CHAPTER 4 : MEETING

27 11 0
                                    

Semua dewan direksi dari berbagai pimpinan perusahaan yang lain sudah berdatangan dan berkumpul di ruang khusus meeting untuk membahas beberapa kerjasama yang tergabung dalam group AKYRZ.MCorp.

Arsel berjalan dengan langkah tenang memasuki ruangan meeting, terlihat orang-orang begitu menghormatinya, mereka semua berdiri sambil menunduk menyambut kedatangannya. Arsel menganggukan kepalanya sekilas menampakan wajah dingin dan datar ke arah mereka semua. Arsel pun duduk di kursinya lalu di ikuti mereka semua duduk di kursinya masing-masing.

"Kita mulai meetingnya."

Arsel sebagai pemimpin dalam perusahaan menjelaskan dengan singkat dan tegas beberapa proyek pembangunan yang di rencanakannya, terutama pembangunan resort mewah yang telah dirancang olehnya sendiri, semua orang terdiam memperhatikan dengan kagum beberapa sketsa gambar yang di tunjukannya di layar monitor besar terpampang di hadapan mereka.

Beberapa pertanyaan di ajukan oleh setiap rekan bisnisnya, dan langsung dijawab dengan tegas, singkat dan jelas oleh Arsel, semua orang puas dengan jawabannya, sehingga mereka semua tidak berkutik dan menuruti semua rencananya.

"Ada yang tidak setuju?"

Arsel menatap ke seluruh rekan bisnisnya dengan tatapan datar nan dingin, mereka saling melemparkan tatapan satu sama lain pada rekan bisnisnya lalu menggelengkan kepala mereka tanda setuju dengan apa yang di rencanakannya.

"Saya sangat terkesan dengan rancangan gambar Anda, Saya rasa semua orang di sini juga sangat tertarik dengan rencana pembangunan resort itu."

"Ya benar, tuan Thomy."

"Saya juga sangat setuju dengan keputusan Anda tuan Arsel, bahkan saya sudah taruhkan semua saham perusahaan saya, kuharap semua berjalan dengan lancar," ucap Sarla.

Arsel melemparkan tatapan datarnya sekilas ke arah wanita itu.

Sarla menatap arsel tanpa berkedip, seseorang yang duduk di samping wanita itu menghela napasnya dalam sambil bergumam pelan, "apa kau tidak takut jika perusahaanmu di ambil alih olehnya?" bisiknya sambil menyeringai.

"Jika tuan Arsel menginginkannya, itu bukan suatu hal yang sulit untuknya, mungkin detik ini juga perusahaan ayahku sudah di ambil alih olehnya sama seperti perusahaan lainnya yang dia inginkan, tapi kurasa tuan Arsel tidak tertarik dengan perusaah ayahku," sahut Sarla dengan pelan sambil menyunggingkan sudut bibirnya pada lelaki yang masih menatap ke arahnya.

"Selesai meeting hari ini."

Arsel mengakhiri meetingnya dan beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah ke luar ruangan dengan di ikuti frans dan rekan bisnis lainnya.

"Tunggu tuan Arsel," ucap Sarla setengah berteriak, langkah Arsel terhenti dan menoleh ke samping dengan dingin tanpa membalikan badannya ke arah Sarla yang berjalan menghampirinya.

"Ini berkas-berkas yang anda minta dalam email, sesuai yang anda inginkan, sudah saya lengkapi semuanya," ucap Sarla sambil tersenyum dengan mata menatap penuh pesona pada Arsel yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar nan dingin tak acuh kepadanya.

Frans mengerti isyarat mata tuannya untuk menerima dokumen yang di pegang Sarla, lalu frans mengambil dokumen yang berisi berkas-berkas itu dari Sarla yang masih menatap tuannya.

"Jika tak ada lagi keperluan, saya akan pergi," ucap Arsel dingin dengan wajah datar tanpa melihat kearah Sarla yang masih memperhatikannya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tidak, terimakasih tuan Arsel," sahutnya sambil menggelengkan kepala. Arsel kembali melanjutkan langkahnya dengan di ikuti frans menuju ruangan kerjanya meninggalkan Sarla yang masih berdiri mematung, frans menundukan kepalanya ke arah Sarla sebelum berjalan meninggalkannya.

MR.COLD [ ARSEL AKYASHRUZ ]Where stories live. Discover now