─ ix: "THE UNFATHOMABLE DESTINY CARVED IN ENCRYPTION"

Start from the beginning
                                        

       "Dan mesin semacam apa itu?"

       "Kau tak akan mengetahui mesin semacam apa yang kita kerjakan di sini jika kau terus saja bertanya di tempatmu berdiri. Hut 8, ucap Menzies. Itu di luar sana, bukan di sini." Akibat dari perkataan Alan, ketiganya mulai mendorong diri meninggalkan ruang pertemuan di mansion Bletchley Park.

       Melewati pintu bersayap dua sebagai ikon mansion para pemecah kode Inggris, Alan Turing dengan mesin penentu hidup dan mati manusia itu, sudah dulu melenggang bersama Harry Golombek menuju sisi timur lingkungan Bletchley Park guna menemukan Hut 8. Sementara itu, langkah Adam melambat manakala netra membentangkan atensi pada taman dan kolam berair mancur di sepanjang sisi jalan yang dilalui. Beberapa burung pun tampak melepas penat di atas rerumputan cerah tanpa triliunan kemungkinan.

       Saat itu, kepalanya berasumsi untuk mengunjungi taman sesekali di sore hari di tengah-tengah jam istirahat sebagai pelarian sejenak dari Enigma. Mungkin dengan cara ini, dirinya bisa merasakan kebebasan sementara seperti yang para burung rasakan di bawah atmosfer transparansi kesibukan Bletchley Park. Namun, ketika lehernya terputar untuk menemukan akhir dari lingkaran mansion menuju komplek Hut, dirinya justru kehilangan sosok Alan maupun Harry yang punggungnya dilalui suspender hitam pekat.

       Kepanikan menabuh relungnya, tungkai pun sempat tak menyentuh tanah secara bersamaan guna menemukan Hut yang dibayangkan tak jauh berbeda dari mansion Bletchley Park—lantai berkarpet dengan jam dinding kotak berliontin yang akan berdentang pada saat-saat tertentu. Meja dan kursi kayu yang mengkilap dengan wajah dan punggung kursi senyaman duduk di atas sofa. Bahkan hiasan-hiasan dinding yang selalu bisa mencuri perhatian tatkala otak mengepulkan perhitungan.

       Kendati membayangkan lebih jauh kenyamanan yang ditawarkan rumah pemecah kode berlabel pabrik radio, Adam justru belum berhasil menemukan ruangannya ketika tulisan Hut 1 sudah di depan mata. Tak banyak orang memadati lalu lintas Bletchley Park. Hanya ada seorang penyapu dedaunan taman yang berada kurang lebih tiga puluh meter dari tempatnya berdiri, sementara Adam berdiri di tengah-tengah pertigaan.

       Memilih jalur kiri, dirinya berhasil menemukan Hut 6 tepat di belakang Hut 1, yang menurutnya tak bijak jika diletakkan di sana. Mendorong diri lebih jauh pun, seharusnya ia menemukan Hut 8, tapi yang dilihatnya justru pria-pria dalam Hut 11 yang baru saja melempar berlembar-lembar gulungan kertas ke dalam tong sampah. Penataan Hut yang berantakan membuatnya berpikir bahwa tur keliling Bletchley Park itu perlu.

       Beruntung ketika ia memilih untuk menarik langkah mundur ketimbang bertekad meneruskan perjalanan, sebuah jalur begitu sempit—tak akan cukup dilalui tiga buah sepeda—berada di antara punggung Hut 1 dan pintu masuk Hut 6, mengarah pada gedung berbentuk segitiga prisma panjang lainnya dengan atap hitam. Kelopak mata yang hampir bertemu memang tak membantu Adam menemukan kebenaran. Oleh karenanya, ia menarik tempat kacamata dari kantong jasnya guna mendapatkan pertolongan. Saat itulah ia melihat tanda Hut 8 menempel di sisi kiri pintu menyerupai pintu antar gerbong kereta api.

       Tanpa menanggalkan sahabat salah satu indranya, Adam segera mengambil langkah sebelum mendorong pintu yang menyuguhkannya lorong sempit—yang tak akan bisa dilalui dua orang—sebelum inti ruangan menampakkan keseluruhan.

       Tak ada lantai berkarpet, tak ada jam dinding berliontin, tak ada hiasan-hiasan dinding kecuali beberapa catatan yang terpaksa dipasang pada papan sementara dinding dibiarkan murung begitu saja. Tak terduga, selalu. Sama seperti Enigma. Namun, ia tak memiliki waktu untuk mengubah ruangan ini menjadi kantor ideal yang ada dalam bayangannya, sebab Alan segera berkata, "Di situ kau rupanya. Cepat ambil posisi karena aku akan memulai demonstrasi. Itu kunci dari pekerjaan yang akan kau gulati di kamp ini."

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now