40. Sober or Drunk II

Start from the beginning
                                    

Jungkook berusaha menurunkan Layla secara hati-hati saat mereka tiba di kamar hotel. Sebelum itu dia sadar bahwa Layla cukup mabuk untuk berkata jelas dimana alamat apartemennya saat ini, jadi pilihan terakhirnya adalah menyewa satu kamar hotel di atas club itu.

Layla merasakan peraduan yang relax saat punggungnya menyentuh permukaan ranjang yang lembut kala itu. Matanya terus terpejam dalam perjalanan, kini perlahan terbuka saat melingkari tangannya ke leher Jungkook yang melepas pelukkannya.

"Mau kemana ?"

"Ley.." Jungkook menghela nafas.

"Mau tidur bersamaku ?"

"Jangan bicara lagi, beristirahatlah"

Jungkook melepas pelukan Layla dan turun untuk melepas sepatunya. Di tengah keheningan gadis itu dengan samar-samar tertawa.

"Kau benar-benar terlihat seperti Jungkook" 

"....."

"Tapi sudah pasti kau bukan dia.."

Setelah beberapa kali terceguk, Layla meraih rambutnya sendiri untuk melepas beberapa jepitan yang mengganggu posisi kepalanya yang menganjal. 

"Biar aku saja.." Dia bangkit dan duduk di sisinya.

"Ng.. terima kasih oppa~"

Layla mengangkat dirinya lalu melamun menunggu dia selesai mengotak ngatik kepalanya. Jungkook melepas jepitan itu satu persatu, menyusunnya rapi di sudut meja ranjang lalu kembali menyisir rambut Layla dengan jari-jarinya.

Segera setelah rambutnya bisa bebas bernafas, Jungkook tersentak dan berhenti.

"Ada apa ?" 

"Kau memakai kalungku ?"

"Kalung ?" Layla menunduk. "Aah.. ini kalung dari mantan pacarku hic!"

"Aku kira kau sudah membuangnya"

"Kenapa ? Untuk apa membuangnya ?"

Layla tidak mengerti mengapa pria itu memiliki wajah yang canggung tapi setelah dia menutup mulutnya yang menguap, dia membaringkan tubuhnya dengan rasa kenyang dalam perutnya. 

Melihat Layla yang merasa tidak nyaman Jungkook menurunkan roknya yang terangkat dan menarik selimut di kakinya.

"Kau sadar apa yang kau lakukan ?" Jungkook berbicara dengan suara berat. "Mereka lebih ingin menyentuhmu jika kau berpakaian seperti ini"

Layla meletakkan kepalanya di atas bantal sambil memperhatikannya berbicara. Dia berusaha untuk tidak tidur dan membuka kedua matanya selebar mungkin saat pria itu merapikan selimut di atas perutnya.

Rasanya seperti mimpi. Kali ini seperti dia benar-benar datang kepadanya. Bukan artinya Layla tidak pernah mengalami ini, tentu dia sering memimpikan Jungkook dalam tidurnya, namun dia merasa alam bawah sadarnya sekarang sangat nyata.

"Kau menangis ?"

"Apakah aku tidak boleh menangis ?"

Layla menyeka air matanya saat Jungkook dengan cepat naik ke sisi kepalanya. Dia membantunya mengusap pipinya yang basah dan menatapnya dengan tatapan keresahan.

"Ya ?" Panggil Layla. "Kau punya pacar ?"

Jungkook menaikkan alisnya dengan helaan nafas. "Tidak, beberapa minggu lalu kami putus"

"Kenapa kalian putus ?" 

"Entahlah, kami hanya bertengkah cukup hebat saat itu" Jungkook menggaruk rambut belakangnya.

"Aku juga, aku kemudian memukul wajahnya cukup keras"

"Pfft! Apa tanganmu sakit ?"

"Tidak" Dia menggelengkan kepalanya. "Tapi aku merasa sangat bersalah setelah itu"

Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]Where stories live. Discover now