Chapter 8: Kelas S (2)

2K 342 13
                                    

Third Pov

Hening, itulah keadaan di dalam kelas S dan ini semua terjadi karena Yuni dan Daryl yang membela Calixto.

"K-kenapa... kenapa kalian malah membelanya? Kalian adalah noble kelas atas, seharusnya kalian membelaku?"tanya Adelyn yang masih shock dengan apa yang terjadi.

"Lalu kenapa? Dia teman kami," kata Daryl tidak peduli. Seketika itu juga, Daryl teriak kesakitan akibat sepatu dengan 1 inchi heels milik Yuni menginjak kaki Daryl dengan keras.

"Mereka tidak tahu itu bodoh! Dan jangan langsung memberi tahu mereka hal-hal lain tanpa peduli,"kata Yuni dengan nada dingin.

"Ouch! Tidak hanya kaki ku yang sakit, hatiku juga sakit mendengarmu berkata seperti itu padaku,"kata Daryl sambil meringis kesakitan.

Sekarang semua murid kelas S kecuali Calixto, Daryl, dan Yuni hampir pingsan. Tidak disangka mereka akan melihat Daryl dan Yuni berperilaku seperti... seperti anak-anak.

"Kalian ini... kalian tahu kan kalau aku tidak peduli apa yang mereka katakan,"kata Calixto

"Tch! Kita bertiga tahu kalau kamu adalah orang yang lebih pantas masuk ke academy ini daripada mereka berdua,"kata Yuni melihat ke arah Adelyn dan Rekka dengan tajam. Melihat tatapan tajam tersebut, Adelyn dan Rekka mundur beberapa langkah.

"Bagaimana jika kita tenang semua?"tanya Arneo mencoba untuk menghentikan apa yang terjadi.

"Jangan khawatir Arneo de Dervex, aku sudah tenang,"kata Yuni ke Arneo.

"Panggil aku Neo, kita sekarang berada di academy jadi status kita sama yaitu seorang murid academy,"kata Neo

"Kalian semua juga bisa panggil aku Neo,"kata Neo melihat ke arah yang lainnya.

"Kalau begitu panggil aku Yuni," kata Yuni mengangguk ke arah Neo.

"Ehehe~ kalau aku Daryl,"kata Daryl.

"Panggil saja Calixto atau Cali," kata Calixto.

"Panggil aku Rei,"kata Reivem

"Karena kita semua melakukan ini, panggil aku Elior. Jangan panggil aku Eli, itu hanya untuk teman-teman dekatku,"kata Elior

"Panggil aku Zane, tanpa title pangeran. Seperti kata Neo, kita di sini adalah murid,"kata Zane.

Mendengar itu, Adelyn dan Rekka berteriak di dalam hati mereka. Mereka bisa memanggil Pangeran Zane hanya dengan nama tanpa title. Oh ini semua akan membuat semua murid perempuan iri hati.

"Hm... bagaimana jika kita masing-masing memberi tahu sesuatu dari kita? Seperti hobi atau hal yang kita suka dan tidak suka. Bisa juga sihir atau apapun itu,"kata Neo mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak berantem.

"Hm? Kalau begitu aku akan memulainya. Aku membenci banyak orang dan hanya ada beberapa orang yang aku suka. Hal yang aku suka adalah three layer chocolate cake buatan Calixto.

Hal yang perlu kalian ketahui adalah jika saja kalian mencuri kue buatan Calixto yang diberikan padaku maka, tidak akan ada di dunia yang menghentikanku untuk membunuhmu,"kata Yuni dengan muka datar yang membuat semua orang kecuali Daryl dan Calixto, melihat ke arahnya dengan aneh.

"Haha~ hiraukan dia, kalau begitu sekarang giliranku. Aku menyukai fruit parfait buatan Calixto, itu adalah salah satu makanan favoritku.

Hobiku adalah melakukan berbagai hal dengan teman-temanku. Aku juga membenci beberapa orang,"kata Daryl sambil melihat ke arah Adelyn dan Rekka sebentar sebelum akhirnya pandangannya balik ke arah yang lain.

Sekarang, semua orang melihat ke arah Calixto. Mereka bingung apakah makanan buatan Calixto memang seenak itu. Calixto yang melihat tatapan yang lain hanya mengangkat bahunya namun, beberapa orang dapat melihat bahwa pipi Calixto terlihat berwarna pink.

