Memasuki Hutan

361 9 1
                                    

Perjalanan panjang baru akan dimulai, setelah tiga hari melihat situasi dan kondisi serta mempelajari sisi hutan, akhirnya mereka memutuskan untuk memasuki lebih jauh karena merasa aman, walaupun sebenarnya tidak. Namun, setidaknya mereka mulai sedikit memahami tentang tempat tersebut. Hanya sedikit.

Sebelum memutuskan untuk masuk ke hutan, mereka memotong dahan ataupun pohon kecil yang akan dijadikan tongkat.

“Ini tongkat buat kalian, biar gak mudah capek dan juga sebagai pelindung diri,” ujar Stevan menyodorkan tongkat kepada Leny dan Sesil, sementara yang lain sudah memiliki tongkat masing-masing.

Saat memakai tongkat pun ada caranya, yaitu ujung atas kayu harus menghadap ke bawah agar terasa ringan saat membawanya. Selain mengurangi rasa lelah saat berjalan, tongkat juga berfungsi untuk menghalau jika ada binatang melata seperti ular dan sejenisnya, juga dapat menyingkirkan duri yang melintang di jalan. Biasanya terdapat tanaman berduri di dalam hutan.

“Oke, terima kasih,” ucap Leny dan Sesil seraya menerima kayu pemberian Stevan.

Mereka mulai memasuki hutan setelah mengucapkan doa agar selalu dilindungi selama melakukan perjalanan.

“Keren banget,” ujar Leny dengan penuh kekaguman seraya menatap keadaan di sekitarnya.

“Iya, tempat ini kayak surga, indah banget. Banyak buah-buahan pula,” timpal Sesil seraya memetik buah kerben di antar semak-semak.

Hutan yang mereka lalui masih didominasi oleh pohon pinus dan rumput-rumput liar di sekitarnya, bahkan sepanjang jalan yang mereka lewati banyak buah-buahan yang bisa dipetik, tidak jarang tangan-tangan mereka memetik buah saat berjalan dan pastinya tidak lupa untuk selalu meminta izin sebelum mengambil sesuatu dari hutan tersebut.

“Udah, kagak usah berisik! Konsentrasi aja jalannya, awas ada ular,” ujar Stevan mengingatkan sambil berjalan di depan.

Saat melakukan penjelajahan sebaiknya tidak mengobrol selama berjalan dan ketika lelah usahakan agar tangan tidak menyentuh paha karena hal itu dapat membuat tubuh mudah lelah, sebaiknya berdoa agar terhindar dari segala jenis bahaya.

Akhirnya suasana menjadi hening, hanya terdengar suara langkah kaki mereka memasuki hutan, suara-suara burung yang bersahutan serta sesekali terdengar suara binatang aneh. Mereka berjalan melewati pohon demi pohon sampai akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak, mereka duduk di antara akar pohon besar yang mencuat dari dalam tanah.

Mereka selalu duduk di atas akar pohon ataupun pohon yang tumbang karena hal tersebut dapat menghilangkan rasa lelah lebih cepat dan selalu usahakan untuk menghindari duduk di atas tanah karena tanah di hutan dapat menyedot energi manusia.

Semakin jauh masuk ke hutan, pohon-pohon pinus mulai berkurang, berganti dengan jenis pohon yang lainnya. Banyaknya jenis pohon membuat mereka tidak lagi fokus untuk mengetahui jenis pohon yang mereka lewati, akan tetapi lokasi rumah yang mereka tempati semalam, terdapat banyak pohon ulin yang menjulang tinggi. Sudah dipastikan. Bahan pembuatan rumah itu diambil dari sana karena di sekitar terlihat bekas pohon yang sudah ditebang.

Mereka memakan roti dan meminum air putih sebagai pengganjal perut dari rasa lapar dan juga menambah sedikit energi. Mereka sudah berjalan cukup jauh, bahkan sekarang pukul 16.00 dan hawa di tengah hutan terasa sangat dingin, beruntung mereka semua menggunakan pakaian tebal untuk menghalau dingin.

“Kita berjalan satu jam lagi setelah itu kita bangun tenda, kita cari tempat yang nyaman untuk bermalam,” usul Peter.

“Siip, setuju, kalau ketemu buah-buahan yang bisa dimakan bisa diambil untuk kita makan, lumayan menghemat bahan makanan. Eh, jangan lupa permisi sebelum mengambil apapun di dalam hutan,” ujar Stevan mengingatkan yang lain.

The Giant Snake (END) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें