Chapter 19: Get Ready (2)

1.2K 177 27
                                    

Third Pov

Calixto bingung dia harus apa. Sudah sejam semenjak dia mencoba mencari yang lain. Namun, dia tidak menemukan siapa-siapa. Jangankan menemukan teman-temannya, merasakan aura mereka saja tidak. 

Calixto mulai khawatir, dari awal perasaannya tidak enak. Calixto berfikir apakah dia harus menggunakan kekuatannya atau tidak. Tapi mengurungkan niatnya. Jujur saja, ingin rasanya dia menghancurkan satu hutan ini.

'Sial! Dimana mereka?'pikir Calixto. Calixto menendang batu kecil yang berada di depannya. Dia mulai frustasi dengan apa yang terjadi.

Namun tanpa Calixto sadari, di belakangnya terdapat bayangan yang berjalan perlahan-lahan mengikutinya. Bayangan itu mendekat ke arah Calixto. Saat tepat di belakangnya, dari dalam bayangan itu muncul seseorang.

Orang itu menyeringai dan mencoba untuk menusuk Calixto dari belakang menggunakan pisau miliknya. Tapi sebelum orang itu dapat menusuk Calixto, Calixto sudah membalikkan badan dan menahan tangan orang tersebut.

Seringaian orang itu melenyap dari mukanya. Orang asing itu merinding melihat warna crystal amethyst mata Calixto yang menyala.

Sedangkan Calixto, dia hanya menatap dingin orang yang mencoba menusuknya. Sekujur tubuhnya berteriak bahwa dialah dalang dari segala yang terjadi.

"Hey," panggil Calixto yang membuat orang asing tersebut menatap mata Calixto. Orang itu dapat melihat mata Calixto yang blank tanpa emosi sama sekali.

"Jawab aku, dimana yang lain?" tanya Calixto dengan dingin. Mendengar suara Calixto, orang itu ketakutan, seluruh tubuhnya mulai bergetar.

"Y-yang lain?" tanya orang asing itu pura-pura bingung. Genggaman tangan Calixto semakin kuat. Orang asing itu hanya bisa meringis kesakitan.

"Jangan berpura-pura tidak tahu. Aku bertanya, dimana yang lain? Jika kamu benar-benar ingin hidup, jawablah pertanyaanku'' kata Calixto. Tangan kiri Calixto yang tidak menahan orang itu, mengeluarkan semacam aura sihir.

'S-sial, darimana dia bisa tahu,' pikir orang yang belum diketahui namanya dengan panik. Orang asing itu hanya menelan ludah lalu menjawab Calixto.

"D-di sebuah gua, b-beberapa dari mereka kami tahan," jawab orang itu dengan ketakutan.

"Ho? Kami? Siapa saja 'kami' itu?" tanya Calixto dengan senyum dingin.

Calixto mendekat dan mengelus pipi orang tersebut dengan pelan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Namun, yang orang asing itu rasakan bukanlah kehangatan tapi ketakutan.

"A-aku tidak bisa menjawabnya!" kata orang itu gemetaran. Dia dapat merasakan kakinya yang melemas.

"Oh tidak bisa? Benarkah tidak bisa? Atau mungkin, kamu tidak mau?" tanya Calixto yang membuat orang itu terdiam. Calixto pun mendekat dan berbisik tepat di samping telinga orang tersebut.

"Heh.. kamu kira kamu punya pilihan?"

Seketika itu juga, hutan yang tadinya hening, dipenuhi dengan suara teriakan.

-----

'Sial!' pikir Yuni sambil melihat sekitarnya.

Sudah dari tadi Yuni mencoba melacak yang lain dengan sihir naturenya. Namun, sepertinya ada seseorang yang memblok sihirnya karena dia tidak bisa melacak yang lain.

Dia mulai khawatir dengan keadaan yang lain dan mencoba untuk menjelajahi hutan untuk menemukan yang lain. Akan tetapi, dia diberhentikan dengan sekelompok orang yang menyerangnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BalancedWhere stories live. Discover now