pulang" ujar Gus Ilham tanpa basa-basi.

"Emang sinting, Gus galak!"

"Pulang!"

***

Malam harinya Aisyah duduk di meja belajarnya menatap kertas di depannya, kertas berisi catatan ceramah yang sudah Aisyah buat dalam tiga bahasa.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang