43. Ngidam

132K 14.7K 469
                                    


***
Happy Reading
"""


Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Ayla sudah berumur tujuh bulan. Meski Calvin kembali disibukkan dengan latihanya, namun pria itu tak melupakan kewajibanya begitu saja. Bahkan sifat pria itu bertambah posesif terhadap Ayla, apalagi jika menyangkut calon anaknya.

Ayla pun sudah menyelesaikan kuliahnya ketika kandunganya berusia lima bulan. Tentu saja dengan hasil cumlaude yang membanggakan. Sekarang ini Ayla lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, kadang juga di ajak Calvin untuk ikut menemaninya latihan. Atau kadang jika Ayla merasa bosan, wanita itu akan meminta ijin kepada Calvin untuk main ke pondok pesantren miliknya.

Setiap pulang latihan, Calvin selalu mengirim pesan kepada Ayla. Sekedar untuk bertanya apakah istrinya itu menginginkan sesuatu? Jika ada, Calvin akan mampir untuk membelikan barang atau makanan yang Ayla inginkan sebelum pulang ke rumah.

"Ay, pengen sesuatu nggak?"

Calvin yang berkutat dengan laptop menoleh ketika Ayla naik ke ranjang. Ayla menggeleng membuat Calvin menghembuskan nafas. Pria itu menutup laptopnya menghampiri Ayla yang kini memainkan ponsel.

Calvin menyibak selimut yang menutupi kaki Ayla, memijat kaki istrinya itu.

"Capek ya?"

Ayla meletakkan ponselnya di atas nakas, menoleh ke arah Calvin yang kini menatapnya.

"Kenapa?"

Calvin mengelus perut istrinya yang mulai membesar, memberikan kecupan singkat disana.

"Pasti berat."

Ayla menggeleng, "Enggak," jawabnya lalu mengelus rambut suaminya yang sibuk mengelus perut buncitnya.

"Ay, lo nggak ngidam gitu?" tanya Calvin mendongak.

"Enggak," jawab Ayla yang lagi-lagi membuat Calvin mendengus.

Sejak awal kehamilan Ayla, Calvin sangat antusias jika istrinya itu akan ngidam. Ia tak sabar untuk menuruti kemauan istri dan anaknya didalam sana. Namun, permintaan Ayla sangat sepele menurutnya. Seingat Calvin, Ayla hanya pernah meminta dibelikan semangka berwarna kuning. Hal yang sangat mudah bagi Calvin, pria itu langsung membelikan semangka setelah ia pulang latihan.

"Ayo ngidam dong, Ay."

"Gue pengen lo ngidam."

Aneh, jika laki-laki lain akan menggerutu jika disusahkan oleh keinginan istrinya. Namun, Calvin justru menawarkan dirinya.

"Enggak, udah malem aku mau tidur."

Calvin menghembuskan nafas, sedikit mencebikkan bibirnya lalu ikut berbaring menyusul istrinya yang kini sudah memejamkan mata.


***


Pukul tiga pagi, Calvin yang sedang tidur dengan memeluk istrinya terusik ketika Ayla menepuk nepuk pipinya, mengguncang bahu Calvin agar pria itu bangun.

"Kenapa?" tanya Calvin dengan suara serak dan mata masih terpejam.

"Mau sesuatu," ucap Ayla menarik narik kaos yang dikenakan Calvin.

"Hmm," gumam Calvin yang masih mengantuk.

Ayla menduselkan kepalanya pada dada bidang Calvin.

"Ngidam," ucap Ayla pelan.

Calvin membuka matanya, ia yang tadinya mengantuk langsung bersemangat setelah mendengar kata ngidam dari Ayla, tak peduli jika waktu masih sangat pagi jika harus menuruti kemauan istrinya.

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang