bagian 43

238K 18.9K 2.5K
                                    

Tandai kalo ada typo (revisi)

Selamat membaca.
🦩

Suasana di koridor sekolah sedang ricuh hanya karena tiga orang santri ini. Aisyah, Fatia dan Luna, seakan sudah lima juta tahun lamanya tidak bertemu membuat pertemuan pertama mereka seheboh ini. Padahal jika dihitung mereka tidak bertemu hanya tiga hari saja.

"Aaaaa Aisyah!!" Pekik dari Fatia memeluk Aisyah dari depan.

"Aisyahhhh!" Luna pun datang menyerang dari arah belakang Aisyah.

Bruk! Gepeng sudah tubuh Aisyah berada diantara dua sumo ini.

"ADUH FATIA! LUNA! SAYA NGGAK BISA NAFAS!" pekik Aisyah tak kalah kerasnya.

"tolong!" Teriak Aisyah

"Tolong siapa pun! Saya mau di bunuh sama dua manusia ini!"

"Tolo--mhhh!"

Fatia mendekap mulut Aisyah agar tidak berteriak lagi. Ia dan Luna membawa gadis itu masuk ke dalam kelas setelah merasa malu jadi bahan tontonan orang lain

"Huek! Tangan kamu bau banget!

"Oh iya baru ingat tadi bokel lupa cuci tangan!" Ucap Fatia tanpa dosa.

"Ish jorok!"

Luna lantas mengangkat tubuh Aisyah. "Aisyah! Aisyah!" Aisyah!"

Aisyah sampai tersentak ketika di angkat seperti seorang anak kecil oleh Luna. Tidak di ragukan lagi, kekuatan sahabatnya yang satu ini.

"Turunin!" Titah Aisyah memukul kepala Luna.

Aisyah menatap tajam mereka berdua secara bergantian, detik berikutnya Aisyah merangkul kedua sahabatnya itu sampai Fatia dan Luna membungkuk kesakitan.

"Aaaa! Lepasin!"

"Sakit Wee!"

"Assalamualaikum!" salam salah satu santri yang berada diambang pintu.

"Waalaikumsalam!" jawab Feby selaku ketua kelas.

"Afwan ukhti, yang bernama Aisyah Aqilah tolong keruang bendahara," setelah mengatakan itulah, santri tersebut mengucap salam sebelum melesat pergi.

Aisyah terdiam memikirkan mengapa dirinya di panggil ke ruangan bendahara. Biasanya kan di panggil nya ruangan Gus Ilham atau ustazah Arafah. Itu pun kalau ia melakukan suatu pelanggan. Sedangkan sampai pagi ini Aisyah belum pernah melakukan satu pelanggan pun.

"Kalau begitu saya pergi dulu," ucap Aisyah.

***

Aisyah berdiri di depan pintu ruangan bendahara yang berwarna putih.

Tok tok tok

"Assalamualaikum!" salam Aisyah salam Aisyah mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam! silahkan masuk," sahut seseorang dari dalam sana.

Aisyah pun masuk ke dalam sana di sambut senyum ramah dari seorang wanita, panggil saja ia ibu Ayu, bendahara pesantren ini.

"Aisyah aqilah?" Tanyanya.

"Na'am, buk." jawab Aisyah.

"Silahkan duduk," ucapnya mempersilahkan Aisyah duduk dihadapannya.

Ibu Ayu mengambil sebuah ampok di dalam lacinya dan memberikan pada Aisyah. Sedangkan menatap bingung amplop.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang