14. 〣 BROWNIES 〣

101K 11.2K 386
                                    

☆Happy Reading☆

Hanya satu kata yang cocok untuk melambangkan keadaan dapur besar itu sekarang ini, yaitu kacau. Tepung berserahkan di mana-mana dengan beberapa telur yang sudah pecah, di tambah alat-alat untuk membuat kue itu sudah tergeletak dengan prihatin.  Rexanne menggenggam dua butir telur dengan perasaan dongkol.

"Dasar kau telur sialan! Bagimana hanya digenggam sedikit kuat bisa pecah?! Lemah sekali! Hey! Tolong bilang pada indukmu agar becus membuat cangkang! Menyebalkan sekali", umpat Rexanne dengan ketus.

Gadis itu menatap sekelilingnya dengan meringis dalam hati. Hadeh, hanya untuk membuat satu brownies kukus, yang membuat liurnya keluar saat melihat iklan di televisi jadi seperti ini. Sudah empat jam ia berdiri di dapur miliknya, dan tak membuahkan hasil sedikitpun.

"Kenapa membuatnya sangat susah?!, di iklan tadi terlihat sangat mudah! Hah!", geram Rexanne 

Ting tong

Rexanne mendengus saat bel rumahnya berbunyi, terdengar menggelar di seluruh penjuru rumah. Gadis itu segera berlari menuju lantai dasar, kemudian membuka pintu rumahnya.

"Ngapain?"

Rexanne menatap tak suka pada manusia-manusia, di belakang kedua sahabatnya yang sedang berdiri dengan santai.

"Kim? Lo habis bertempur?", ujar Ifanka yang menatap dengan mulut terbuka sambil menatap dari atas hingga bawah tubuh Rexanne yang penuh tepung.

Sedangkan Rara? Gadis itu sudah ngakak duluan bersama Avian. Ya Avian yang bersama dengan ketiga sahabatnya yang lain.

"HEH! GUE TANYA! LO PADA NGAPAIN DI SINI? MINTA SUMBANGAN? SORRY GUE NGGAK PUNYA UANG RECEH", ujar ketus Rexanne dengan mood yang bertambah buruk.

"Dih, gue juga nggak mau kali bertemu sama makhluk kayak lo, kalo teman-temen gue nggak pada maksa", ujar Mark dengan sinis.

"YAUDAH! SONO LO, BALIK. Gue nggak lagi nerima tamu", ujar balas sinis Rexanne yang bersikedap dada.

"Eh cantik, jangan galak-galak atuh. Kita datang baik-baik kok", ujar Avian sambil mengedipkan mata.

Rexanne menatap kedua sahabatnya dengan tajam, yang dibalas cengiran bodoh mereka.

"Hehehe Kim, kita berdua nggak sengaja jumpa di jalan saat mau ke sini. Nah, si Avian ngikutin kami bersama tiga curut", ujar Rara dengan wajah polos-polos bangsat, membuat Rexanne ingin sekali menonjok wajah menjijikan itu.

Alaric dengan santai menggeser tubuh Rexanne dan masuk ke dalam, dengan tangan ia sembunyikan di kedua kantong jeans selututnya.

"WOY! GUE BELUM IZININ YA! GUE UDAH BILANG NGGAK NERIMA TAMU! APALAGI DATANG NGGAK BAWA BUAH TANGAN!", pekik Rexanne dengan sindiran, ia menatap dengan sangar pada Alaric yang duduk di sofa mengabaikannya.

"HAYUK GUYS, MARI MASUK. BUAT SENYAMAN MUNGKIN, ANGGAP RUMAH SENDIRI, OKEY?", ujar Avian yang ikut meneromos dengan wajah cerah diikuti yang lain.

"SIALAN! YANG PUNYA RUMAH SIAPA? YANG NGATUR SIAPA?", pekik Rexanne dengan keras. Gadis itu menutup pintu dengan wajah masam dan bibir mengerucut. Rexanne menatap bagai bilah pedang pada Alaric yang merupakan dalang dari semua ini.

Saat Alaric mengangkat wajah karena merasa ada sesuatu yang mengganggu dan langsung bertatapan dengan mata hitam Rexanne, gadis itu langsung membuang muka dengan kesal.

"Rex? Rumah lo besar gini masa nggak ada makanan gitu?", ujar Avian dengan tak berdosa.

"MAKAN ITU SOFA!", teriak geram Rexanne yang langsung naik me lantai dua, tanpa menghiraukan tawa keras Rara dan Ifanka, serta wajah Avian yang ternistakan.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now