part 19

597 42 1
                                    

HAPPY READING 🌻
****

Bel berbunyi sangat nyaring. Buru-buru Aqila mengemasi alat tulisnya ke dalam tas.

"Gue duluan." Setelah berpamitan kepada teman-temannya, Aqila langsung keluar kelas menuju parkiran. Ervan sudah menunggu dirinya di sana.

Aqila mengetuk kaca mobil Ervan, tangannya melambai saat melihat Ervan menatapnya.

Aqila masuk ke dalam mobil, lalu memasang sabuk pengaman.

"Nunggu lama?"

"Enggak."

"Mau langsung ke rumah bunda?"

"Iya."

Mobil Ervan mulai keluar dari parkiran, meninggalkan area sekolah.

Aqila menyenderkan kepalanya di kaca mobil, menatap jalanan yang padat oleh kendaraan.

Tak membutuhkan waktu yang lama mereka sampai di depan rumah orang tua Aqila. Tampa menunggu Ervan yang sedang memarkirkan mobilnya, Aqila berlari meninggalkan Ervan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum!"

"Ayah!" Aqila berlari ke Yudha yang tengah duduk di ruang tamu, lalu memeluk tubuh paruh baya itu.

"Wa'alaikumsalam. Ayah kangen kamu." Yudha mengelus rambut Aqila dengan sayang.

"Ila juga kangen sama ayah."

"Siapa, mas?" Dian berjalan dari arah dapur.

"Bunda!" Aqila langsung memeluk Dian, Dian membalas pelukan anaknya itu.

"Kok enggak bilang mau ke sini?"

"Sengaja."

"Ervan mana?" Aqila dan Dian duduk.

"Tuh." Aqila menunjuk dengan dagunya ke arah Ervan yang baru masuk ke dalam.

Ervan tersenyum, lalu menyalami tangan Yudha dan Dian.

"Apa kabar nak Ervan?"

"Alhamdulillah baik, yah."

"Kalian belum makan kan? Kebetulan bunda baru selesai masak, ayok makan."

"Abang mana, bun?"

"Abang mu belum bangun, padahal dah siang gini."

"Ila bangunin Abang dulunya."

"Iya, nanti ke meja makan."

Aqila mengganguk sebagai jawaban, lalu pergi ke kamar Raka.

Brak.

Aqila membuka pintu kamar dengan kasar, hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Gadis itu berlari ke kasur lalu menimpa tubuh Raka yang tengah tertidur.

Kerena terkejut tiba-tiba ada yang menimpanya, Raka langsung terbangun.

Raka terduduk dengan Aqila yang masih setia duduk di tubuhnya.

"Ck! Ngagetin aja lo!"

"Hehehe Lo enggak kangen gue?" Aqila melingkarkan tangannya di leher Raka, dan menyembunyikan wajahnya di leher jenjang cowok itu.

"Kangen banget. Sepi enggak ada lo, enggak ada yang bisa gue jahilin."

"Lo mah!"

"Kata bunda turun, makan."

"Lo turun dulu Maemunah!"

"Enggak mau, gendong gue."

Raka berdecak pelan. Dia mengendong Aqila dari depan, lalu turun ke bawah dengan dada telanjang.

om, nikah yuk! Where stories live. Discover now