26. Terungkap

Beginne am Anfang
                                    

"Rif," panggil Arkanza ragu-ragu.

"Kenapa bang?" Tanya Rifqi.

"Lo gak tahu kalau Rifa jadi wakilnya Aldino?" Tanya Arkanza dengan hati-hati.

"Hah?" Rifqi nyaris terhentak dengan ungkapan Arkanza barusan.

Rifa? Jadi wakilnya Aldino? Dia tidak salah dengar kan?

"Eh seriusan lo gak tahu?" Meskipun Arkanza sudah memiliki firasat bahwa Rifqi belum mengetahui semua ini tapi cowok itu ikut terkejut melihat reaksi dari Rifqi yang seheboh itu.

Rifqi menggelengkan kepalanya pelan. Kini ada perasaan kecewa dalam dirinya. Dia tidak menyangka bahwa ternyata perlahan sahabat terlama-nya sudah mulai menyimpan rahasia darinya.

"Gue jadi bingung Rif harus mihak ke siapa sekarang, kayaknya Rifa pingin banget posisi itu," ungkap Arkanza yang kembali membelah kesunyian di antara mereka.

"Sorry yah," Arkanza meminta maaf.

"Rifa kayanya beneran naksir sama Aldino deh," Rifqi bergumam pelan tanpa secara tidak sadar.

Namun sialnya Arkanza mendengar itu semua dengan jelas. Terdengar jelas bahwa gadis yang selama ini dia cintai dalam diam telah menaruh hati pada pria lain.

"Maksudnya?" tanya Arkanza. Raut wajahnya berubah drastis. Terlihat jelas kemarahan dan ketidakikhlasan dari sorot mata cowok itu.

Rifqi meringis pelan. Tak seharusnya dia mengatakan ini semua sekarang pada Arkanza. Namun saat ini dia tidak punya pilihan lain selain membeberkan informasi itu. Lagi pula tak ada salahnya juga jika Arkanza tahu lebih awal, mungkin Arkanza akan semakin berjuang untuk tidak membiarkan Aldino masuk ke dalam hati gadis itu.

Padahal, nama Aldino memang sudah ada di dalam hati Rifa dari sejak lama. Entah karena Rifa yang terlalu cepat jatuh cinta dengan Aldino atau Arkanza yang terlambat untuk datang.

"Dia gak punya alesan yang kuat buat jadi wakil ketua OSIS bang kalau bukan karena pingin deket sama Aldino," jelas Rifqi.

Arkanza tertegun. Jantungnya seketika berdegup dengan cepat. Hatinya terasa semakin hancur. Apa mungkin Rifa telah jatuh cinta dengan pria lain? Dan di antara banyaknya pria di sekolah ini mengapa dia harus luluh pada Aldino?

"Gak ada maksud gimana-gimana yah, tapi bayangin aja bang kalau mereka berhasil ya mereka bakal makin deket karena makin sering ketemu," Rifqi memberanikan diri untuk mengungkapkan kekhawatirannya selama ini.

Rifqi melanjutkan ucapannya, "Sekarang aja Rifa udah sedeket itu cuma karena tutor matematika."

"Tutor matematika?" Arkanza kembali bertanya untuk ke sekian kalinya. Tubuhnya mulai terasa lemas, dia belum siap untuk mendengar semua informasi. Arkanza tidak siap untuk menerima kenyataannya bahwa dia dalam kekalahan detik ini juga.

Rifqi menghebuskan napas beratnya, ternyata ada banyak hal yang belum dia sempat ceritakan kepada Arkanza tentang Rifa. "Aldino diminta sama pak Jaya buat jadi tutor matematikanya Rifa."

Kedua lutut Arkanza terasa semakin lemas. Ternyata ada seseorang yang sudah melangkah lebih jauh mendekati Rifa. Rasa penyesalan pun perlahan muncul. Jika waktu dapat diputar kembali, Arkanza pasti akan memilih untuk mengikuti saran dari teman-temannya. Arkanza akan memilih untuk memperjuangkan Rifa dari sejak lama.

"Jujur gue kurang sreg kalau Rifa harus jadian sama orang itu, gue jelas-jelas lebih seneng kalau dia akhirnya beneran sama lo bang," ujar Rifqi yang berusaha untuk tetap menyemangatinya.

"Oke, gue bakal pastiin lo yang bakal maju jadi ketua OSIS selanjutnya. Lo bisa manfaatin kegagalan di periode kepemimpinan gue, PORSENI. Gimana pun caranya lo bisa bikin orang-orang percaya kalau lo bisa ngadain acara itu dan lo juga harus beneran berhasil buat acara itu di masa jabatan lo. Jangan cuma sekedar janji manis aja," jelas Arkanza setelah tenaganya mulai pulih kembali.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt