21. Sampah

1K 82 6
                                    

Seperti biasa kita ritual dulu yahh

Kalian baca tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!

Makasii udah mau jawab, lov u

met baca all <3

***

"Sebenarnya dari awal dia sudah menatapku sebagai sampah tapi dengan bodohnya aku tetap ingin bersamanya."

***

Sore ini, Rifqi sengaja keluar dari ruang kelasnya lebih awal. Jangan tanya bagaimana Rifqi bisa mendapatkan izin dari guru yang sedang ngajar di kelasnya. Bagi Rifqi mencari alasan bukanlah suatu hal yang sulit. Cowok itu punya seribu satu alasan agar bisa cabut dari kelas.

Namun ini semua tidak akan Rifqi lakukan jika bertemu dengan Agnes tidak sesulit itu. Sudah berhari-hari perempuan itu terlihat sangat menghindar darinya. Gadis itu bahkan sudah tidak pernah lagi pergi ke kantin agar tidak berpapasan dengannya. Mereka memang masih ada masalah yang belum terselesaikan dan tampaknya masalah ini semakin membesar tanpa sepengetahuannya. Jika tidak memburuk mungkin berita tentang permasalahannya ini tidak akan tersebar di satu sekolah.

Rifqi memang memiliki niatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Agnes. Tapi sayangnya Agnes memilih untuk menolaknya dan pastinya dia punya alasannya tersendiri. Oleh karena itu, Rifqi tidak punya cara lain selain menunggu perempuan itu di depan toilet yang berada di dekat lapangan sampai dia selesai ganti baju.

"Lo ngapain di sini gila?! Jangan mesum!!" Agnes nyaris tersentak ketika dia baru saja keluar dari ruang ganti. Perempuan itu sudah mengenakan baju cheersnya untuk latihan.

"Sorry nes, gue gak ada pilihan lain. Lagian lo ngehindar terus dari gue," ungkap Rifqi, cowok itu terlihat sangat putus asa.

"Mending lo pergi sekarang, gue gak mau yah ada gossip-gossip aneh lagi tentang gue sama lo," usir Agnes.

Baru saja gadis itu melangkahkan kakinya, Rifqi langsung mencegatnya sebelum jarak di antara mereka semakin jauh. Ini kesempatan untuk dirinya meluruskan semua masalahnya dengan Agnes. Mau bagaimana pun juga Rifqi ada salah karena dia telah menceritakan semuanya pada Arin tanpa izin dari Agnes.

"Nes," panggil Rifqi.

Agnes langsung menepis lengan Rifqi secara kasar. "Lepasin Rif!"

"Agnes, dengerin gue dulu," pinta Rifqi sedikit memohon.

"Gak ada yang harus dijelasin lagi!" bentak Agnes.

Kini tatapan gadis itu sudah berbeda. Kali ini Agnes benar-benar membencinya. Wajar saja jika Agnes kecewa pada Rifqi, cowok itu telah membongkar seluruh rahasianya kepada Arin.

"Semuanya udah jelas banget," Agnes melanjutkan ucapannya.

Rifqi menghembuskan napas beratnya. Dia berusaha untuk kembali menenangkan pikirannya yang sudah kacau balau. Rifqi tidak tahu harus bagaimana lagi agar Agnes mau mendengar penjelasannya.

"Okay gue bakal lepasin lo tapi kasih gue kesempatan dulu buat ngomong," Cowok itu masih berusaha untuk membuat kesepakatan dengan Agnes.

"Apa? Lo mau cari-cari alesan kenapa lo nyebarin ini semua?" tuduh Agnes yang kemudian disusul dengan tawa sarkasnya.

"Gue? Nyebarin apaan?" Rifqi malah balik bertanya.

Agnes tersenyum sarkas. Gadis itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sumpah sih gue gak ada waktu buat ngobrol sama orang sok suci kaya lo."

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang