"Kau tidak makan ?"

"Ah, aku makan"

Ari meliriknya sekali lagi untuk memastikan Layla benar-benar mengisi perutnya sementara dia mengaduk sup di dalam mangkuknya. Segera setelah Layla mengesap sup kedalam mulutnya Ari bertanya kembali.

"Aku dengar kau berhasil memulangkan satu penghargaan dari Music Bank kemarin?"

"Iyaa, aku sangat senang, para staff yang menemani memelukku saat di ruang tunggu"

"Hahaha, setelah menempati juara kedua sebelumnya, akhirnya kau mendapatkan kemenangan pertamamu" Dia tertawa puas.

Layla menyusutkan kedua bahunya saat merasa senang atas pencapaiannya. Kekehan kecilnya sedikit menarik nafsu makannya yang tidak ia rasakan sejak pertama kali datang ke cafeteria itu.

"Itu juga karena bantuan para member yang membantuku, terutama Suga sunbaenim. Dia banyak mengajariku banyak hal tentang membuat musik dengan gayanya."

"Apakah dia sering memberimu demonya ?"

Layla menangguk cepat sambil tertawa. "Ah aku bukan tidak ingin mendengarnya, tapi dia memberiku cukup banyak. Aku sampai bingung ingin mulai dari mana"

"Hahaha benarkan" 

Setelah beberapa saat mereka bercengkrama, Layla meletakkan sendoknya dan milirik jari Ari yang sibuk menekan-nekan layar ponselnya. Dia mengetik dengan cepat sehingga Layla dapat mendengar suara kukunya yang mengetuk-ngetuk.

"Eonni sering datang kemari ?"

"Terkadang. Tapi jika member disini aku hampir selalu datang kemari"

Tentu saja dia akan selalu datang, di satu sisi dia adalah komposer lagu barunya bangtan selanjutnya dan di sisi lain ingin lebih dekat dengan seseorang yang dekatnya, bukan ?

Saat Ari dengan tenang menoleh ke belakang, Layla bertanya dengan nada yang pelan dan gugup.

"Um, Eonni ? Bolehkah aku bertanya ?"

Pada saat itu Ari memutar kepalanya dan melototi Layla yang menyentik-nyentik kuku jempolnya. "Tentu saja, menanyakan tentang hal apa ?"

"I-itu.. jadi, apakah kau dan Suga sunbaenim memiliki hubungan spesial ?"

"Eh ?"

"Oh tidak! Maaf telah berbicara tidak sopan"

Ari mengamati mata Layla cukup lama saat terlihat panik. Dia kembali melihat gerakan jari gadis itu yang tidak kunjung berhenti.

"Kapan kau akan selesai menekan kukumu itu ?" Ketus Ari.

Layla tersentak dengan pertanyaan tiba-tibanya, membuatnya kini menghentikan jarinya. Dia menunduk lalu meneguk segelas kopi di dekat mangkuknya yang kosong. Dia merasa telah menyinggung privasi seseorang yang seharusnya bukan urusannya.

Ari tiba-tiba tertawa, membuat Layla kaget kembali. "Aku tidak memiliki hubungan spesial dengannya Layla hahaha"

Layla tetap meneguk kopinya perlahan seperti dia tidak terlalu tertarik dengan perkataan Ari. Namun sebaliknya dia merasa malu sekaligus ingin lebih menggali dan memaksa Ari untuk terus berbicara.

Bagaimana mereka tidak memiliki sebuah hubungan spesial tapi dia memanggilnya oppa? Kembali Layla bertanya-tanya dalam benaknya dan merasa sedikit menyesal mengetahui bahwa mereka tidak berkencan.

"Tidak ada ? Tapi saat itu eonni- ... hmp!"

"Apa ?"

Ari tidak menghilangkan senyumannya saat kembali bertanya. Dia menopang dagunya kembali menatap Layla.

"Tidak, Tidak ada eonni.. maaf ehe.."

Layla menggoyangkan kedua telapak tangannya. Dia menelan ludah dengan susah payah, sulit menjelaskan maksudnya dari kegagapannya. Ari yang masih menatapnya terkekeh kecil sehingga matanya menyipit.

"Layla kau menggemaskan sekali" 

Dia tertawa seraya menutup bibirnya, meski Layla terlihat canggung, Ari masih menambahkan,

"Aku dan Suga tidak memiliki hubungan spesial, hanya pasangan normal"

Layla terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. Perutnya seperti menggeliat akan memuntahkan seribu kupu-kupu melalui tenggorokannya. Dengan santai Ari kembali menoleh ke arah belakang untuk melihat meja pastry yang jauh disana.

"Eonni berkencan ?" Tanya Layla memastikan.

"Kenapa ? disini bukan hanya kau saja yang boleh berkencan" Ari tersenyum untuk menyindirnya.

"A-aku..?"

"Hihi, aku bukan tidak tau hubunganmu bersama Jungkook"

"Ba-bagaimana ?"

Layla mengigit bibirnya dengan gugup. Sudah lama sejak dia mulai dekat dengan Jungkook, apakah orang-orang mulai menyadari hubungan kami secara diam-diam ? Layla bertanya dalam hatinya.

"Mereka bilang seperti itu ?"

"Hm?"

"Oh maksudku.. ke-kenapa bisa ? Apakah terlihat ?

"Pft! Kau sangat mudah di tebak Layla-ssi"

Layla mematung dengan polosnya saat menyadari tanggapannya sendiri. Ari sangat cerdas memancingnya.

"Aku tidak yakin kalian berkencan, tapi saat melihat mu menjawabku dengan wajah seperti itu, sepertinya tebakanku benar" Jawabnya setelah tertawa.

Layla kini memerah seperti sedang mendidih. Tidak, dia bahkan merasa akan meledak. Layla kehabisan kata namun pandangannya naik saat Ari bangkit dari kursinya sambil berkata,

"Aku ingin makanan manis, kau mau makanan manis disana ? Jarinya menunjuk ke arah kue-kue yang tersusun rapi di dalam wadah kaca itu.

"I-iya, aku ..juga mau""

Layla bangun mengikutinya. Ari dengan cermat memandangi kue-kue manis itu sambil menyentuh dagunya. Layla menatapnya, bagaimana jika dia adalah Suga ? jika dia sangat mengagumi Ari sebagai temannya apa yang Suga kagumi sebagai kekasihnya ? Layla tidak henti membayangkan pasangan ini saling berjalin.

Setelah mereka memilih makanan manis itu dan membungkusnya, Ari pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. "Aku akan kembali ke studio, kapan kapan aku akan mentraktirmu makan di luar"

"Ah terima kasih eonni, aku akan menunggunya"

"Baik, sampai jumpa Layla-ssi"

"Nee.." Layla melambaikan tangannya lalu pergi ke arah yang berlawanan, pulang kerumahnya.

***

- Song Ah-ri -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Song Ah-ri -

Terima Kasih telah membaca

Silahkan membaca chapter selanjutnya

Yes, you can hold my hand | JUNGKOOK Vers. [End + Revisi]Where stories live. Discover now