8. Penentuan Tanggal

393 60 11
                                    

8. Penentuan Tanggal

"Jadi kalian ini udah saling kenal?" tanya Papah kepada Rey dan Vanessa.

Vanessa spontan menjawab. "Ngga!" Rey mengangguk setuju.

Papah merasa bingung. "Lho, terus tadi kenapa kamu kaya kaget gitu pas ngeliat Rey?"

"Ma-maksud aku gini Pah, aku sama Rey cuma pernah saling ketemu aja sebelumnya. Ya jadi aku kaget dong tiba-tiba Rey ada di sini, dan tau kalo Rey yang bakal di jodohin sama aku." ujarnya seraya melirik Rey.

Papah ber'oh'ria. "Jadi kalian udah pernah saling ketemu?" pertanyaan itu di angguki oleh Rey dan Vanessa.

Ya walaupun sebenarnya kalian itu udah saling kenal dari dulu -batin Papah.

"Yaudah kalo gitu bagus dong! Jadi kalian berdua tinggal mempererat pendekatan kelian aja." sahut Bunda.

Mamah mengangguk. "Nah betul itu!"

"Kalo begitu kita ngga perlu lama-lama buat nentuin tanggal pernikahannya." kata Bunda.

"Menurut kalian hari dan tanggal kapan yang pas untuk mempersiapkan acaranya?"

"Bagaimana kalo minggu depan?" usul Ayah.

Bunda, Mamah dan Papah mengangguk setuju.

"Itu bagus! Lebih cepat akan lebih baik." kata Mamah.

Sedangkan Rey dan Vanessa hanya bisa menyimak dan memperhatikan kedua orang tua mereka masing-masing.

"Rey! Bagaimana sama kamu, kamu setuju 'kan acara pernikahan kamu di laksanakan minggu depan?" tanya Bunda.

"Kalo Rey terserah Bunda sama Ayah aja dan juga tergantung Vanessa." kata Rey matanya melirik Vanessa.

Bunda beralih menatap Vanessa.

"Vanessa! Bagaimana sama kamu sayang?" tanya Bunda lembut.

Sebelum menjawab pertanyaan dari sang Bunda terlebih dahulu Vanessa melirik ke arah Mamah dan Papahnya yang kemudian beralih menatap Rey juga yang sedang menatapnya.

"Ca!" panggil Mamah.

"A-ah iya Mah?"

"Yeh kamu kok malah diem, jawab dong."

"Iya kalo aku setuju aja Mah." jawabnya.

Semua yang berada di situ mengembangkan senyum terutama Bunda dan Mamah yang terlihat sangat senang.

"Yaudah kalo gitu ini udah fix acara pernikahan kalian berdua akan di laksanakan minggu depan. Kalian tenang aja, semua keperluan acara biar pihak dari keluarga kami yang urus." ujar Ayah.

Ayah berdiri. "Kalau begitu saya dan keluarga pamit pulang dulu ya Pak Varro dan Bu Rossa."

"Oh iya, sebelumnya saya berterima kasih atas pertemuan untuk membicarakan soal perjodohan ini. Semoga di saat hari acaranya berjalan dengan lancar." ujar Papah.

"Aamiin pak. Yaudah kalo gitu saya pamit dulu."

"Ayo Rey kita pulang." ajak Bunda pada Rey.

"Rey tunggu!" panggil Vanessa.

Bukan hanya Rey yang memabalikkan badan namun Bunda dan Ayah 'pun ikut berbalik badan.

Sebelah alis Rey terangkat. "Kenapa?" tanyanya lembut.

"Vanessa mau ngomong sama Rey sebentar boleh?"

Ada kerutan tipis di dahi Rey namun sedetik kemudia ia mengangguk. "Boleh, mau ngomong apa?"

𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang