26. Terungkap

1K 65 7
                                    

Seperti biasa kita ritual dulu yahh

Kalian baca tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!

Makasii udah mau jawab, lov u

met baca all <3

***

"Padahal statusnya kita cuma sahabatan tapi kok sakit ya rasanya tersingkirkan jadi dinomor duakan gini?"

***

Pagi ini Rifqi dan Agnes sudah menghadap pak Jaya untuk mencalonkan diri sebagai pasangan ketua dan wakil ketua OSIS berikutnya. Awalnya Pak Jaya menolak pendaftaran mereka karena merasa Rifqi dan Agnes saat ini hanya main-main. Namun pada akhirnya mereka berhasil meyakinkan pak Jaya. Guru itu memberikan sesi wawancara secara mendadak dan tak disangka-sangka mereka memberikan jawaban yang selama ini diinginkan.

Rifqi tahu perjalanannya tidak akan mudah untuk mencapai targetnya. Persaingannya akan sangat ketat setelah mengingat siapa yang akan menjadi rivalnya. Aldino memiliki image yang sangat baik di sekolah. Teladan, pintar, berprestasi pula. Ah sudahlah! memikirkan Aldino hanya akan membuatnya semakin insecure.

Rifqi seketika teringat dengan tawaran Arkanza untuk menjadi ketua OSIS berikutnya. Kini dia merutuki pilihannya sendiri, tak seharusnya Rifqi langsung membuang tawaran itu tanpa berpikir berulang kali.

Rifqi akhirnya memutuskan untuk menurunkan ego dan gengsinya. Dia terpaksa harus melawan rasa malunya dan mungkin Arkanza akan memandangnya seperti badut setelah ini, tapi ya mau bagaimana lagi? Kali ini anya Arkanza yang bisa menolongnya.

"Bang Anza!" Akhirnya Rifqi berhasil menemukan seseorang yang sejak tadi dia cari kemana-mana.

"Lo mau tanya soal PORSENI juga kenapa bisa batal? Gue udah capek jawabnya, lo mending tanya aja ke temen-temen lo," ujar Arkanza tidak memberikan Rifqi kesempatan untuk bertanya.

"Gue dateng ke sini bukan mau nanyain itu kok bang, tapi jujur gue ikut sedih sih denger beritanya tapi gue percaya sama lo kalau ini emang udah jalan yang terbaik yang lo pilih," jelas Rifqi langsung meluruskan.

Dia paham betul saat ini Arkanza sedang berada dalam fase kecewa. Rifqi mengerti bagaimana rasa sakitnya ketika kita terpaksa harus mengecewakan orang-orang yang sudah menaruh harapan besar pada kita. Rasanya jauh lebih menyakitkan ketika kegagalan kita ternyata menjadi sumber kesedihan seseorang pula.

Arkanza tersenyum tipis. Dia tidak menyangka bahwa diantara banyaknya orang yang hari ini sudah dia temui masih ada yang bisa memahaminya. Dari banyaknya orang yang dia kenal di sekolah ini ternyata masih ada aja orang yang mau menghargai dan tetap mendukungnya.

"Langsung aja kali ya bang, soal tawaran itu boleh gue ambil gak jadinya? Kayanya gue mau nerusin buat jadi ketua OSIS selanjutnya," tanya Rifqi dengan sedikit berhati-hati. Dia takut perkara OSIS juga dapat menyinggung perasaan Arkanza.

Arkanza mengernyitkan dahinya. Bukankah cowok itu sudah menolak tawaran itu secara mentah-mentah? Lantas apa yang membuatnya berpikir ulang? Atau mungkin Rifa lah yang menjadi alasannya untuk menunjuk dirinya sendiri sebagai calon ketua OSIS.

"Lo partner-an sama Rifa?" Tanya Arkanza memastikan.

Rifqi menggelengkan kepalanya, "Nggak, gue sama Agnes."

"Awalnya mau sama Rifa sih, tapi dianya nolak," tambah Rifqi.

Arkanza kembali terdiam. Rupanya dugaannya salah kali ini. Dari penjelasannya, sepertinya Rifqi belum tahu kalau Rifa sudah berpasangan dengan Aldino untuk menjadi pasangan ketua dan wakil ketua OSIS berikutnya. Arkanza rasa ini sudah waktunya bagi Rifqi untuk mengetahui rahasia terbesar yang masih Rifa simpan selama ini karena tak ada satu pun temannya yang tahu kalau dia telah mengajukan diri sebagai seorang wakil.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum