21. Penawaran menarik

165K 17.6K 399
                                    


Penuhi Vote & Comment lagi kuy..

***

..Happy Reading..


Ayla berguling guling di kasur dengan hoodie pemberian Calvin di pelukannya. Gadis itu menggigit bibir agar tak berteriak kegirangan.

"Astagfirullah ngapain sih, Ay," ucapnya setelah menyadari kebodohan dirinya sendiri. Gadis itu bangkit, menghembuskan nafas pelan.

"Aaa Calvin sweet banget sih," ucapnya dengan suara tertahan.

Ayla melompat lompat tak jelas dengan senyum lebar yang tak luntur dari bibirnya.

"Astagfirullah, astagfirullah," Ayla memegang dadanya yang berdetak tak karuan.

Mengambil ponsel yang tadi ia letakkan di nakas, Ayla mengirimkan pesan pada suaminya. Ia tau Calvin pasti tak akan membalas saat ini, karena pasti sedang sibuk disana. Atau kemungkinan pria itu justru belum sampai ke Spanyol mengingat perjalanan Indonesia-Spanyol memakan 17 jam tempuh.


Ayla Khumaira

Thank you my husband.


Ayla kembali tersenyum setelah pesanya terkirim, walaupun masih centang 1 setidaknya jika Calvin sudah menyalakan data seluler pria itu bisa langsung membaca pesannya. Ayla bergegas mengambil handuk bersiap mandi untuk berangkat ke kampus, ia ada kelas siang hari ini.


***


Aroon meregangkan ototnya setelah memasuki apartemen. Mereka tidak perlu menginap di hotel karena Marc sudah membelikan Calvin apartemen di sana.

Satu apartemen luas dengan dua kamar, Aroon menyeret kopernya menuju kamar yang biasanya ia tempati selama di Spanyol. Sementara itu Calvin sudah memasuki kamarnya sejak tadi, pria itu bahkan sudah menganti pakaianya dengan pakaian santai.

Calvin tersentak ketika melihat Marc yang sudah anteng di sofa dan remote tv di tangannya.

"Dad, what are you doing?"

Marc menoleh ke arah putranya yang kini memakai kaos polos berwarna putih dan celana pendek dibawah lutut.

"Tidak ada," jawab Marc singkat lalu kembali fokus pada televisi di depannya.

Calvin memilih menuju ke dapur untuk mengambil minum, tak menghiraukan Daddy nya yang sesekali meliriknya.

"Kenapa lama sekali, Dad sudah lama menunggu," tanya Marc pada putranya yang kini berjalan ke arahnya dengan segelas air putih di tangan.

Calvin menatap Marc datar, membuat Marc terkekeh.

"Kenapa Dad sita jat nya?"

Marc mengangkat bahunya acuh, "Hukuman karena kalah kemarin," jawabnya enteng.

Calvin berdecak, Daddy nya ini memang tak pernah menepati janji. Padahal dirinya sendiri yang bilang jika Calvin bisa membuat Vei dan Marc baikan maka hukumannya tak akan berlaku.

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang