"Rambut lo kalau dilihat gue nggak dosa Ay." ucap Calvin pelan.

Ayla menunduk, ia tau jika Calvin yang melihat rambutnya dia tak berdosa. Tapi kan Ayla belum terbiasa melihatkan rambutnya pada orang lain.

"Tapi gue nggak maksa, kalau lo mau ambil jilbab dulu gapapa. Gue tungguin."

Ayla menggeleng pelan, perlahan namun pasti Ayla membuka selimut yang menutupi rambut indahnya. Ia harus belajar terbiasa mulai sekarang, lagipula Calvin itu suaminya. Ayla tersenyum canggung, menunduk tak berani melihat ekpresi Calvin di seberang sana.


"Ay," panggil Calvin lembut.

Ayla sedikit mendongak, "Apa?"

"Coba deketin hp nya ke wajah."

Ayla bingung, namun gadis itu tetap melakukan apa yang diperintahkan Calvin padanya.

"Cantik banget istri gue," ucap Calvin setelah Ayla mendekatkan ponselnya.

Bluss

Pipi Ayla merona mendapat pujian dari Calvin barusan.

"A--apasih," sahut Ayla grogi.

"Kalau gue disitu, udah gue uyel uyel tuh rambut."

Ayla kembali mendongak, "Enak aja, nggak boleh lah."

"Kenapa?"

"Malu," ucap Ayla jujur.

"Sama suami sendiri juga."

"Tetep aja malu," keukeh Ayla.

"Makanya dibisain biar nggak malu."

"Iyaa, nanti di coba."

"Sekarang mending tidur Ay, udah malem kan?"

Ayla mengangguk, "Kamu nggak tidur?"

"Nanti aja, masih jam delapan disini."

Ayla berjalan ke arah ranjang dengan ponsel di tangannya.
Menarik selimut yang tadi ia jadikan jilbab untuk menyelimuti dirinya. Bersiap tidur.

"Aku matiin ya."

"Jangan," jawab Calvin cepat.

"Tadi katanya suruh tidur, kenapa nggak boleh di matiin?"

"Tidur aja, gue nggak ganggu kok."

"Akunya yang ke ganggu."

"Kenapa?" tanya Calvin heran.

"Kamu lihatin aku mulu, kan aku jadi malu."

"Malu sama salting beda tipis ya Ay?" Calvin menaik turunkan alisnya menggoda istrinya itu.

"E-enggak siapa yang salting?"

"Iya deh terserah lo."

"Good night, mimpiin gue ya. Awas aja lo mimpiin orang lain," imbuh Calvin.

"Love you Khumaira," ucap Calvin tulus lalu mematikan sambungan video call sepihak.

Ayla tak bisa menyembunyikan senyumnya, gadis itu menaruh ponselnya di atas nakas samping ranjang bersiap tidur. Sedangkan di seberang sana Calvin merutuki kebodohanya, bisa bisanya ia yang terkenal cool berkata alay seperti tadi. Kembali membayangkan wajah cantik Ayla yang tak mengenakan jilbab membuat Calvin tersenyum.


"Akhh gue pengen balik ke Indo," teriaknya.

Calvin mengacak rambutnya kasar, lalu bangkit hendak mencari Aroon yang sejak tadi belum kembali ke apartemen.





Tbc



Gimana part ini? Vote & Comment dulu sebelum lanjut, okey😉

My Sweet Calvin [TERBIT]Where stories live. Discover now