Menampakkan Diri

524 11 1
                                    

Ular raksasa yang memiliki berat badan hingga satu ton tersebut berlalu meninggalkan tenda Stevan yang hanya berjarak 50 meter dari sungai. Tubuhnya yang berwarna gelap itu tidak terlihat digelapnya hutan belantara, tetapi beberapa spesies hewan akan tetap bisa melihatnya. Dia masuk ke sungai, berenang untuk menyebrang dan mencari santapan lainnya.

Setelah beberapa menit, hewan melata yang memiliki lidah bercabang dan gigi yang tajam tersebut akhirnya menemukan sekelompok gajah yang sedang beristirahat. Dua ekor gajah besar menjadi santapannya sebagai energi selama sebulan berada di dalam gua.

Setelah menelan dua ekor gajah dan dua manusia, ular raksasa yang memiliki postur tubuh lebih besar dari anaconda tersebut kembali ke gua, menjaga apa yang sudah menjadi tanggungjawabnya kepada sang tuan. Akan tetapi, ada sosok manusia yang tidak bisa menjadi santapannya. Pernah dia mencoba untuk memakan manusia satu-satunya di dalam gua tersebut, tetapi saat posisi mangsa berada dekat di hadapannya justru dia segera berbalik pergi dan tidak pernah menganggu manusia tersebut hingga saat ini.

***

Stevan lebih dahulu bangun, telinganya terusik dengan suara air, ia awalnya hanya seperti mimpi sampai akhirnya terbangun dan membuka mata. Pria berambut panjang tersebut segera keluar dari tenda, meregangkan otot yang terasa kaku kemudian melangkah menuju ke sungai untuk mencuci muka dan buang air kecil.

Beberapa langkah dari tepi sungai Stevan melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia kemudian melangkah semakin mendekat dan mendapati pakaian Sesil dan juga Alex tergeletak bersama senter yang masih menyala.

"Shiit ... apa yang kalian lakukan?" umpat Stevan seraya mengambil senter dan mematikannya lalu memasukkan ke kantong celana. Ia kembali melanjutkan untuk mencuci muka dan menuntaskan hajatnya.

"Hei, ayo bangun ... bangun ... cepat bersiap-siap kita pergi dari sini!" Stevan membangunkan semua teman-temannya, termasuk Leny dan Helena.

"Ada apa, Van?" tanya Peter seraya duduk karena terkejut.

"Alex sama Helena berbuat mesum di pinggir sungai semalam," jawab Stevan. "Buruan bangun!"

"Anjir ... kamu ngintip, Van?" tanya Peter seraya menatap Stevan tidak percaya.

"Dapat baju mereka berserakan sampai dalaman di pinggir sungai sudah cukup mengambil kesimpulan dan sekarang mereka ngilang. Aku cuma nemu senter yang masih menyala sama baju-baju mereka di sana. Udah, buruan bangunin yang lain trus kita pergi dari sini." Stevan memerintah Peter agar segera bergerak.

Setelah membereskan barang-barang, mereka akhirnya meninggalkan tempat tersebut tanpa makan terlebih dahulu, membuat mereka harus mencari buah-buahan di hutan padahal ikan-ikan di sungai sangat menggoda untuk dibakar.

*

Sudah hampir seminggu mereka hanya berkeliling di dalam hutan dan belum juga menemukan tanda untuk bisa sampai ke pantai. Beruntung hutan tersebut memiliki buah yang melimpah meski harus berbagi makanan dengan para hewan yang juga memakan buah-buahan.

Di dalam hutan mereka sering kali menemukan buah seperti buah keledang, memiliki bentuk seperti cempedak, tetapi buah ini hanya berukuran sebesar genggaman orang dewasa dan juga memiliki citarasa manis. Buah pisang hutan juga aman untuk dimakan. Namun, buah yang hanya didominasi oleh biji di dalamnya hanya bisa diisap, tidak bisa dimakan, dan masih bayak jenis buah-buahan yang bisa menjadi pengganjal perut selama di dalam hutan, sehingga mereka tidak takut menghadapi perasaan lapar. Mereka hanya takut jika berhadapan dengan binatang buas.

