bagian 15

230K 20K 458
                                    

Selamat membaca.
🦩


Sudah hampir terhitung lima belas kali Aisyah melihat jam ditangannya. Sebentar lagi hujan akan turun, namun bel pulang belum berbunyi juga. Aisyah dilema memikirkan jemuran nya, belum diangkat.

"Lama banget sih," gumam Aisyah dengan wajah gusurnya.

Fatia dan Luna menatap Aisyah dengan wajah bingung. Tumben sekali sahabatnya itu diam saja.

"Tanya aja," bisik Luna pada Fatia.

Fatia menghampiri Aisyah ke bangkunya "Kenapa Syah, diam aja dari tadi?"

"Mau hujan, cucian ku belum diangkat, takutnya nggak kesampaian ke rumah sebelah hujan. Mana bel sekolah lama banget."

"Oh gitu. Sabar aja, bentar lagi bunyi kok,"

Kringgg....

Akhirnya bunyi juga bel itu.

Aisyah bernafas lega, segera ia mengemasi barang-barangnya. "Kalau begitu saya duluan ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Aisyah lantas bergegas pulang, ia berlari tergesa-gesa di koridor sekolah yang dipenuhi banyak santri yang hendak pulang juga.

"Permisi yah!"

"Eh kalo jalan liat liat dong!" Seru salah satu santri yang Aisyah tabrak.

"Afwan! Permisi!"

"Permisi! Permisi!"

"Permisi!

Aisyah telah menepati rintangan pertamanya. Sekarang ia harus melewati rintangan kedua, yaitu perjalanan pulang yang cukup jauh, belum lagi hujan mulai turun.

"Gus Ilham!" Teriak Aisyah memanggil suaminya yang melepas pergi meninggalkan Aisyah.

"Ya, kok di tinggalin sih, mana mau hujan lagi," Aisyah menghela nafas, ia mengangkat tas keatas kepalanya dan mulai berlari melewati hujan rintik-rintik.

****


Sesampainya di rumah nya Aisyah lantas bergegas kearah belakang rumahnya tempat jemuran pakaiannya.

Sedangkan Gus Ilham, baru saja mengganti pakaiannya dan turun kebawah melihat setumpuk baju berjalan sendiri membuat nya terkejut.

"Ini dimana ya?" Ucap Aisyah yang tenggelam dalam setumpuk pakaian.

"Aisyah,"

"Gus Ilham?"

Gus Ilham tertawa kecil melihat Aisyah yang kesusahan mengangkat pakaian itu semua sendiri. Tubuh yang kecil itu kelihatan seperti monster pakaian.

"Gus Ilham tolong Aisyah!" Ucap Aisyah Gus Ilham tertawa sejenak ia kemudian mengangkat sebagai pakaian itu.

Aisyah menghela nafas panjang, akhirnya ia terbebas dari tumpukan pakaian ini.

"Mau di taro dimana?" Tanya Gus Ilham.

"Taro di depan sana, Aisyah mau langsung lipat,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang