Chapter 3: Setelah Test

2.3K 380 22
                                    

Third Pov

Mulut semua orang yang melihat langsung terbuka lebar. Seorang commoner biasa memiliki sihir dari kategori common. Namun Calixto? Calixto memiliki dua sihir dengan kategori rare dan common. Tentu semua orang akan shock berat.

"S-sihir elemental e-es dan a-api," kata sang pemimpin agama dengan kaget dan muka terbuka.

Calixto langsung turun dari atas panggung dan berjalan menuju orang tuanya. Orang tua Calixto terlihat shock namun, mereka juga terlihat bangga dan senang.

Setelah semua commoner maju dan melakukan test sihir, Calixto berserta orang tuanya dihampiri oleh keluarga kerajaan dan sang pemimpin gereja.

Ternyata dari semua commoner yang mengikuti test sihir, hanya Calixto lah yang memiliki sihir.

"Yang mulia Raja Visaina, Ratu Visaina, dan Pangeran Visaina, damai bersamamu,"kata Roland sambil membungkuk diikuti dengan Raina dan Calixto.

"Damai bersamamu juga Keluarga Silverthorn,"kata Raja Visaina. Calixto dan keluarganya pun berhenti membungkuk.

"Calixto Silverthorn selamat atas test sihirmu, kamu tahu kan ini artinya apa?"tanya sang Raja Visaina.

"Iya, yang mulia. Aku akan disekolahkan ke Magia Exclusive Academy,"kata Calixto.

"Benar, kamu akan masuk ke tahun pertama bersama anakku ini,"kata Raja Visaina.

"Heh... aku tidak sabar untuk melihatmu di academy,"kata Zane melihat ke arah Calixto dengan senyum yang sebenarnya lebih terlihat seperti seringaian.

"Kalau begitu, besok kamu akan diantar ke academy dengan salah satu guru academy,"kata Raja Visaina.

"Tentu saja, yang mulia,"kata Calixto.

Keluarga kerajaan pun pergi menuju kereta kuda mereka. Sedangkan Keluarga Silverthorn balik ke rumah mereka.

Sampai di rumah, Raina dan Roland berteriak histeris dan ceria. Sedangkan Calixto, Calixto sendiri tersenyum kecil melihat orang tuanya bahagia.

"Calixto, kamu bisa bersekolah! Di academy kelas tinggi pula!" teriak Roland dengan senang.

Iya, commoner di sini tidak bersekolah. Ini dikarenakan mereka yang tidak punya sihir dan uang. Para commoner biasa belajar lewat perpustakaan umum yang ada di desa. Calixto sendiri sering pergi ke perpustakaan pada saat ada waktu luang.

Karena Calixto memiliki sihir, maka otomatis dia akan belajar di Magia Exclusive Academy, academy untuk orang-orang yang dapat menggunakan sihir. Orang tua Calixto tidak perlu membayar biaya sekolah Calixto karena semua sudah ditangani sekolah.

"Calixto? Kamu kenapa?"tanya Raina yang melihat Calixto dari tadi diam saja.

"Tidak, hanya saja uh... aku khawatir,"kata Calixto

"Khawatir? Apakah ini karena kamu pergi sekolah para noble? Kalau iya jangan khawatir, kamu hiraukan saja perkataan mereka dan nikmati hari-hari sekolah mu," kata Raina

"Tidak bukan itu, aku khawatir akan ayah dan ibu,"kata Calixto

"Calixto, dengar kata ayah, kamu tidak perlu khawatir. Kami akan baik-baik saja di sini. Lagipula, dengan begini kamu bisa belajar sihir. Ditambah lagi, kami khawatir jika saja kamu nanti tidak bisa mengontrol sihirmu dan kamu akan terluka," kata Roland

"Iya, kamu tidak perlu khawatir Calixto,"kata ibu. Calixto menghela nafas lalu, dia tersenyum kecil.

"Baiklah kalau begitu, ibu ingin bantu aku mengemaskan barang-barangku?"tanya Calixto.

"Tentu saja,"kata Raina dengan semangat.

Akhirnya, Calixto dan Raina mengemaskan barang-barang Calixto yang akan dibawa besok. Setelah selesai, Calixto dan Raina memutuskan untuk memasak makan siang.

