31

57K 5.3K 197
                                    

"Rinni, gimana kabar ibu lo?" tanya Kiara.

Mereka berdua tengah berjalan menuju gerbang sekolah. "Udah mulai sehat Ra, sekarang Ibu juga udah bisa buat jalan sendiri," jelas Rinni.

Kiara menghentikan langkahnya, ia membuka tasnya dan memberikan secarik kertas pada Rinni.

"Ini buat lo Rin, gue tahu itu sedikit, tapi gue harap itu bisa bantu lo," tutur Kiara memberikan cek dengan nominal lima juta. Ia mendapatkan itu dari Rey kemarin, entah kenapa ia merasa Rey sangat peduli kepadanya padahal ia baru tiga hari bekerja.

"Ra, nggak usah Ra. Davin udah bantu biayai rumah sakit Ibu gue aja itu udah lebih dari cukup," tolak Rinni secara halus.

"Gue beri ini buat Aziel Rin, dia bentar lagi sekolah tk kan?"

"Ra," tolak Rinni sekali lagi.

"Kalau lo tolak gue bakal marah sama lo," ancam Kiara yang membuat Rinni mau tidak mau harus menerima pemberian dari Kiara.

"Makasih Ra, gue nggak bakal lupain jasa lo. Suatu saat nanti gue bakal balas kebaikan lo ini," kata Rinni dengan memeluk Kiara.

"Nggak papa kok Rin, gue ikhlas," sahut Kiara.

****

Seperti biasa, setelah pulang sekolah Kiara langsung ke perushaan milik Rey dan mengerjakan tugas-tugasnya.

"Ra," panggil Selly sekretaris pertama.

"Iya Kak?" tanya Kiara.

"Kamu di panggil Rey tuh," ujar Selly.

"Aku?" tanya Kiara memastikan.

"Yang namanya Kiara ada berapa sih," gemas Selly. Mereka berdua memang sudah akrab seperti adik kakak meski baru beberapa hari kenal.

Kiara memperlihatkan cengiran lebarnya lalu ia berdiri dan pergi dari sana untuk menemui Rey.

Setelah sampainya di hadapan Rey, Kiara langsung bertanya apa maksud dari Rey memanggilnya. "Ada apa Rey?" tanya Kiara sopan meski ia tidak memanggil Rey bos ataupun bapak.

"Kamu pelajari itu, besok kita akan mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis kita untuk melakukan kerja sama," titah Rey.

Kiara melebarkan matanya, "Rey kenapa aku yang harus ikut? Bukannya ini tugasnya Kak Selly?"

Rey menggelengkan kepalanya. "Selly ada pekerjaan lain Ra," sahut Rey pelan yang membuat Kiara tidak tega untuk menolaknya.

"Baik Rey," jawab Kiara lalu mebawa beberapa dokumen itu pergi.

****

Ke esokan harinya Kiara kembali seperti biasa, memakai seragam lengkap dan pergi ke sekolah. Ia tidak lagi menyiapkan perlengkapan Davin semenjak ia sekolah.

"Deril," sapa Kiara saat melihat Deril yang ternyata tidak balik dari apartemennya semenjak ia terakhir pulang.

"Di mana Kak Davin?" tanya Deril.

"Bentar lagi juga turun," sahut Kiara yang masih berdiri. Ia selalu ingat dengan posisinya, sekarang di meja makan hanya Deril si pemilik mansion.

"Kenapa nggak duduk Ra? Tuh makanan sayang kalau cuman diliatin," ujar Deril.

Kiara menggelengkan kepalanya. "Aku udah kenyang Ril, aku mau permisi ke Ibu dulu di dap--"

"Lo tuh bukan anak pembantu, tapi lo sahabat Daisy dan juga milik Kak Davin. Sekarang lo duduk dan makan!" titah Deril sedikit menekan agar Kiara menurut.

Kiara akhirnya duduk dan sarapan bersama Deril, beberapa menit mereka akhirnya selesai sarapan sedangkan Davin baru saja turun dari tangga.

"Aku tunggu di luar," kata Davin pada Kiara.

Davin's Obsession  Where stories live. Discover now