16. Kelas Tambahan Matematika

1.1K 89 27
                                    

Seperti biasa kita ritual dulu yahh

Kalian baca tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!

Makasii udah mau jawab, lov u

met baca all <3

***

"Dari awal aja kita udah beda prinsip, kamu yang sangat mementingkan nilai dan aku yang tak pernah peduli soal angka."

***

Pada jam istirahat kali ini Rifa terpaksa harus menghadap Pak Jaya lebih dulu. Dia punya firasat bahwa sepertinya dia akan kena semprot dari guru itu. PR terakhir yang Pak Jaya berikan padanya itu dikerjakan secara keseluruhan oleh Farrel.  Sepertinya Pak Jaya menyadari perbuatannya itu.

Rifa segera masuk ke dalam ruang guru dengan santainya. Dia tidak takut kehabisan waktu istirahatnya, selera makannya sudah hilang sejak tadi. Sepertinya moodnya akan semakin memburuk setelah dia keluar dari ruangan ini. Semua orang tahu ucapan pak Jaya terkenal dengan menusuknya.

"Ada apa yah pak manggil saya?" Tanya Rifa dengan wajah tak berdosanya ketika gadis itu sudah berada di depan meja kerja Pak Jaya.

"Ada apa manggil saya," cibir Pak Jaya dengan mengulang ucapannya.

"Kamu tuh harusnya udah tau kenapa bapak panggil kamu ke sini," lanjut Pak Jaya.

Selang beberapa menit, Aldino pun masuk ke dalam ruang guru. Rifa hanya meliriknya sekilas, jujur saja tatapan cowok itu berhasil membuat jantungnya berdegup cepat. Kedua mata mereka sempat bertemu selama beberapa detik tapi Rifa cepat-cepat mengalihkan pandangannya kembali.

"Emangnya kenapa?" Tanya Rifa seolah-olah dia tak pernah berbuat salah. Perempuan itu berusaha untuk kembali menenangkan dirinya. Dia tidak boleh terlihat salah tingkah di depan mata cowok itu.

Pak Jaya mengerjapkan kedua matanya. Tak disangka-sangka Rifa akan mulai melawannya. Makin kesini tingkahnya semakin mirip dengan Rifqi.

"Kamu ini yah, kelakuannya mirip banget sama kembaran kamu!" Pak Jaya mulai naik pitam.

"Kembaran saya?" Tanya Rifa sedikit kebingungan.

"Iya itu kembar sial kamu, si Rifqi!" Jawab Pak Jaya.

Rifa terkekeh. 

Jangan terkejut dengan perubahan sikap Rifa. Selama ini perempuan itu mengamati dan mempelajari banyak hal dari sahabatnya, Rifqi. Namun entah mengapa baru kali ini Rifa ingin meniru gaya sahabatnya. Biasanya Rifa tak memiliki keberanian untuk berbicara seperti ini kepada Pak Jaya.

"Bapak serius Rifa, kamu jangan becanda," tegas Pak Jaya.

"Dari tadi saya serius kok pak. Gimana-gimana? Waktu istirahat saya udah kepotong beberapa menit nih, coba kalo bapak manggil saya pas lagi kelas, dengan senang hati Rifa ngobrol sama bapak," cengir Rifa.

Pak Jaya menghembuskan napas beratnya. Kali ini dia memilih untuk mengalah dan tidak melanjutkan perdebatan tidak bermutu itu. Pak Jaya tahu kalau sudah begini, perdebatan ini tidak akan pernah ada ujungnya.

"Kamu kira bapak gak tau apa kalau kamu nyontek PR ke Farrel? Hah?" Ujar Pak Jaya secara terang-terangan.

Ternyata dugaan Rifa selama ini tepat sasaran. Pak Jaya memang memanggilnya karena tugas terakhir yang Pak Jaya berikan itu malah dikerjakan oleh Farrel semuanya. Sepertinya Farrel lupa untuk menyalahkan satu nomor dalam tugasnya.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Where stories live. Discover now