bagian 45

229K 19.9K 1.8K
                                    

Tandai kalo masih ada typo.

Yuk absen kalian tinggal di kota mana aja👉

"Tugasmu hanya mengangkat tangan sisanya biar Allah yang turun tangan"

Selamat membaca.
🦩

Pagi harinya biasanya orang orang mengawali dengan penuh semangat keceriaan. Berbeda dengan gadis satu ini. Ya, siapa lagi kalau bukan Aisyah, gadis malang itu harus putus sekolah karena di keluarkan dari pesantren.

Sepagi ini Aisyah sudah berada di balkon rumah nya, pandangannya lurus kedepan, begitu kosong.

Dalam diamnya Ia berandai belum menikah atau tidak menikah dengan Gus Ilham. Saat ia di keluarkan dari sekolah, mungkin saja orang tuanya akan memasukkan ke sekolah baru. Namun situasi ini berbeda, suaminya sendiri yang mengeluarkannya dari sekolah.

"B-bunda, papa. Jemput Asya.." gumam Aisyah tersedu-sedu.

"Aisyah nggak mau disini," ucap Aisyah.

"Masuk!" Suara berat berasal dari arah belakang Aisyah.

Aisyah berbalik ke arah suaminya, ia menatap memelas kearah Gus Ilham. "A-aisyah masih mau sekolah Gus Ilham.." ucap Aisyah sesegukan.

"Masuk!"

Aisyah melangkah dan bersimpuh di hadapan suaminya "Aisyah janji bakalan berubah, tapi beri Aisyah kesempatan kedua."

"Masuk atau saya tutupkan kamu pintu," ancam Gus Ilham tanpa menggubris Aisyah yang terus bermohon.

"Mau sekolah," gumam Aisyah pilu.

"Jangan menangis seperti itu, kamu mengira saya akan iba, Melihat kamu nangis seperti itu, hm?"

"Kenapa Gus Ilham jahat?" Tanya Aisyah menatap suaminya.

"Menangis darah pun kamu, saya tidak akan pernah merubah keputusan itu," ucapnya tajak. "Masuk! Ini peringatan terakhir!" Ucapnya dingin.

Aisyah semakin histeris, kenapa suaminya begitu jahat padanya. Aisyah sudah berusaha jadi istri yang baik tapi kenapa Gus Ilham selalu menutup mata melihat itu, dimana kekurangan Aisyah.

Selama dikeluarkan dari pesantren,  Aisyah tidak pernah berhenti menangis. Wajahnya  bahkan sampai pucat karena tak pernah makan. Setiap harinya selalu dipenuhi air mata, meratapi nasibnya. Suaminya sendiri tidak pernah menghiraukannya.

Seperti saat ini, Gus Ilham sedang berada di kamarnya. Aisyah mendekat ke arahnya.

"Aisyah mohon Gus, jangan keluarkan Aisyah. Aisyah juga siap terima hukuman apapun atas kesalahan Aisyah, tapi tolong jangan keluarkan Aisyah," ucap Aisyah. Sedangkan Gus Ilham berlalu pergi begitu saja.

Gus Ilham benar-benar menutup kedua telinganya, tangisan dan permohonan Aisyah, seakan menjadi angin lalu baginya setiap Aisyah berada di dekatnya.

Prinsip Gus Ilham tidak pernah berubah, ia selalu tidak akan segan-segan untuk menghukum santri nya jika melanggar peraturan pesantren.

peraturan di buat untuk di langgar bukan?

***

Di sisi lain berita Aisyah yang di keluarkan dari pesantren kini menjadi buah bibir hampir seluruh santri.

Luzi, gadis satu ini sudah heboh membawa kabar buruk ini kepada teman asramanya alis sahabat Aisyah.

"Luna! Fatia!" Panggil Luzi dari koridor pesantren.

"Woi berhenti!" Pekik Luzi mengejar teman asramanya itu.

"Kenapa?" Tanya Fatia menoleh.

"Saya punya gosip terbaru!" ujar Luzi telah sampai di hadapan keduanya.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang