"Ada apa Alford? Apa perusahaanmu sudah akan bangkrut hingga kau  menjadi seperti ini?" tanya Erick. Namun Theodore hanya diam, tak berminat menjawab pertanyaan itu. Erick yang tidak kehabisan akal untuk mengulik masalah sahabatnya pun lantas mengambil sebatang rokok, ia mulai membakar ujungnya dan menghisapnya dengan santai.

"Apa ini karena Lilly?" Mendengar nama Lilly disebut, Theodore pun tak bisa menyembunyikan ekspresi gusarnya. Hal itu langsung membuat Erick yakin jika Lilly adalah penyebab seorang Theodore Alford menghabiskan empat botol anggur merah malam ini.

"Ada apa dude? Apa gadis itu melarikan diri darimu?"

Bam!

Seolah tepat mengenai sasaran, pertanyaan itu langsung membuat Theodore bangun dari posisinya.

"Darimana kau tahu?" tanya Theodore penasaran. Erick pun mengedikkan bahu acuh.

"Entahlah. Aku hanya menebaknya secara acak dan ternyata tebakanku benar," jawab Erick secara gamblang.

"Tapi,  bagaimana bisa Lilly melarikan diri darimu Alford? Bukankah selama ini kau telah memberinya semua fasilitas terbaik?" Erick yang merasa heran pun tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Theodore hanya bisa menghembuskan napas kasar.

"Dia menuntut kebebasannya saat kontrak kami telah usai." Erick pun tersenyum geli dengan jawaban yang diberikan.

"Oh astaga, jadi kontrak kalian sudah selesai?" Theodore mengangguk, membenarkan pertanyaan Erick. Erick yang akhirnya paham jika sebenarnya Theodore lah yang tidak bisa merelakan Lilly pergi pun hanya bisa berdecak kesal.

"Ck! Jika dia pergi di saat kontrak kalian sudah selesai, itu namanya bukan melarikan diri, bestie. Dia hanya melakukan apa yang sudah harusnya ia lakukan!" tegas Erick. Theodore menggeleng, tidak setuju dengan perkataan sahabatnya.

"No! Dia harusnya tetap berada di White Mansion dan—"

"Dan melanjutkan hidup bersamamu sebagai seorang wanita simpanan? " Erick memotong perkataan Theodore dengan sebuah pertanyaan yang menusuk hati. Theodore yang dasarnya keras kepala, akhirnya memilih untuk berdiri tegak dan menyugar rambutnya dengan kasar.

"Ya! Dia seharusnya tetap berada di sana dan menjadi wanitaku Erick! Dia seharusnya tidak menuntut kebebasan setelah semua hal yang aku berikan kepadanya! Aku tidak pernah menuntut apa-apa kepadanya selain duduk manis dan menuruti semua perintahku! Tapi apa? Dia malah pergi meninggalkanku tanpa alasan yang jelas!" teriak Theodore dengan marah.

Melihat bagaimana reaksi Theodore terhadap Lilly,  Erick pun terdiam sejenak. Ya, ia tahu jika Theodore memang sangat memperdulikan Lilly lebih dari apapun. Pria itu akan menuruti semua keinginan Lilly tanpa terkecuali. Tetapi meskipun demikian, Erick tidak pernah menyangka jika wanita itu berhasil membuat seorang Theodore Alford yang biasa bersikap tenang menjadi se-frustasi ini. Selama mengenal Theo, ini adalah kali pertama Erick melihat kegusaran yang nyata di netra abu Theodore.

Dan dari semua sikap yang telah ditunjukkan oleh Theodore, Erick pun dapat menyimpulkan bahwa mungkin saja Theodore mulai mencintai Lilly tanpa ia sadari. Hanya saja ego Theo terlalu tinggi untuk mengakui perasaannya yang satu itu. Terlebih, perbedaan kasta di antara mereka pasti akan membuat Theodore menolak keras perasaannya.

Keluarga Alford yang terpandang juga pasti akan tidak akan membiarkan Theodore jatuh ke dalam kisah cinta yang nyata bersama Lilly. Perbedaan latar belakang yang begitu signifikan pasti akan membuat Lilly tersingkir dari standar menantu keluarga Theodore yang berdomisili di Prancis itu.

"Alford?"

"What?"

"Apa kau—"

Drrtttt

The Escapes of MistressWhere stories live. Discover now