44. Kecurigaan

365 18 0
                                    

44. Kecurigaan

Happy Reading!!

Siang harinya tepatnya pukul 13:30 WIB setelah selesai kelas satu mata pelajaran. Kini kedua wanita tengah berada di sebuah kantin kampus di temani dengan makanan favorit mereka yaitu mie ayam mba Jumi.

20 menit yang lalu pembelajaran kelas mapel bu Agnes telah berlalu, dan sekarang waktunya Vanessa dan Ansel mengisi perut mereka yang sendari tadi berisik meminta makanan.

Vanessa yang sangat lahap memakan mie ayam  tersebut sampai-sampai tak sadar ada noda di ujung bibirnya. Sedangkan Ansel yang sadar akan itu, ia menatap sahabatnya itu dengan tatapan heran. Sahabatnya itu seperti orang yang kelaparan belum makan se-abad.

"Lo laper apa doyan Ca?" tanya Ansel.

Vanessa mendongak dengan mulut sedang mengunyah mie ayam. "Ha apwha?" tanyanya balik, ia kurang jelas Ansel bertanya apa.

Ansel menghelas nafas. "Lo itu laper apa doyan? Dari tadi gue liatin makan mie ayam lahap bener."

Sebelum menjawab pertanyaan Ansel, Vanessa terlebih dahulu meminum air mineralnya.

Glekk glekk

"Dua-duanya Sel ... gue itu udah lama ga makan mie ayam mba Jum, secara 'kan mba Jum udah seminggu ngga buka, ya 'kan?" ujarnya seraya melanjutkan kembali menghabiskan mie ayam yang masih tersisa di mangkoknya.

"Iya sih ... tapi ngga segitunya juga kali, lo makan mie ayam sampe belepotan gitu."

"Belepotan?"

Ansel mengangguk. "Iya. Nih liat." Ansel menyodorkan cermin kecil yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi.

Vanessa memandang bibirnya di cermin kecil itu, sedetik kemudian ia menyengir karena melihat ada noda di ujung bibirnya.

Lalu Vanessa pun segera mengambil tissu dan mengelap bibirnya.

Selang beberapa menit mie ayam milik Vanessa dan Ansel kini sudah habis termakan tanpa sisa, dan kini mereka tengah menikmati keindahan kantin kampusnya pada siang hari. Sangat ramai seperti biasanya, banyak pelajar lainnya yang tengah mengisi perut mereka dan ada pula beberapa dosen yang sedang jajan di kantin tersebut.

"But the way, gue dari  selesai kelas tadi pengen nanya sama lo," Kata Ansel seraya menatap Vanessa dengan tatapan mengintimidasi.

"Tanya apaan?"

Ansel memajukkan wajahnya sedikit. "Kenapa tadi jalan lo aneh banget? Kaya bocah abis sunat." tanyanya penasaran. Pasalnya dari tadi ketika Vanessa memasuki kelas sampai kelas selesai cara jalan Vanessa itu tidak seperti biasanya.

Vanessa terdiam, matanya tidak nyaman melirik kekanan dan kekiri. Sekarang ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan Ansel tersebut, apa ia harus jujur atau berbohong? Tapi kalau'pun ia berbohong itu percuma, ujung-ujungnya Ansel akan tahu juga.

"Kok diem? Hayooo ngaku lo abis ngapain sama Rey?" Ansel bertanya dengan sedikit menggoda Vanessa.

Vanessa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gu-gue ngga abis ngapa-ngapain kok. Emangnya apa yang habis gue lakuin sama Rey?"

"Yaelah pake nanya balik ke gue. Ya lo sendiri udah ngelakuin apa aja sama Rey? Lo pasti udah di unboxing 'kan sama Rey, ya 'kan?"

Vanessa menggeleng. "Ngga, so tau lo!"

Matanya ia sipitkan serta bibirnya yang tersenyum jahil. "Oh ya?" katanya.

Tangan Ansel lalu bergerak membuka sebagian rambut Vanessa yang dimana di bagian leher terlihat sangat jelas karya seni yang telah di buat oleh Rey.

𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]Where stories live. Discover now