CHAPTER 1 : AWAL

90 12 1
                                    

TO : ARSEL AKYASHRUZ ( MY SON )

Maafkan ayah meninggalkanmu dan membuatmu kecewa dengan keputusan ayah, suatu saat nanti kau akan mengerti dan memahaminya perasaan itu, bahkan mungkin kau juga dapat merasakannya, namun pada kenyataannya bahwa seseorang akan mengorbankan apapun demi orang yang sangat dicintainya, begitupun ayah.

Arsel menghela napas panjang lalu menghembuskannya perlahan sambil memejamkan kedua bola matanya dengan tenang, tidak ada ekpresi ataupun emosi yang tergurat dari wajahnya, namun dalam lubuk hatinya terlintas perasaan sakit, kecewa yang bercampur dengan amarah yang tidak dapat dibohongi setelah membaca surat itu, namun Arsel selalu mampu mengendalikan setiap emosi dalam dirinya yang tidak akan nampak
dari raut wajahnya.

"Tapi, aku bukan ayah yang memiliki hati dan perasaan terhadap wanita sehingga mudah dibodohi oleh cintanya."

Arsel berdesis dengan sangat angkuh sambil beranjak dari kursi kerjanya lalu berdiri mematung menatap keluar kaca jendela gedung yang membentang luas dihadapannya dengan wajah datar tanpa ekpresi.

"Kita berbeda ayah, aku tidak akan membiarkan seorang wanita memiliki kendali atas diriku."

Ungkapan dari dalam hatinya seolah kembali meyakinkan kebenciannya nyata terhadap cinta dan tidak ingin berurusan dengan makhluk yang bernama wanita.

"Cinta hanyalah alasan untuk menyakiti, perasaan lemah yang menghancurkan segalanya."

♡♡♡♡

Terdengar ketukan langkah kaki seseorang tengah berjalan menuju ruangan besar yang mewah bercat light ivory, terdapat lemari besar didalamnya bersusun dokumen-dokumen dan buku tersusun rapi, wanita itu terus berjalan sambil menyilangkan tangan didadanya pandangannya meneliti ke seluruh penjuru ruangan lalu matanya terfokus pada sosok lelaki yang sedang berdiri membelakanginya dengan mengarah keluar kaca gedung.

"Demi wanita itu ayahmu rela mengorbankan segalanya bahkan nyawanya sendiripun dia berikan pada wanita itu, sekarang reputasinya sudah hancur dan berakibat pada perusahaan yang kini sedang diambang kebangkrutan, karena alasan cinta ayahmu sudah dibutakan oleh wanita itu dan lebih rela meninggalkanmu. "

"Bukankah sudah jelas bahwa musuh terbesar ayahmu adalah wanita itu, dengan sifat lugunya dan rayuannya dia telah berhasil menipu dan membodohi ayahmu sehingga terjerat ke dalam rencananya, dan.... kurasa ibumu juga bertanggung jawab dengan apa yang terjadi karena keegoisannya juga."

"Mungkin saja anak dari wanita simpanannya itu telah memiliki segala hal berharga yang seharusnya milikmu telah diberikan kepadanya tanpa kamu ketahui."

"CUKUP!"

"Kau masih muda Arsel, apa sanggup mempertahankan perusahaan ini yang mungkin sebentar lagi bangkrut?"

"PERGILAH!"

Arsel masih mematung menghadap kaca jendela tanpa memperdulikan sosok wanita yang berbicara panjang lebar sedari tadi berdiri di belakangnya dan kini sudah pergi dari ruangan.

Seketika terlintas dalam pikirannya saat kejadian memilukan itu, otaknya berputar keras mencerna kembali peristiwa yang telah terjadi.

Suara reporter itu masih terngiang jelas dalam indera pendengarannya, peristiwa itu terus diberitakan di berbagai media di mana-mana.

Telah terjadi kebakaran di sebuah gedung yang menewaskan pemilik perusahaan besar AKYRZ.MCorp, bernama Tuan Ruz Akyash ditemukan bersama seorang wanita yang belum diketahui identitasnya secara jelas, berbagai pihak telah dikejutkan dengan terjadinya peristiwa tersebut apalagi sosoknya yang terkenal ramah dan begitu di hormati. Pihak polisi pun masih menyelidiki kasus tersebut.

Saat kejadian tersebut banyak wartawan berdatangan dan berkumpul di sekitar mansion ayahnya untuk meliput dan mengetahui informasi lebih detail mengenai peristiwa tersebut.

Arsel turun dari mobil mewahnya didampingi beberapa bodyguard untuk menjaganya dari kerumunan wartawan dan terdengar banyak sekali pertanyaan yang terlontar dari mulut wartawan, terutama tentang sosok wanita yang belum diketahui identitasnya yang menjadi korban bersama ayahnya dalam kebakaran tersebut.

Arsel terus berjalan dengan tenang menuju mansion ayahnya ditengah kerumunan wartawan yang memaksa dirinya untuk bersuara, namun dirinya sama sekali tidak menanggapi apapun dan mengabaikan semua orang, tidak ada jawaban ataupun satu kata yang terucap dari bibirnya selain menunjukan wajah dingin tanpa ekpresi melangkah masuk ke dalam mansion.

♡♡♡♡

"Selamat siang tuan Arsel, maafkan saya telah mengganggu waktu istirahat anda, Saya wakil dari perusahaan ayah anda ingin mengabarkan tentang kondisi perusahaan yang saat ini sedang kacau dan tidak stabil bahkan banyak dari rekan bisnis mendiang ayah anda memanfaatkan situasi ini untuk mengambil alih perusahaan," ucap seorang pria paruh baya umurnya sekitar 45 tahun yang merupakan orang kepercayaan ayahnya.

Arsel masih terdiam tanpa pergerakan dari tempat duduknya, hanya menampakan wajah dingin tanpa ekpresi namun sorot matanya mengawasi pria paruh baya itu yang sedang sibuk mengeluarkan beberapa dokumen dari dalam tas kerjanya.

"Tuan Arsel, ini beberapa dokumen perusahaan dan sangat dikhawatirkan sekali perusahaan akan segera bangkrut jika tidak secepatnya diatasi, sebelumnya ayah anda berpesan bahwa kedua anaknya dapat bekerja sama untuk memajukan perusahaan agar kembali maju pesat dan juga perusahaan tidak diambil alih oleh orang lain ataupun ditutup."

Arsel mengangkat sebelah alisnya mencerna perkataan pria paruh baya itu dan mengulangi perkataannya kembali dengan sinis, "Kedua anaknya?"

Pria paruh baya itu mengangguk canggung dan memperjelas, "Ya mendiang ayah anda sangat berharap sekali bahwa Tuan Arsel dan Tuan Keano secepatnya untuk memimpin perusahaan bersama."

Pria paruh baya itu bergidik takut melihat respon tuannya yang seperti ingin menerkamnya, kemarahan berkobar dalam dirinya meskipun raut wajahnya hanya menampakan datar dan dingin tapi sorot matanya begitu tajam membuat pria paruh baya itu langsung menundukan kepalanya sehingga tidak berani menatap ke arah tuannya lagi.

"Jangan sebut namanya lagi! Dia bukan siapa-siapa, tak berhak atas warisan ataupun property ayah, terutama perusahaan!" Tegasnya.

"Sa-saya minta maaf tuan Arsel...., sa-saya hanya menyampaikan amanat dari mendiang ayah anda dan tidak akan lagi menyebut namanya dihadapan tuan," ucapnya terbata-bata karena menahan rasa takut yang menjalar dalam dirinya.

"Akulah pewaris sah-nya yang akan memimpin perusahaan AKYRZ mulai saat ini, perusahaan akan lebih besar maju dan pesat dari ayahku pimpin sebelumnya!"

Arsel berucap dengan nada angkuh dan tegas, tangannya terkepal kuat dan sorot matanya terpancar penuh ambisi dan hasrat yang kuat dalam dirinya untuk menjadi seorang pemimpin sekaligus yang akan menguasai segalanya atas dasar perintahnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Bersambung...

Note :

Vote and comment if you like my first story, happy reading..... 🥰🥰😗😗

MR.COLD [ ARSEL AKYASHRUZ ]Where stories live. Discover now