48. Crash

148K 15.2K 381
                                    

Up nihh, vote & Comment jangan lupa yup..

Tandain kalau ada typo, okey 😉

"""
Happy Reading
"""

Aroon menatap tajam semua team yang menunduk di camp.

"Siapa yang menyuruh kalian untuk mengganti motor Aldeguer?" tanya Aroon dalam bahasa inggris.

Semua menunduk tak berani menjawab, manager team yang satu ini jika sudah marah sangat menyeramkan.

"Jawab saya," bentak Aroon.

Salah seorang team memberanikan diri mendongak, menatap manager mereka yang sedang menahan emosi.

"Aldeguer sendiri yang meminta," jawabnya sopan.

Brak

Aroon menggebrak meja di hadapanya membuat semua orang terlonjak kaget.

"Masalah sebesar ini kalian tidak membicarakan terlebih dahulu dengan saya, dimana rasa hormat kalian kepada atasan?"

"Maaf tuan, Aldeguer sendiri yang meminta agar anda tidak diberi tau."

"Shit," umpat Aroon geram.

"Dan dimana dia sekarang?" tanya Aroon menanyakan keberadaan Calvin, namun semua team menggeleng.

Pertandingan akan segera dimulai, namun pria itu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Bahkan Calvin meninggalkan training beberapa hari sebelumnya.

"Gue disini."

Suara bariton membuat semua orang yang ada disana menoleh. Menghembuskan nafas lega, karena Rider mereka telah datang dan mereka tidak akan mendapatkan amukan dari Aroon. Aroon menghampiri Calvin, sedikit iba melihat sahabatnya yang terlihat sangat kacau.

"Darimana lo?"

"Ada urusan," jawab Calvin malas.

Pria itu lebih memilih masuk ke ruang gantinya untuk mengenakan wearpack.

"Gue tau lo lagi ada masalah tapi seharusnya lo bisa profesional."

"Lo bukan bocah lagi, harusnya lo bisa bagi waktu mana urusan Race, mana urusan keluarga"

"Bacot."

Calvin memandang Aroon tajam, tak peduli jika pria dihadapanya ini adalah managernya. Calvin lebih memilih keluar setelah selesai mengenakan wearpack nya. Pria itu memandang nanar motor di hadapannya, motor sport berwarna kuning. Menunduk memperhatikan wearpacknya yang juga berwarna kuning. Sengaja Calvin mempersiapkan semuanya untuk mengabulkan keinginan istrinya, namun sekarang Calvin tidak tau dimana keberadaan Ayla. Calvin sengaja tidak mengatakan pada Aroon, karena pria itu tau bahwa Aroon pasti akan menolak kemauanya untuk menggunakan wearpack dan motor warna kuning.

Calvin menoleh ketika seseorang menepuk bahunya.

"Lo yakin mau ikut Race kali ini? Bahkan ini motor baru, lo belum terlalu paham dengan modelnya."

"Gue bisa," potong Calvin cepat.

"Lo absen enam hari saat sesi treining, lo yakin?"

Calvin melirik Aroon sinis, "Gue yakin dengan kemampuan gue."

Pria itu meraih helm nya yang juga berwarna senada. Menaiki motornya, melesat menuju sirkuit untuk balapan.

***


Puluhan motor melesat dengan kecepatan di atas rata-rata setelah bendera dikibarkan. Calvin menatap kosong lautan aspal dihadapanya. Pikiranya terus disibukkan dengan keberadaan istrinya yang kini tengah hamil anaknya.

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang