Chapter 15: Into the Forest

1.4K 268 13
                                    

Third Pov

Semenjak kelas sihir pada hari Jumat itu, tatapan tajam Adelyn dan Rekka semakin tajam. Bisa dikatakan Adelyn dan Rekka benar-benar membenci Calixto.

Calixto yang mendapati tatapan tajam dari mereka, hanya bisa menghela nafas lelah. Namun berbalik dengan Calixto, Yuni dan Daryl tidak tahu apakah mereka harus tertawa atau merencanakan pembunuhan Adelyn dan Rekka. Mungkin keduanya...

'Demi Nioxa, mengapa?!'pikir Calixto yang mulai kesal rasanya dia ingin membanting meja.

"Bersabarlah Calixto...,"kata Daryl yang berasa kasihan pada temannya.

"Sabar sih sabar... tapi kan tetep ada batas juga seberapa sabar...," kata Calixto dengan suara kecil. Namun Daryl yang mendengar hanya tertawa canggung.

'Bener juga sih...,'pikir Daryl sambil menepuk punggung Calixto sebagai support.

"Sudahlah... abaikan saja mereka,"kata Yuni dengan santai.

'Mau diabaikan juga berasa gimana gitu ya....,'pikir Calixto.

"Kalian baik-baik saja?"tanya Neo yang datang entah darimana sambil membawa sebuah tray makanan. Dia terlihat bingung dengan perilaku ketiga teman kelasnya itu.

"Iya, hanya saja Calixto merasa kesal dengan Adelyn dan Rekka,"balas Daryl.

"Ah...,"kata Neo mengerti. Tentu dia dan teman-temannya tahu tentang Adelyn dan Rekka yang memandang Calixto dengan tatapan tidak senang, setiap hari, setiap saat, dimanapun dan kapanpun.

Jujur, Neo sendiri berasa kasihan terhadap Calixto. Calixto masuk ke kelas S sebagai commoner, tentu saja para noble tidak terima. Mereka tidak terima ada seorang commoner yang memiliki dua sihir dan dapat masuk ke kelas S. Seorang commoner memiliki sihir? Penghinaan bagi mereka. Seorang commoner masuk ke kelas S? mereka berasa pangkat mereka lebih rendah dari commoner dan mereka tidak terima, sama sekali.

Neo dan semua murid kelas S lainnya -kecuali Adelyn dan Rekka- tahu bahwa Calixto lebih kuat dari murid-murid lain yang ada di bawah kelas S. Tapi tentu saja, walau dengan rumor bahwa Calixto bisa saja satu lawan satu dengan Fei, semua orang masih menganggap Calixto di bawah mereka. Karena pada dasarnya, para noble pasti akan melihat status terlebih dahulu baru kekuatan.

'Orang-orang bodoh,'pikir Neo dengan kesal. Dia benci para noble yang menganggap status adalah segalanya.

"Bagaimana jika kita lupakan saja mereka dan kita bahas hal lain?"tanya Neo mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah....,"kata Calixto sambil menusuk daging yang ada di atas piringnya dengan garpunya. Calixto menusuk daging itu dengan kasar sambil memikirkan wajah Adelyn dan berharap kalau daging yang ia tusuk adalah wajah Adelyn.

'Astaga...,'pikir Neo dan yang lainnya saat melihat Calixto yang menusuk daging tersebut dengan kasar. 

"Ah! Aku baru ingat, nanti kita pelajaran biologi akan pergi ke hutan academy!"kata Neo dengan semangat.

"Iya, dan jujur, aku tidak sabar,"kata Yuni dengan semangat. Daryl dan Calixto melihat ke arah satu sama lain. Mereka tahu kalau Yuni sangat suka alam, sama seperti Calixto. Bisa dikatakan, itu karena sihirnya Yuni sendiri.

"Kamu terlihat semangat,"kata Reivem melihat Yuni yang sangat semangat.

"Aku tidak kaget, ini karena sihir naturenya,"kata Daryl.

"Berbicara tentang biologi, untuk apa kita pergi ke hutan?"tanya Calixto bingung.

"Kalau tidak salah, karena kita disuruh mencari tanaman untuk potions,"jawab Zane.

BalancedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang