Chapter 2: Test Sihir

2.7K 394 37
                                    

Third Pov

Seorang laki-laki dengan rambut putih dan mata ungu amethyst bangun dari tidur nyenyaknya. Laki-laki itu langsung berjalan dan merapihkan kasurnya sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Laki-laki itu bernama Calixto Silverthorn, seorang anak dari commoner yang tinggal di desa Kerajaan Visaina. Calixto sendiri merupakan anak tunggal dari keluarga commoner Silverthorn.

Setelah selesai membersihkan diri dan memakai pakaiannya. Calixto mengepang kecil rambut panjangnya, Calixto pun membiarkan braid nya jatuh tepat di pundak kanannya.

Setelah selesai dan sudah rapih, Calixto pergi menuju ruang makan untuk sarapan. Sampai di sana, Calixto sudah dapat melihat ayah dan ibunya.

Calixto terlihat berbeda dari ayah dan ibunya, sangat berbeda. Ibunya memiliki rambut coklat dengan mata hijau emerald sedangkan ayahnya, memiliki rambut coklat dan mata coklat.

Walaupun terlihat berbeda dari kedua orang tuanya, Calixto tetap disayang oleh orang tuanya. Akan tetapi saat Calixto berumur 3 tahun, ada rumor mengatakan kalau Calixto bukanlah anak ayahnya dan merupakan anak hasil dari seorang noble dan ibunya.

Rumor itu mulai muncul ketika orang-orang desa melihat seberapa cantiknya Calixto. Tidak, bukan ganteng... ganteng sih iya tapi, Calixto juga termasuk  laki-laki yang cantik.

Untungnya, rumor itu sudah mereda bahkan menghilang di tengah orang-orang desa. Itu terjadi karena, banyak orang yang dapat melihat bahwa ibu Calixto mencintai ayah Calixto. Jadi, rumor itu pun perlahan-lahan menghilang.

"Selamat pagi ayah, ibu,"sapa Calixto dengan senyum kecil.

"Selamat pagi Calixto!"kata ibu Calixto-Raina- dengan semangat.

"Pagi Calixto, apakah kamu siap untuk hari ini?"tanya ayah Calixto, Roland.

"Iya...,"kata Calixto dengan pelan.

Calixto menghela nafas, hari ini adalah hari dimana para commoner yang berumur 15-17 tahun test sihir. Calixto sendiri berumur 16 tahun dan dia akan test sihir. Seharusnya dia test sihir pada saat umur 15 namun, waktu itu ibunya sakit dan dia harus menjaganya.

"Jangan khawatir, punya sihir atau tidak, kami akan selalu menyayangimu,"kata Raina, Calixto pun tersenyum kecil walaupun sebenarnya senyumnya lebih terlihat seperti dia meringis.

'Bukan itu yang aku khawatirkan,' pikir Calixto sambil memakan sup yang dibuat ibunya.

Calixto tahu kalau dia sebenarnya dapat menggunakan sihir. Dia dapat merasakannya dari dalam dirinya, sihir yang mengalir di dalam tubuhnya bersama dengan mana.

Calixto sebenarnya tidak ingin test sihir dan berharap kalau dia tidak masuk ke Magia Exclusive Academy. Dia bisa saja menyembunyikan sihirnya namun, dia kalah dalam bertaruh dengan kedua temannya sehingga, dia harus masuk ke Magia Exclusive Academy.

Jujur, alasan Calixto tidak ingin masuk ke academy karena dia khawatir. Calixto khawatir jika terjadi sesuatu pada orang tuanya saat dia tidak ada di rumah. Sehingga, dia tidak ingin masuk ke academy.

Tapi ya... mau gimana lagi? Calixto kalah bertaruh dan jika dia tidak pergi untuk test sihir dan masuk ke academy, kedua temannya akan menyeretnya ke academy. Maksud dari kata menyeret di sini adalah benar-benar menyeret walaupun Calixto meronta-ronta.

'Hah~ seharusnya aku lebih berhati-hati,'pikir Calixto mengingat kalau semua ini berasal dari kecerobohannya yang tidak sengaja menggunakan sihir tanpa mengecek siapa yang ada di sekitarnya.

'Ya sudah lah, nasi sudah menjadi bubur,'pikir Calixto dengan pasrah.

"Kalau begitu, kita masih ada sekitar dua jam lagi sebelum test sihir dimulai. Kami sudah menutup toko untuk sementara waktu,"kata Roland

BalancedWhere stories live. Discover now