15

78.1K 6.3K 120
                                    

Kiara yang sudah lemas hanya bisa pasrah dibawa oleh Davin ke kamarnya,  gadis itu memeluk leher Davin agar tidak terjatuh.

"Davin, maaf," gumam Kiara meski bukan ia yang salah, tapi gadis itu selalu meminta maaf.

Davin tersenyum miring, ia telah berhasil membuat gadis di dekapannya ini takluk didepannya, ia yakin kedepannya Kiara akan selalu mengikuti perintahnya.

Davin membaringkan tubuh Kiara di atas kasurnya, ia menutupi tubuh Kiara dengan selimut tebalnya. Ia masih tidak ada niatan untuk mengobati kening Kiara, ia rasa itu hukuman yang setimpal untuk gadis pembangkang sepertinya.

"Tidur," titah Davin tajam saat merasakan Kiara yang masih bergerak gelisah.

"Dingin," tuturnya. Pakaiannya masih lembab dan Davin malah menyuruhnya untuk tidur dalam kondisi seperti ini.

Davin berdiri, ia mengambilkan baju tidur yang panjang untuk Kiara. Menyuruh gadis itu untuk segera mengangganti pakaiannya di walk in closet miliknya.

"Home schooling sepertinya cocok buat gadis pembangkang ini," ujar Davin saat melihat Kiara keluar dengan baju tidur yang tentu saja kering tidak basah seperti tadi.

Kiara menggelengkan kepalanya, ia tidak mau sekolah dari rumah. Setengah hari di rumah saja sudah sangat bosan, apalagi harus 24 jam ia terkurung di sini.

"Dav," bujuk Kiara.

"Bukannya lo tahu gue benci penolakan," balas Davin.

Kiara yang mendengar hal itu langsung berdecak kesal, ia melupakan jika Davin bisa saja kembali menghukumnya, tapi bagaimana lagi rasa kesalnya lebih besar dari pada rasa takutnya.

Kiara berjalan menuju kasurnya, bukan kasur besar milik Davin.

Davin menatap Kiara tajam, dari tatapan itu Kiara tahu jika Davin menyuruhnya untuk tidur di kasur milik Davin.

Lalu apa gunanya Davin menaruh kasur di dekat jendela jika ia harus tidur di kasur miliknya. Kiara seakan tuli, gadis itu tetap kekeh pada pendiriannya. Ia menarik selimutnya dan bersiap untuk tidur.

"Kiara," geram Davin.

Kiara berpura-pura tertidur.

Tiba-tiba Davin tersenyum miring saat menemukan cara agar Kiara pindah dari sana.

Tek

"DAVIN!!" pekik Kiara lalu gadis itu berlari dalam kegelapan menghampiri Davin dan memeluk laki-laki itu.

"Curang!" sarkas Kiara yang sudah menyembunyikan wajahnya di dada Davin.

"Gue nggak bisa tidur kalau lampunya terang," ujar Davin.

"Tapi kalau gelap ada hantunya!" jelas Kiara kesal.

"Lo takut sama setan yang udah mati? Terus kenapa lo nggak takut sama gue yang jelas-jelas masih hidup," sahut Davin saat Kiara masih memeluknya.

"Ya beda! Kalau setan tuh jelek, kalau kamu ganteng," jujur Kiara seadanya.

Dalam kegelapan Davin tersenyum singkat dengan perkataan Kiara.

****

"Nona," panggil Nick saat melihat Kiara membuka pintu kamar Davin.

"Ada apa paman?" tanya Kiara.

"Anda sudah ditunggu Tuan Davin di ruangan kelas pribadi anda," tutur Nick.

"Jadi aku Benaran Home schooling paman?" tanya Kiara tidak bersemangat.

Nick mengangguk sebagai jawaban.

Kiara mengikuti Nick dari belakang, sungguh ia sangat malas saat ini. Bisakah ia keluar saja dan mencari udara segar, daripada harus berada di dalam ruangan bersama guru pengajar dan buku-buku tebal.

Davin's Obsession  Where stories live. Discover now