40. Udah Cocok

186 22 3
                                    

40. Udah Cocok

Seperti biasa jangan lupa tap bintang sebelum membaca, okay! ^-^

"Yeayyy akhirnya udah sampai!" seru Dasya ketika mobil hitam milik Rey sudah sampai dan sudah terparkir di parkiran Mall.

Vanessa menoleh ke arah kursi belakang dimana tempat Dasya dan Daffa duduk, Vanessa mengembangkan senyum melihat Dasya yang terlihat sangat bahagia itu.

"Yaudah yuk, kita langsung masuk ke dalam aja." tutur Vanessa.

Lalu kemudian keempatnya tersebut keluar dari dalam mobil dengan Dasya yang berada di gendongan Rey dan Daffa berada pada genggaman tangan Vanessa.

Mereka berjalan memasuki area Mall yang banyak di penuhi pengunjung, ada banyak sekali pengunjung di sini dari berbagai kalangan, seperti remaja-remaja abg yang masih sekolah dan adapula remaja mahasiswa/i beserta banyak sekali keluarga yang bahagia tengah bermain di Mall ini. Tetapi ntah mengapa mereka yang baru saja masuk ke dalam Mall tersebut seketika mereka langsung menjadi sorotan para pengunjung Mall di sini, banyak yang menatap ke arah mereka dengan tatapan penuh arti. Ya wajar saja sih kalau mereka menjadi pusat perhatian karena memang mereka yang berjalan seperti itu banyak mendapatkan perhatian dan banyak dari mereka yang berfikiran melihat Vanessa, Rey, Daffa dan Dasya layaknya seperti sebuah keluarga yang bahagia dari kalangan keluarga kaya.

"Rey, kok aku merasa kita kaya jadi pusat perhatian ya?" kata Vanessa seolah merasa risih di lihat banyak orang seperti itu.

"Udah gapapa, kamu ngga usah liatin mereka balik, terserah mereka mau liatin kita apa ngga, lagian wajar kalau mereka ngeliatin kita mereka 'kan punya mata." ujar Rey.

"Iya Ante bener apa kata om, 'kan mata itu gunanya untuk melihat, iya 'kan om?" sahut Dasya bertanya pada Rey.

Rey mengangguk seraya mencubit gemas hidung mungil milik Dasya. "Ya kamu benar sayang."

"Iya sih. Tapi 'kan tetap aku sedikit risih kalau mereka terus menerus liatin kita." kata Vanessa seraya matanya menatap sekitar, masih banyak orang-orang yang menatap ke arah mereka dengan tatapan iri serta kagum, bahkan Vanessa bisa melihat ada juga yang menatap mereka dengan tatapan tidak suka.

Satu tangan Rey bergerak merangkul pinggang ramping istrinya. "Udah sayang ... kata aku juga kamu jangan liatin mereka balik, nanti yang ada kamu malah tambah risih. Biarin aja apa mau mereka." ujar Rey.

Vanessa menghela nafas sejenak lalu sedetik kemudian ia mengangguk. "Iya-iya. Oh iya ini kita mau kemana dulu?" tanyanya pada Rey.

"Kita langsung beli boneka buat Dasya aja gimana?" usul Rey.

Vanessa mengangguk. "Yaudah ayok." Vanessa memperat genggangam tanganya pada Daffa.

Lalu mereka kini tengah berjalan mengelilingi seisi Mall mencari sebuah toko boneka di sana. Hingga beberapa menit kemudian akhirnya mereka menemukan sebuah toko boneka yang terlihat ada banyak sekali macam-macam boneka di sana terutama boneka boba.

"Om-om itu ... itu bonekanyaaa." seru Dasya seraya menunjuk nunjuk sebuah boneka boba yang terletak di atas lemari kaca.

Rey mendongak melihat boneka itu. "Ah iya itu, Dasya mau yang itu sayang?" tanyanya pada Dasya.

Dasya mengangguk cepat. "Iya om, Dasya mau yang itu, yang gede warna coklat." kata Dasya memberitahu.

"Baiklah. Mana ini penjaganya?" Rey mengedarkan pandangannya mencari seorang penjaga toko boneka ini.

"Permisi Pak, Bu, ada yang bisa saya bantu?" seorang penjaga toko dengan tiba-tiba datang sudah berdiri di dekat mereka.

Mereka refleks menoleh.

𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora