42. Menuju kelahiran babby Twins

83K 13.5K 5K
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya meninggalkan vote atau memberi satu huruf komen.

Yang gak sabar menyambut kelahiran baby botak angkat pantat🏋️

Saranin happy nya dong untuk tiap part nanti➡️

⚔️⚔️⚔️

" Udah?"

" Belom."

Di dalam kamar yang megah itu, ada sekeluarga yang sibuk dengan aktivitasnya. Terlihat seorang balita perempuan yang hanya mengenakan popok saja sedang asik menikmati pijitan sang ayah di bahu dan punggungnya seraya mata yang tertuju pada televisi. Sementara laki-laki tampan sedang jengkel memijat atau lebih tepat mengusap-usap punggung putrinya dengan minyak telon. Dan seorang ibu hamil yang asik memakan cemilan di atas tempat tidur sambil menonton televisi juga.

" Udah kan? Udah satu jam lebih lho." Ujar Gio jengkel. Padahal tadi Stella hanya menginjak-injak punggungnya selama sepuluh menit saja dan Gio membalas memijat punggung putrinya selama satu jam. Sungguh tidak adil.

" Belum, daddy. Lea macih apek." Jawab Stella.

Sudah dua hari Gionatan dan keluarga kecilnya menginap di rumah tersebut dan semua adalah rengekan Rai karena ia ngidam atau rindu bercerita banyak hal kepada Lusiana.

Tapi berbeda dengan Stella. Ia sungguh disiksa dengan kehadiran Opa dan Abang Leon onyet karena mereka selalu menyuruh Stella dan membuatnya kerja paksa terus. Seperti kejadian tadi siang, ia harus kerja rodi membangun rumah pohon di samping rumah.

Saking kesalnya, tadi ketika makan malam ia mengusir Opa nya dari rumah. Namun yang dia dapat malahan cubitan di pantat dari Rai, pukulan di pantat dari Oma, ejekan dari Leon, dan tawa ngakak dari Gio.

Sungguh Stella marah besar dan ngambek ke kamar. Tapi sekitaran dua menit ia kembali ke meja makan sebab masih lapar dan kembali ngambek karena ibunya mengomel lantaran Stella tidak mau makan sayur.

Alhasil Gio menyusul putrinya ke kamar dengan membawa makanan putri kecilnya itu. Stella pun mau makan sambil disuapin ayahnya. Mereka bergosip tentang kegalakan Rai dan berjanji tidak akan mau berbicara dengan ibunya lagi. Tapi yahh gitulah, dua menit lagi ia kembali ke ibunya sambil merengek dibuatkan susu coklat sebab ia hanya mau minum susu asalkan buatan Rai.

" Oke, udah."

" Belum, daddy..... HUAAAAAA... LEA MACIH APEK..." Stella berguling-guling di atas kasur lantaran pijitan ayahnya terhenti.

" Ck, sini biar mommy yang mijitin." Ujar Rai namun Stella tidak mau.

Balita itu menangis meraung-raung seraya turun dari kasur lalu berlari keluar kamar.

" Eh, eh.. bajunya dipake dong. Masa udah anak gadis gak malu masih pake popok." Ujar Gio mengejek menatap tubuh mungil putrinya yang sudah keluar kamar.

Stella sungguh tidak kuat menghadapi takdirnya ini. Ia menangis meratapi kemalangan dan kesialan yang telah menimpanya.

Disisi lain, Leon sedang bersandar pada pintu kamar dengan mata yang sedikit menyipit saat melihat bocil keluar dari kamar kakaknya.
" Pantesan keluarga kakak gue kaya raya, mereka pelihara tuyul ternyata."

Kini Stella semakin mendekat ke kamar Oma dan Opa nya tapi terhenti karena Leon menghadangnya di pintu kamar.

" Mau kemana yul? Dapat penghasilan berapa hari ini?" Tanya Leon.

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang