29. Yang Terpilih

820 62 0
                                    

***

"Ada saatnya perjuangan berakhir yaitu ketika harus mengikhlaskan kepergiannya."

***

Hari yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan siswa pun tiba. Hari yang menentukan siapakah yang akan menggantikan posisi Arkanza sebagai ketua OSIS International High. Sistem pemilihan yang dilaksanakan secara transparan ini akan menunjukkan kebenaran dari rumor yang menyatakan Rifqi lah yang akan menjadi pemenangnya.

Semua siswa international high telah berkumpul di tengah lapangan. Mereka sudah membuat barisan yang rapi sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Di samping kanan lapangan sudah disediakan empat bilik suara untuk memilih. Di bagian depan lapangan sudah ada dua kotak suara yang nantinya kertas itu akan dimasukkan ke dalam bilik tersebut.

Seperti prosesi pemilihan pada umumnya, di akhir setiap orang yang sudah memilih harus mencelupkan jari kelingkingnya ke dalam tinta yang telah disediakan di sebelah kiri lapangan.

Seorang panitia dari anggota OSIS memanggil setiap kelasnya untuk berbaris di dekat bilik suara. Pemilihan ini di mulai dari kelas 10 IPA 1 hingga 12 IPS 3.

"Aku ingatkan kembali ya temen-temen diharapkan untuk tidak golput, karena satu suara dari kalian itu sangat berarti nih untuk OSIS International High kedepannya," ujar panitia itu sebelum sesi pemilihan dimulai.

Rifa, Aldino, Rifqi, dan Agnes selaku calon ketua dan wakil ketua OSIS menempatkan kursi yang ada pada bagian belakang lapangan. Satu jam telah berlalu dan tak ada satupun diantara mereka berempat yang bersuara. Tak ada satu pun dianatara mereka yang membuka percakapan.

Rifa merasa jauh lebih tenang sekarang. Dia sudah mengikhlaskan apapun yang terjadi kedepannya. Bagaimana pun hasilnya, dia yakin itu pasti yang terbaik untuknya.

Di sisi lain, Rifqi merasa hal yang sebaliknya. Berkali-kali cowok itu terlihat gusar dan tidak tenang. Bukan karena dia tidak percaya diri dan takut akan kekalahan. Rifqi justru takut kemenangannya itu menjadi awal dari kehancuran sahabatnya.

"Terakhir nih, dipersilahkan untuk para calon ketua dan wakil ketua OSIS untuk pergi ke bilik suara yah."

Rifqi, Agnes, Rifa, dan Aldino pun segera bangkit dari bangkunya mengikuti instruksi yang baru saja diberikan. Keempatnya berbaris dengan rapi dan masuk ke dalam setiap bilik yang tersedia. Di dalam bilik suara itu rupanya terdapat paku, sterofoam sebagai alas untuk mencoblos dan juga selembar kertas suara. 

Rifa, Aldino, dan Agnes segera keluar dari bilik suara dan memasukkan kertas suara yang telah mereka coblos itu ke dalam kotak suara. Mereka bertiga hanya memerlukan kurang lebih sepuluh detik untuk menentukan pilihannya. Sementara Rifqi, cowok itu masih mematung di dalam bilik tersebut.

Rifqi menghela napasnya. Entah mengapa dia malah bimbang saat ini padahal sejak awal dia sangat menginginkan posisi itu. Rifqi sudah punya banyak rencana, dia tahu apa yang akan dia lakukan jika dia terpilih menjadi ketua OSIS berikutnya. Namun dia tahu sahabatnya mungkin punya rencananya sendiri, karena Rifqi tahu jabatan ini sama pentingnya juga untuk gadis itu.

Rifqi akhirnya menggerakkan tangannya. Cowok itu mengambil paku yang sudah tersedia dan menancapkannya di nomor dua. Pada akhirnya, Rifqi menggunakan suaranya untuk memilih lawannya sendiri.

"Kalau emang jabatan ini sama pentingnya buat lo, gue aja yang ngalah Fa," ungkap Rifqi dalam hatinya.

Rifqi segera keluar dari bilik itu dan memasukkan kertas suaranya ke dalam kotak yang telah disediakan. Cowok itu juga mencelupkan kelingkingnya ke dalam tinta sebagai tanda bahwa dia sudah menggunakan haknya untuk bersuara.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Where stories live. Discover now