Setelah selesai memasak dan makan siang, Calixto membersihkan alat makannya lalu pergi keluar untuk menenangkan diri. Di luar, banyak orang-orang yang menatap Calixto membuat Calixto mempercepat langkahnya sehingga, ia sampai di depan perpustakaan umum.

Calixto berdiam di depan perpustakaan selama beberapa menit sebelum akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam perpustakaan. Di dalam, Calixto mengambil sebuah buku untuk dibaca.

Jujur, Calixto merasa bosan. Dia sudah membaca semua buku yang ada di perpustakaan umum. Di tambah Calixto memiliki ingatan eidetik sehingga, dia bisa mengingat semua buku dan isinya.

Calixto menghela nafas, dia pun membuka buku tentang sejarah Nioxa yang barusan dia ambil. Calixto sudah membaca ulang buku sejarah Nioxa tersebut sekitar 7 kali dan dia mulai bosan.

Akhirnya setelah beberapa menit, Calixto menjadi bosan dan memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Setelah beberapa menit berjalan, Calixto sekarang berdiri tepat di depan gerbang menuju hutan. Gerbang ini dijaga oleh dua orang penjaga dan merupakan gerbang dimana para traveler masuk dan keluar.

Calixto pun keluar menuju hutan setelah memberikan sebuah kertas yang bertuliskan nama dan tempat lahirnya.

Setelah sampai di tempat yang sepi dan sunyi, Calixto mulai melatih sihirnya.

"Huh... jadi aku hanya bisa menggunakan es dan api di academy,"kata Calixto sambil mengeluarkan sihir apinya.

Calixto tahu dia sudah bisa menggunakan sihir semenjak dia lahir. Ingatan eidetiknya membuatnya mengingat semua. Ia mengetahui dan mengingat semuanya.

Calixto menatap kedua tangannya. Sekarang selain sihir api, munculah sihir es dan air, sebelum akhirnya ketiga sihir itu menghilang dan munculah sihir angin dan tanah lalu berubah menjadi sihir nature dan besi.

Lalu sihir nature dan besi berubah menjadi sihir racun dan petir. Kedua sihir itu menghilang akibat sihir ilusi dan gravitasi Calixto, sebelum akhirnya kedua sihir itu berubah menjadi sihir bayangan dan crystal. Akhirnya, sihir bayangan dan crystal berubah menjadi dua bola, satu berwarna hitam satu berwarna putih. Kedua bola itu adalah sihir cahaya dan kegelapan Calixto.

Yep, Calixto dapat menggunakan semua sihir elemental. Dia dapat menggunakan semua sihir elemental semenjak dia kecil. Dia tahu kalau dia bisa menggunakannya semenjak dia lahir.

Setelah beberapa jam Calixto berlatih, Calixto pun kembali ke rumahnya. Calixto harus membantu ibunya untuk menyiapkan makan malam yang special hari ini karena hasil test sihir Calixto.

Calixto awalnya menolak namun, Raina memaksanya. Karena selain hasil test sihir, ini adalah hari terakhir Calixto akan berada di rumah.

Besok harinya Calixto harus pergi ke academy dan tinggal di asrama academy. Calixto bisa saja berkunjung ke rumah orang tuanya, namun itu hanya pada saat libur festival atau hari besar dan semacamnya.

"Terima kasih atas berkatmu karena, kami bisa makan makanan ini. Dewa Nexa ini adalah malam kami terakhir bersama Calixto, besok dia mulai tinggal di asrama. Dewa Nioxa, Nexa kumohon agar kamu berserta Calixto selalu," kata Raina yang berdoa pada Dewa Nexa.

Setelah doa sekilas mereka, Calixto dan kedua orang tuanya makan malam bersama. Setelah selesai, Calixto mencuci alat makannya lalu dia pergi untuk tidur malam.

'Huh... entah mengapa aku berasa tidak sabar untuk pergi academy, aneh,'pikir Calixto sebelum akhirnya dia menutup matanya dan tidur.

---------------------

Author: side note, untuk cerita ini author bakal usahain bikin dari third pov dan bukan ganti-ganti PoV, entah mengapa kalo PoV ketiga lebih.... gimana gitu...

BalancedWhere stories live. Discover now