Kenzin tersenyum asam, "belajar hasil paksa bokap aja bangga, cih!"

Hellen menganga, "WHAT?! NYOKAP PELAKOR GAK USAH SOKER ANJING!!" Hellen maju dan langsung menarik rambut Kenzin yang terikat dengan rapi.

"Akhh!!" Kenzin meringis kesakitan. Dia tak tinggal tinggal diam. Dengan cepat Kenzin menarik rambut Hellen kebelakang, menendang kaki nya membuat Hellen terjungkal ke belakang.

Kenzin dengan cepat menunduk, menarik rambut Hellen membuat gadis itu terduduk. Rambut Hellen sudah berantakan bak landak yang merasa terancam. Kenzin jongkok didepan Hellen, mencengkram wajah gadis itu kemudian menampar nya berkali-kali.

Anna baru saja sampai, dia berlarian kala mendengar keributan. Ia cepat-cepat menarik tangan Kenzin agar berhenti menampar Hellen. Hellen memberontak pun tak di hiraukan oleh Kenzin.

"Woi udah anjing!! Gilak lo?!" Teriak Anna sembari menarik tangan Kenzin.

Kenzin menoleh ke arah Anna. Gerakan tangan nya terhenti, "dia ngatain nyokap gue brengsek!" Kenzin kembali menoleh ke Hellen, melepaskan cengkraman nya dengan sentakan yang kuat.

"Tapi lo juga ngatain bokap gue jalang!" Hellen menatap Kenzin dengan mata yang merah.

Kenzin menatap Hellen tak peduli. Anna cepat-cepat menarik Kenzin menjauhi kerumunan menuju kelas. Mereka berdua sejak tadi sudah menjadi tontonan warga SMA Garuda.

Asha serta Azkia membantu Hellen berdiri dan berjalan ke UKS. Berlawanan arah dengan kelas mereka.

•••

Kenzin dan Anna kini tengah dalam perjalanan ke kelas. Tinggal belok kiri, lurus sedikit, sampailah mereka di X MIPA 1. Tapi langkah Kenzin terhenti kala manik mata nya bertemu manik mata hitam legam bagai sayap gagak.

Langkah kaki Kenzin bergerak menuju cowok berwajah tampan -alis tebal, bibir tipis pink, mata dengan tatapan dingin dan tinggi 177 cm.

Dia adalah Rezvan Janendra Zoey , cowok populer di kalangan SMA Garuda. Senyuman manis nya memikat para kaum hawa. Apalagi bahu nya yang lebar membuat siswi SMA Garuda ingin bersandar disana. Terutama Kenzin dan sepupu nya, Hellen.

Rezvan menghentikan langkah kala seorang gadis dengan tinggi 165 cm berdiri di depan nya.

"Hai kak Rezvan!" Sapa Kenzin mengembangkan senyuman.

Cowok itu menaikkan salah satu alis, "apaan?"

"Lho gue nyapa lho kak. Kok malah nanya 'apaan?' sih?" Kenzin mengerutkan alis, "harusnya di jawab 'hai juga'."

"Gak jelas." Rezvan memutar bola mata malas, lalu kembali berjalan melewati tubuh pendek Kenzin.

"What?!" Kenzin melotot -bibir nya terbuka. Sedangkan dari kejauhan Anna tertawa melihat mereka berdua.

Kenzin membalikkan badan, menatap punggung Rezvan. Sebuah ide muncul di benak nya. Maka gadis itu segera mengambil salah satu sepatu di kaki kemudian memberi ancang-ancang untuk melempar ke arah Rezvan.

Anna kaget, ia pun segera berlari ke arah Kenzin. "JANGAANNN KEEENNN!!"

Telat sudah. Sepatu hitam-putih tersebut telah melayang di udara. Sebelum mendarat ke permukaan, sepatu itu menabrak kepala bagian belakang Rezvan. Kenzin tertawa. Rezvan balik kanan sembari mengusap kepala nya yang sakit.

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum