Chapter 17: Into the Forest (3)

1.1K 209 12
                                    

Third Pov

Mendengar raungan monster yang lebih kencang dari sebelumnya, semua murid kelas S terdiam. Monster apa lagi yang meraung sekencang itu...

"Lebih baik kita cepat-cepat pergi dari sini,"kata Neo melihat ke arah yang lain. Semua mengangguk setuju, mereka cepat-cepat mencoba mengaktifkan gelang academy mereka masing-masing.

Mereka dapat mendengar langkah kaki yang mulai mendekat, diikuti dengan tanah yang bergetar. 

"Sial! Bagaimana bisa?!"pekik Adelyn takut melihat gelang academy-nya yang tidak menyala sama sekali.

"Kenapa gelang academy-nya tidak bisa?"tanya Rekka kaget dan takut. Para murid dapat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arah mereka.

"Sama... ada apa ini? Kenapa gelangnya tidak bisa?"tanya Elior bingung.

"Sial... bagaimana ini...,"kata Yuni menatap gelangnya yang sama sekali tidak mau bekerja.

"Telat...,"kata Calixto sambil melihat ke arah depan. Semua menengok ke depan dan benar adanya, seekor monster berdiri tepat dihadapan mereka.

Monster itu dua kali lebih besar dari monster sebelumnya. Namun sama seperti monster sebelumnya, monster ini memiliki tubuh berwarna ungu, bermata merah, dan memiliki aura hitam. Monster itu menggeram dan menatap tajam mereka dengan mata merahnya.

(NOTE: Gambar bukan milik author, gambar milik pembuat mereka masing-masing)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(NOTE: Gambar bukan milik author, gambar milik pembuat mereka masing-masing)

Note: anggap aja tubuhnya warna ungu dll)

"Jadi, bagaimana ini?"tanya Neo kaget melihat ukuran monster yang ada di depan mereka.

"Mau tidak mau kita kalahkan dia,"kata Daryl menyiapkan sihirnya lagi.

"Itu ide yang buruk!!!"teriak Adelyn gemetaran, dia dapat merasakan kakinya yang mulai lemas.

"Itu ide buruk tapi, apakah kamu punya rencana lain? Aku tidak yakin kita bisa lari begitu saja," kata Yuni melihat ke arah Adelyn yang sepertinya sudah siap untuk pingsan.

"Belum juga dia terlihat seperti monster hutan. Sudah pasti dia dengan mudah memanipulasi alam di sekitarnya,"kata Calixto melihat ke arah monster tersebut.

"Eis earth spike!"serang Daryl. Duri-duri yang terbuat dari tanah pun muncul dan menusuk monster tersebut. Namun, serangannya tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Calixto, bagaimana dengan perisai tadi? Kamu bisa melakukannya lagi kan?"tanya Zane melihat ke arah Calixto. Calixto mengangguk dan memasang perisainya lagi.

"Eis nature rage!"serang Yuni. Kali ini monster tersebut meraung kesakitan namun tetap saja, monster tersebut tidak mati.

BalancedWhere stories live. Discover now