"Tapi pendapat saya ke kamu terlalu jauh, kamu bukan perempuan seperti itu, kamu baik."

"Saya hanya mau kamu fokus belajar dan sekolah. Dan–saya tidak mau menambah beban kamu, mengurus rumah tangga dan bersekolah pasti sangat berat bagi kamu."

"Saya tidak mau Aisyah, merusak masa depan kamu, masa remaja kami, dan juga cita-cita kamu."


"Tapi dengan cara Gus Ilham seperti itu, malah membuat Aisyah yang sakit."

"Iya, dan sekarang saya sadar, cara seperti itu memang salah, saya akan merubah semuanya." Gus Ilham mengelus pipi Aisyah seraya tersenyum hangat.

"Bagaimana caranya?"

"Menjadikan kamu wanita paling bahagia."

Aisyah tak bisa lagi menahan diri untuk tidak menangis. "Gus Ilham..."

Gus Ilham terkekeh kecil, ia membawa Aisyah kedalam pelukannya. "Ya Allah. cengeng banget sih, istrinya siapa, hm?"


"Nggak tau istirnya siapa." Kata Aisyah membuat Gus Ilham tertawa semakin membawa Aisyah ke dalam pelukannya.

"Ya Allah terima kasih sudah menghadirkan dia di dalam takdir saya".

***

Malam harinya didalam kamar, Gus Ilham meringis kesakitan dan sedikit kesusahan saat mengobati punggungnya, yang entah mengapa tiba-tiba nyeri. Punggung yang sudah di cambuk habis habisan oleh Abi syakir atas kejahatannya.

Cklek!

Aisyah masuk kedalam kamar melihat suaminya duduk di ujung kasur, meringis kesakitan. Aisyah ikut meringis ketika suara erangan kesakitan dari Gus Ilham yang mengoles salep pada punggung nya.


"Aawhh.."

"Gus Ilham!" Aisyah melangkah ke arah suaminya.

"Sini, biar Aisyah, bantu." tawarnya.

Gus Ilham berbalik, ia tersenyum ke arah Aisyah. Lalu menyerahkan salap itu pada Aisyah.

"Kok bisa banyak bekas cambukan? Gus Ilham pukul diri sendiri yah?" Tanya Aisyah

"Di cambuk Abi." jawab Gus Ilham.

"Awhh pelan-pelan sayang"

"I-iya, ini juga udah pelan kok,"kata Aisyah sambil meringis. "Di cambuk berapa kali?"


"Ngga tau, 50 mungkin?"

"Sakit yah?"

"Belum setara sama sakit hati kamu Aisyah."

Aisyah diam tidak bertanya lagi, lebih baik seperti nya, diam sekarang. Membuat suasana kamar menjadi hening.

"Sudah," ucap Aisyah.

Gus Ilham menegangkan otot-ototnya. Kemudian berbalik ke arah Aisyah.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now