3. Ayla Khumaira

248K 24.1K 188
                                    


Ayla termenung di atas ranjang, setelah acara resepsi selesai mereka memutuskan masuk ke kamar masing-masing. Gaun pengantinnya sudah terganti dengan gamis navy dengan cadar yang masih menempel di wajahnya. Ayla masih belum yakin jika dirinya kini sudah menyandang gelar menjadi seorang istri Calvin Aldeguer pembalap muda yang terkenal di mana-mana.

Jika dipikir, pernikahan ini terjadi karena Ayla yang tanpa sengaja sering bertemu dengan Vei. Waktu itu, Ayla sedang belanja di supermarket. Ketika hendak membayar, Ayla melihat wanita paruh baya seperti kebingungan.

Ayla bertanya, "Ada apa?"

Orang itu menjawab, "Saya kehilangan dompet." 

Orang itu adalah Vei. Dengan sopan Ayla membayarkan belanjaan Vei saat itu dan untungnya Ayla membawa uang dobel.

Di waktu yang berbeda, Ayla kembali bertemu dengan Vei di kampus. Ternyata, Vei adalah salah satu donatur terbesar di kampus, seorang dosen memerintahkan Ayla untuk mengurus segala keperluan Vei di sana. Dari situ, Vei mulai mengenal Ayla dengan baik, cara berbicara yang lembut dan penuh sopan santun membuat Vei memutuskan untuk menikahkan putranya dengan Ayla.

Tak mudah bagi Vei untuk mengatur acara pernikahan ini. Karena putranya yang sedang di luar negeri dan Ayla yang belum tahu apa-apa soal Calvin. Karena sering bertemu, keduanya menjadi makin akrab layaknya seorang ibu dan anak. Dari situ, Vei sedikit demi sedikit menceritakan tentang putranys kepada Ayla, serta rencananya untuk menikahkan keduanya.

Ayla sangat terkejut atas permintaan Vei yang ingin dia menikah dengan Calvin. Ayla mengatakan dia akan bertanya terlebih dahulu pada keluarganya dan Vei menyetujuinya.

"Kalau hal baik, jangan ditunda-tunda. Ayah rasa, kamu juga sudah siap menjadi seorang istri.," Begitu jawaban ayah Ayla waktu itu.

"Yang penting, Ayla bahagia, karena pernikahan itu ibadah sampai napas terakhir kamu nanti," tambah bundanya.

Dengan pertimbangan yang matang, Ayla akhirnya menyetujui pernikahan tersebut. Ayla tidak tahu soal Calvin yang Ayla dengar dari Vei, Calvin sedang berada di Spanyol untuk balapan. Ayla tak ambil pusing soal itu, bagaimana Ayla bisa sangat yakin pada Calvin? Tentu saja, karena Vei. Ayla pikir, jika ibunya saja sangat baik, apalagi anaknya. Begitu yang terlintas di pikiran Ayla waktu itu.

Ceklek.

Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Ayla mengalihkan pandanganya. Tampak Calvin keluar dengan kauos hitam polos dan celana di bawah lutut. Di kepalanya bertengger handuk untuk mengeringkan rambut yang basah.

Calvin berjalan ke arah sofa, mendudukkan dirinya di sana, lalu menggosok rambutnya dengan handuk. Calvin menghembuskan napfas lelah, benarkah kini statusnya menjadi seorang suami? Secepat itu? Calvin bahkan tak pernah membayangkan hal ini terjadi.
Pria itu menatap lurus gadis di depanya yang terus menunduk.

"Kenapa?"

Ayla mendongak, untuk pertama kalinya pandangan mereka bertemu walaupun jarak keduanya cukup jauh. Namun, Calvin dapat melihat mata teduh seseorang yang kini menyandang gelar sebagai istrinya.

"Apa?" tanya Ayla bingung.

Untuk beberapa saat Calvin tertegun mendengar suara lembut Ayla. "Kenapa mau nikah sama gue?"

"Kamu orang baik."

Calvin tertawa pelan. Dia? Baik? Calvin saja tidak tahu itu.

"Tahu dari mana lo? Gue aja nggak kenal sama lo."

Benar juga, perkataan Calvin. Mereka tidak saling kenal, bertemu saja belum pernah Namunpakah harus sefrontal itu mengatakannya?

Kembali Calvin menghembuskan napas berat. "Gue nggak sebaik yang lo kira. Gue nggak kenal lo dan lo nggak kenal gue, right?"

Dengan ragu Ayla mengangguk.

"Okay, lets start, Calvin Aldeguer," ucap Calvin dan entah sejak kapan pria itu kini berdiri di hadapan Ayla dengan tangan terulur.

Ayla membalas uluran tangan Calvin, untuk kedua kalinya mereka kembali berjabat tangan. "Ayla Khumaira."

"Gue yakin, lo udah tau pekerjaan gue, apa lo nggak masalah soal itu?"

Ayla mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus."

Calvin memutari ranjang, memposisikan dirinya untuk tidur di samping Ayla yang kini masih duduk di belakangnya. Dengan masih memunggungi Ayla Calvin kembali berucap.

"Lo nggak boleh ikut campur urusan gue dan gue nggak bakal pernah ikut campur urusan lo. Hargai privasi masing-masing."

Setelah mengucapkan itu Calvin memejamkan mata, bersiap tidur. Sementara Ayla yang mendengar ucapan Calvin tersenyum sendu.

 Nggak apa-apa, Ayla. Mungkin, Calvin belum menerima kamu, batin Ayla menyemangati dirinya.


Tbc

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang