17. Happy 23

184K 20.5K 409
                                    

Pettt

Lampu ruangan seketika mati, membuat seluruh ruangan itu gelap. Calvin merasa tubuhnya di dorong seseorang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lantai. Meringis pelan merasakan sikunya yang sakit.

Lampu kembali menyala.

Calvin langsung bangun, matanya melebar ketika ruangan itu sudah kosong hanya tersisa dirinya. Bahkan brankar nya pun sudah tidak ada.

Kemana Ayla nya? Calvin panik kemana meraka mebawa istrinya pergi.

"Aylaa," Calvin berteriak memanggil manggil nama Ayla.

Tak peduli jika pasien lain akan terganggu dengan teriakanya, toh ini juga rumah sakit orang tuanya, jika tak suka silahkan cari rumah sakit lain.

"Haii.."

Calvin menoleh ketika mendengar suara yang sangat familiar baginya. Suara yang saat ini sangat ingin ia dengar.

"Happy Birthday.."

Ayla mendekat ke arah Calvin membawa kue dekorasi nomor 23 diatasnya.

"Jangan nangis, maaf."

Ayla mengelap pipi Calvin yang basah menggunakan tangannya, tangan satunya ia gunakan untuk memegang kue agar tidak jatuh.

Greep

Calvin langsung memeluk tubuh Ayla erat, Ayla terkejut untung saja kuenya tidak jatuh.

"Jangan tinggalin gue," ucap Calvin dengan suara serak.

"Enggak akan," Ayla mengelus punggung Calvin.

Cukup lama mereka berpelukan, "Lepas dulu," ucap Ayla lembut.

Calvin menggeleng tak mau melepas pelukannya pada sang istri.

"Susah tau pegang nya."

Calvin menggerutu lalu dengan terpaksa melepas pelukannya.
Ayla menyodorkan kue tart di hadapan Calvin.

Calvin menatap Ayla lembut, "Gue harap kita bisa sama-sama terus. Gue mohon sama Tuhan supaya ambil gue dulu baru lo. Karena gue nggak tau gimana hidup gue kalo nggak ada lo, Ayla Khumaira."

Calvin mengatakan dengan tulus. Pria itu lalu mencomot kue tart tadi, sedikit menyibak cadar Ayla menyuapi istrinya.

Doorrr

Suara party popper yang di letupkan membuat Calvin terlonjak kaget. Keduanya kini di hujani dengan kertas kecil kecil yang berhamburan.

"Happy Birthday Boss," Teriak Aroon melengking.

Calvin berdecak malas, manusia menyebalkan itu telah menganggu momen romantisnya dengan Ayla. Dengan perhatian, Calvin membantu memunguti kertas kecil yang masih menempel di jilbab istrinya.

"Selamat ulang taun bos, semoga makin best balapannya. Makin banyak prestasi, dan cepet dapat momongan," ujar Aroon yang diamini orang yang ada disana.

"Happy birthday sayang," ucap Vei memeluk putranya.

"Jadi ini rencana kalian?" tanya Calvin setelah melepas pelukan Vei.

Calvin menatap Aroon meminta penjelasan.

"Rencana Aunty sama Uncle, gue mah pelengkap aja."

Calvin berdecih menatap Marc dan Vei bergantian.

"Apa?" tanya Marc tak suka pada tatapan putranya.

Calvin menggeleng, kemudian beralih menatap Ayla di sampingnya.

"Lo juga ikut ikutan?"

Ayla mengangguk, tersenyum tak enak dibalik cadarnya, "Maaf."

Calvin yang melihatnya dibuat gemas lalu menyentil pelan kening Ayla. Membuat gadis itu meringis pelan.

"Jangan diulang."

"Iya, maaf."

Aroon yang melihatnya dibuat terperangah, Calvin yang biasanya galak ternyata bisa bersikap lembut. Calvin membawa Ayla kedekapanya, memeluk istrinya itu erat.

Aroon berdecak, jadi begini rasanya menjadi obat nyamuk?

Tangan Ayla yang tadinya diam kini beralih memeluk pinggang Calvin, Calvin tersenyum tipis lalu menunduk.

"Kenapa hm?"

"Laper," cicit Ayla supaya tidak ada yang mendengar.

Calvin terkekeh lalu mengusap kepala istrinya. Marc dan Vei yang melihat kedekatan mereka tersenyum simpul. Keduanya senang akhirnya putranya itu sudah menerima Ayla. Sementara Aroon, dibuat uring uringan melihat pemandangan di hadapanya. Dia kan juga ingin seperti itu.

"Ini nggak ada acara makan makan kah?" tanya Aroon tanpa malu.

"Restoran biasa, saya yang traktir," ucap Marc membuat Aroon tersenyum senang.

"Udahan yang nempel, ayo pergi laper nih gue."

Calvin menatap Aroon sekilas. Pria itu tiba-tiba menggendong Ayla ala brydal style, Ayla tersentak kaget lalu melingkarkan tanganya pada leher Calvin. Calvin kembali menenggelamkan wajah istrinya itu di dada bidangnya. Membawa Ayla keluar ruangan menuju restoran yang dimaksud daddynya.

***

Aroon terus menggerutu melihat pemandangan di hadapannya. Mereka sibuk memamerkan kemesraan masing-masing.

Si bucin Calvin dan Ayla yang makan satu piring berdua, padahal di meja masih banyak makanan yang dihidangkan. Si manja Marc yang minta di suapi oleh Vei.

"Nyari istri kayak Ayla dimana, Tan?" tanya Aroon sendu.

Vei mendongak tertawa kecil melihat wajah Aroon.

"Menantu saya limited edition, udah abis," gurau Vei.

Calvin yang mendengar jawaban momynya menyunggingkan senyum mengejek ke arah Aroon.
Lelaki itu dengan sengaja mencium pelipis Ayla, mencoba memanas manasi sahabatnya itu.

Aroon melotot, "Mahh penginn nikahh," teriaknya dalam hati.









Tbc

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang