26. Flashback Elio

1K 75 0
                                    

__________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

__________

Note : 

Sebagai catatan, dalam cerita ini Layla dan Elio menggunakan bahasa inggris saat berbicara. Mengingat Elio bukan berwarganegaraan Korea, dia selalu menggunakan bahasa Inggris dan Jepang saat berbicara kepada orang lain.

Biodata Elio sudah aku tulis di akhir chapter ini.

- A -

__________

Layla mengerahkan keberaniannya untuk melihat ke arah pria yang sepenuhnya dia percayai terbaring pulas saat wanita itu duduk di antara kedua pahanya. Suara erangan dan desahan panas menembus masuk ke gendang telinganya saat itu.

"Aah ahh aaah Elioo.."

Wanita itu berpegangan pada otot perut kekasihnya seraya menggerakkan pinggulnya yang liar, naik dan turun. Sesekali jari Elio mengusap di antara punggung indahnya sementara tangan satunya mencubit puntung rokok yang menyala.

Layla hanya berdiri disana menyaksikan mimpi buruknya dengan bibir yang menempel erat satu sama lain seolah-olah telah terekat oleh benang jahitan. 

Hentakan pinggul wanita itu berhenti saat dia mendengar derit pintu yang terbuka di balik punggungnya.

"Who are you ?"

Dengan tidak merasa terkejut dia berbalik menatap Layla dengan pandangan kosong. Layla kaget lalu melangkah mundur untuk berlari. Begitu satu kakinya melangkah, suara serak penuh amarah menggertak niatnya.

"Why are you stopping b*cth ? Keep going !"

Elio tadinya berbaring mengangkat tubuhnya dengan mata memerah, rambutnya berantakan, wajahnya sakit seperti terkena obat-obatan. Penglihatannya melebar setelah dia menghirup udara melalui puntung rokoknya lalu melepaskannya ke udara.

"Layla ?!"

Keputusannya sudah jelas. Layla mundur selangkah demi selangkah saat merasakan wajahnya terbakar dengan amarah. Air matanya mendadak berlinang menandakan dia sudah muak berlama-lama disana.

"W-Wait !! BABY WAIT !!" Elio berteriak.

Layla pergi meninggalkannya dengan cepat, hal terakhir yang dapat dia ingat saat Elio mendorong tubuh wanita itu jatuh ke sisinya, lalu berusaha bangkit dari ranjang dengan susah payah. 

Layla berlari mengikuti angin sehingga dia tidak dapat lagi mendengar suara itu memanggil namanya. Merasa terhina dan kesakitan saat dia tidak dapat berlari lagi. 

Kenapa ? Kenapa ? Kenapa ?

Hanya kalimat itu yang muncul dalam pikiran Layla, dia menundukkan kepalanya menahan air matanya dengan satu lengan saat berhenti di bawah lampu jalan yang sepi.

Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]Where stories live. Discover now