"Sepertinya sekarang giliranku. Aku seorang commoner dengan sihir es dan api, aku suka membaca buku. Kegiatan sehari-hariku adalah membantu orang tuaku dan pergi ke perpustakaan,"kata Calixto dengan cepat.

Yuni hanya mengangkat salah satu alisnya saat mendengar sihir Calixto.

'Jadi dia menunjukkan sihir es dan apinya saja,'pikir Yuni.

"Kalau begitu sekarang giliranku! Aku suka berlatih sihir dan sejarah. Sihirku adalah crystal dan air,"kata Neo dengan semangat.

"Aku bingung kenapa kita harus melakukan ini. Tapi baiklah, aku suka membaca buku, itu saja," kata Elior

"Aku tidak memiliki hobi. Tapi, latihan sihir dan pedang adalah hal yang biasa aku lakukan,"kata Reivem.

"Hm? Gikiranku ya... baiklah, hal yang biasa aku lakukan dan aku sukai adalah belajar, berlatih, dan membaca buku. Itu saja dariku,"kata Zane masih dengan senyum palsunya.

"Hm~ aku menyukai banyak hal terutama Zane. Aku membenci orang-orang rendahan,"kata Adelyn balik tersenyum manis. Namun dibalik senyumnya ada tatapan kesal yang ditujukan ke arah Calixto.

"Sama seperti Adel, aku suka banyak hal terutama Zane~ aku juga tidak menyukai orang-orang rendahan,"kata Rekka dengan muka sombong.

Adelyn dan Rekka melihat ke arah Zane dengan mata predator. Zane yang melihat itu merinding sedikit.

'Oh bagus... aku sekelas dengan dua orang yang... seperti ini,' pikir Zane kesal namun di luar, Zane hanya tersenyum secara paksa.

"Hey Silverthorn! Aku ingin bertanya orang tuamu bekerja sebagai apa huh?"tanya Adelyn secara tiba-tiba.

'Ok serius aku tidak tahu masalahnya apa, aku di sini langsung diantagonisin sama dia,' pikir Calixto yang mulai kesal. Sebelum Calixto dapat menjawab, Yuni sudah mendahuluinya.

"Keluarga Calixto dan Calixto bekerja sebagai seorang baker. Apakah ada masalah dengan itu?"tanya Yuni dengan dingin.

"T-tidak, tentu saja tidak,"kata Adelyn dengan cepat. Adelyn dapat merasakan sekujur tubuhnya membeku karena takut.

"H-hei! Kamu jangan mengancam Adelyn," kata Rekka sekarang, giliran Daryl yang menatap Rekka dengan dingin.

"Emang ada apa? Dia hanya bertanya, bukan mengancam nya," kata Daryl.

Rekka menenguk ludahnya, dia berasa takut. Tatapan Daryl sangat menakutkan. Tatapannya bagaikan predator dan dia berasa seperti seekor hewan kecil dibandingkan dengan Daryl.

'Protektif'pikir orang-orang yang melihat apa yang terjadi.

"Ahahaha ok... ayo kita tenang lagi,"kata Neo dengan gugup. Ia mulai berfikir kalau akan terjadi perang antara keempat orang ini.

"Hmph!"kata Adelyn sambil membuang muka.

"Kalau begitu, aku harap kita semua akan menjadi teman yang baik,"kata Neo dengan semangat. Namun, melihat hanya dia saja yang terlihat semangat, Neo langsung melihat ke arah Zane dan yang lainnya.

"Ya... aku harap kita semua menjadi teman,"kata Zane yang merasa kasihan pada temannya itu.

Mereka semua dapat merasakan aura canggung yang mengelilingi mereka. Jujur, tidak ada satu pun yang tahu ingin berbicara apa.

Adelyn dan Rekka yang terlihat ingin mengatakan sesuatu langsung menutup mulut mereka. Ini diakibatkan dengan Yuni dan Daryl yang menatap tajam ke arah mereka.

Secara tiba-tiba, di tengah keheningan tersebut, terdengar sebuah suara yang berasal dari bel sihir. Bel tersebut menandakan saatnya untuk makan siang dan istirahat.

Calixto mengecek gelang academy nya dan dikagetkan dengan jam yang sudah menununjukkan angka 12.

'Cepat sekali,'pikir Calixto.

Calixto dibuyarkan dari lamunannya setelah melihat dua orang menarik tangannya sehingga membuat berjalan. Yep, Daryl menarik tangan kiri Calixto dan Yuni menarik tangan kanan Calixto.

'Mereka ini....,'pilir Calixto pasrah.

BalancedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora