07 - Jealous

212K 18.7K 1.5K
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

Maaf baru update, kemarin mau aku publish, tapi pas aku baca lagi ditengah jalan malah ketiduran 😭

Maaf baru update, kemarin mau aku publish, tapi pas aku baca lagi ditengah jalan malah ketiduran 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

07. Jealous

Elin melangkah lebar memasuki area SMA Pancasila, pagi ini gadis itu telat bangun, sehingga mengharuskannya berlari untuk mengejar waktu yang terus berjalan. Hari ini dia diantarkan oleh Virgo, untung saja abangnya itu mau menunggu dirinya yang masih molor di atas kasur.

Di tengah jalan, gadis itu tak menyadari jika terdapat benda keras yang menghadang jalan, lebih tepatnya Elin tertabrak oleh seseorang.

Brukkk!

Elin sedikit terpental akibat benturan yang lumayan keras, gadis itu sampai terduduk di atas tanah.

Elin hendak memaki si pelaku. Namun, niatnya ter urungkan kala mengetahui siapa yang telah menabrak dirinya.

"Om ngapain disini?" tanya Elin seraya kembali menegakkan badannya.

"Bukan urusan kamu," jawab Diksa ketus, lalu melenggang begitu saja dari hadapan gadis itu. Raut wajah Diksa nampak keruh tak bersahabat.

Elin memandang punggung Diksa dengan bertanya-tanya, tak biasanya pria itu bertingkah acuh seperti tadi.

Beberapa saat kemudian, gadis itu segera tersadar. Ia sampai melupakan tujuan awalnya. Elin kembali berlari sekencang-kencangnya, hingga sampailah dirinya tepat di depan kelas 12 IPS 1.

Pintu kelasnya telah tertutup, menandakan jika guru sudah memasuki kelas.

Lantas gadis itu mulai mengetuk pintu dengan gerakan teratur, kemudian masuk kedalam kelasnya dengan menunduk sopan.

"Maaf Pak, saya terlambat." ujar Elin tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tataplah lawan bicaramu, apakah lantai lebih menarik dari wajah saya?"

Suara itu terdengar familiar di telinga Elin. Gadis itu segera menegakkan kepalanya. Dan lagi-lagi ia dibuat terkejut dengan keberadaan Aldiksa Diningrat, Duda hot yang akhi-akhir ini hinggap di pikirannya.

"Silahkan keluar dari kelas saya, dan hormat tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi!" perintah Diksa membuyarkan lamunan Elin.

"Tap---

"Saya tidak mentolerir alasan apapun!" potong Diksa tak terbantahkan.

Lantas Elin mengangguk pasrah, jika membantah pun ia tak memiliki keberanian. Gadis itu mulai melangkah keluar untuk menjalani hukuman sesuai yang diperintahkan Diksa.

☘️☘️☘️

Panas terik seolah membakar kulit Elin, tepat pukul 10.30 bel istirahat pertama berbunyi. Barulah gadis itu bernafas lega setelah menjalani hukuman yang amat menyiksa tubuhnya.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang