Nekat

842 14 9
                                    

Tidak mendapat izin dari orangtuanya membuat Leny mencari cara lain agar tetap bisa mengunjungi pulau tersebut, meski teman-temannya yang lain memutuskan untuk tidak pergi dengan alasan tidak mendapat izin. Namun, beberapa pria lainnya termasuk Peter, Andhika dan Dion tetap ingin pergi ke sana membuat Leny nekat memaksa Helena, Sesil, dan yang lainnya untuk ikut.

Akhirnya Leny menemukan ide yang akan menjadi alasan mereka agar diizinkan pergi. Setelah beberapa saat terjadi perdebatan antara Leny dan teman-temannya karena suka memaksakan kehendak agar teman-temannya tetap ikut.

[Aku punya ide. Gimana kalau kita izin ke puncak aja?]

Leny mengirim sebuah pesan ke grup di aplikasi hijau miliknya.

Helena
[Ide yang bagus, OKE]

Alex
[Aku ngikut juga, OKE]

Tio
[Aku setia kawan, OKE]

Sesil
[Aku pas ikut, OKE]

Kaisar
[Aku setuju, OKE]

Akhirnya semua menyetujui ide gila Leny, kecuali Stevan. Ia masih memikirkan cara untuk mengikuti keinginan teman-temannya. Baginya, keputusan untuk pergi ke Pulau Terlarang itu tidak mudah.

Hatinya selalu bergejolak tiap mengingat Septian yang sudah sepuluh tahun hilang di pulau tersebut. Namun, Stevan tetap tidak akan mendapat izin dari orangtuanya.

Meski mereka semua sudah handal dalam menaklukkan alam, tetapi tidak semua alam bebas bisa ditaklukkan.

Selama ini mungkin hanya medan berbahaya yang sering mereka temui, tetapi di Pulau Terlarang bukan hanya medan yang sulit tapi binatang buas pun menjadi resiko paling berbahaya. Terutama ular raksasa yang gembor menjadi buah bibir di kalangan penduduk mereka.

Stevan
[Aku gak ikut]

Setelah balasan Stevan masuk membuat grup heboh, berisi pertanyaan tentang alasan pria dengan rambut sebahu itu menolak untuk pergi. Stevan merupakan orang yang paling bersemangat untuk mengikuti lintas alam.

Hobinya sejak SMP itu masih melekat kuat hingga ia dewasa seperti saat ini. Namun, keputusannya untuk tidak ikut membuat teman-temannya menjadi heran.

Seharusnya Stevan ikut untuk mengetahui keadaan tempat dimana Septian hilang. Mungkin saja masih ada barang milik kakaknya yang tertinggal dan bisa menjadi petunjuk untuk menemukan Septian, walaupun itu sangat mustahil.

*

"Kamu yakin gak mau ikut?" tanya Leny memecah keheningan setelah beberapa menit yang lalu mereka tiba di kafe milik Peter.

"Aku sebenarnya juga ragu, bokap melarang keras, tetapi ada keinginan dalam diri untuk melihat lokasi itu," jawab Stevan.

"Kalau gitu ya udah, ikut aja." Peter tiba-tiba datang bersama Helena dan bergabung dengan mereka.

"Ah ... kamu bikin kaget aja," cetus Stevan saat tiba-tiba Peter berdiri di belakangnya.

"Loh ... yang lain mana?" tanya Helena seraya mendudukkan bokongnya di kursi samping Leny.

"Belom pada datang, paling juga bentar lagi," jawab Leny seraya memasukkan kentang goreng ke mulutnya.

Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja hingga Andhika, Dion, Alex, Sesil dan yang lainnya datang. Mereka mulai berkumpul dan merundingkan persiapan-persiapan yang harus mulai dilakukan sebelum mereka pergi.

"Jadi, sesuai kesepakatan di grup, aku yang akan menyewa speedboat, sedangkan kalian menyiapkan kebutuhan selama di sana dan melengkapi peralatan-peralatan yang sekiranya kita butuhkan selama di hutan." Leny memulai topik penting.

"Aku gak terlibat dulu, aku masih mau cari ide agar bokap bisa kasi izin, tapi apa kalian sudah yakin dengan keputusan ini? Maksudku, penjelajahan kali ini bakar taruhan nyawa. Apa kalian sudah persiapkan segala kemungkinannya?" Stevan berujar dengan serius, bahkan ia menatap satu persatu lawan bicaranya.

Perjalanan mereka kali ini bukan hanya untuk mendaki gunung, puncak atau menjelajahi hutan yang sudah sering dilewati oleh pecinta alam lainnya, tetapi ini benar-benar akan mendatangi pulau yang berbahaya.

"Sudah, aku juga udah nyiapin beberapa senapan untuk berjaga-jaga dan beberapa alat-alat lain. Ada parang dan gergaji mesin mini yang mungkin bisa kita gunakan di sana," jawab Peter.

"Kamu yakin itu semua sudah cukup? Pasti banyak bahaya di sana." Stevan berujar seraya mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya.

"Udah, kamu tenang aja. Aku harapan kamu bisa ikut bergabung bersama kami," ujar Helena.

*

Mereka mulai menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan. Helena bahkan menulis sebuah surat dan meletakkannya di atas meja belajar miliknya.

Helena hanya berjaga-jaga jika suatu saat orangtuanya mencari, maka surat itu akan menjadi petunjuk keberadaannya. Ia akn meminta izin untuk pergi ke puncak. Sudah pasti orangtuanya akan memberi izin.

Puncak merupakan tempat paling aman bagi mereka, itu menurut orangtua Helena. Ia mulai menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Mulai dari pakaian perlengkapan mandi dan juga beberapa kebutuhan yang dianggap perlu.

Dion dan yang lainnya juga menyiapkan keperluan mereka, berkumpul di rumah Peter menjadi pilihan karena orangtuanya sedang tidak berada di rumah.

Berbeda halnya dengan Leny, kini gadis tomboi itu tengah sibuk bernegosiasi dengan salah satu temannya. Ia akan menyewa speedboat milik pria berkacamata tersebut.

Speedboat dengan kapasitas 15 penumpang itu menjadi pilihan Leny, dengan fasilitas interior dan eksterior lengkap dengan perlengkapan navigasi dan komunikasi, serta perlengkapan keselamatan.

Harga yang harus dikeluarkan oleh Leny tidak sedikit, hampir seluruh isi tabungannya ia keluarkan. Leny juga menyewa hanya tiga hari, tetapi bisa saja lebih dari itu sehingga ia tidak mempermasalahkan harga sewa yang diminta oleh temannya.

Leny berfikir jika harga sewa sudah sepadan dengan fasilitas yang dimiliki speedboat tersebut.   Kapasitas bahan bakar speedboat itu juga banyak, mereka juga membawa cadangan bahan bakar. Semua persiapan hampir rampung.

*

Sementara Stevan hanya diam termenung melihat kesibukan yang lain. Pikirannya masih berkecamuk, apakah ia akan pergi atau tidak?

Sebuah pesan misterius kembali mengusik pikirannya.

[Pergilah, ikut dengan kawan-kawanmu]

Stevan mulai pusing memikirkan pengirim pesan yang benar-benar tidak ia kenali. Ia mencoba menghubungi nomor tersebut, tetapi tidak aktif.

Bersambung....

The Giant Snake (END) Onde histórias criam vida. Descubra agora