Mereka kembali membangun tenda, tetapi kali ini mereka akan membagi waktu untuk berjaga.

"Malam ini siapa yang mau berjaga duluan?" tanya Stevan seraya mengarahkan kedua tangannya ke hadapan api yang menyala untuk mengirimkan rasa hangat ke tubuhnya.

"Biar aku sama Tio aja duluan," jawab Peter.

"Oke. Kalau gitu aku tidur duluan, ya. Nanti kalau kalian sudah ngantuk, bangunkan aku untuk gantian berjaga. Sekarang jam tujuh berarti bangunkan aku jam 12 atau jam 1 aja, ya." Stevan kemudian melangkah dengan yang lain memasuki tenda untuk beristirahat.

"Sepi juga selama si Centil itu gak ada. Cuma aku gak habis pikir sih, gimana bisa mereka malah mesum di hutan? Kayak gak ada tempat lain aja. Heran!" sungut Leny.

"Udah, lebih baik kita tidur. Yang penting kita gak ngelakuin hal yang gak senonoh." Helena menanggapinya sebelum akhirnya memejamkan mata. Perasaan lelah membuat mereka cepat mengantuk dan mudah terlelap.

Sesuai kesepakatan, Peter membangunkan Stevan dan Dino untuk bergantian, akibat dua kali kehilangan temannya saat malam hari membuat mereka saling bergantian untuk berjaga.

Tepat pukul empat subuh saat semunya terlelap kecuali Stevan. Bahkan Dino tak kuasa menahan rasa kantuk sehingga ia tertidur di samping Stevan yang sedang duduk menghangatkan tubuhnya ke depan api yang menyala.

Stevan mendengar suara yang cukup mengusik indera pendengarannnya, ia mulai membangunkan Dino. Tepat saat Dino terbangun, kepala ular raksasa itu sudah terangkat tinggi, wujudnya terlihat jelas karena cahaya api di depan mereka.

Stevan dan Dino segera berlari memasuki tenda, Stevan membangunkan Leny dan Helena, sementara Dino membangunkan Peter dan Tio.

"Bangun! Buruan bangun, ada ular raksasa, kalau masih mau hidup ayo kita selamatkan diri," kedua tangan Dino mengguncang tubuh Peter dan Tio hingga keduanya terbangun dan segera berdiri.

Mereka terus berlari sampai akhirnya menemukan sebuah pohon yang berukuran besar. Memilih untuk bersembunyi sampai akhirnya ular tersebut mulai menjauh meninggalkan mereka.

Stevan mulai merasa lega, tetapi mereka belum bisa mengambil keputusan untuk kembali ke tenda. Takut jika pergerakan mereka justru mengundang ular itu untuk kembali dan mengejar mereka.

"Hei, ini bukannya tempat yang pernah kita lewati?" tanya Stevan setelah mengarahkan senternya ke beberapa titik.

"Shit ... ini di dekat gua, sepertinya ada sesuatu di dalam gua itu yang harus kita periksa. Perasaan, kita udah berulang kali sampai di sini," ucap Peter.

"Jangan aneh-aneh deh, tempat gelap dan lembab seperti itu pasti banyak dihuni oleh ular. Ogah deh," jawab Leny.

Jawaban dari Leny ada benarnya juga sehingga mereka memutuskan untuk beristirahat di pohon tersebut. Bahkan Leny dan Helena kembali tertidur bersandar pada pohon, sementara Stevan sibuk mengarahkan senternya ke mana saja untuk memastikan tidak ada hewan beracun di sekitar mereka.

Bersambung...

The Giant Snake (END) Where stories live. Discover now